Connect with us

Entertainment

Sensasi Upin & Ipin: Keris Siamang Tunggal

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Fantastis. Hampir di semua bioskop di Jakarta, sejak Kamis (9/5/2019) pekan lalu, dipenuhi penonton anak-anak.

Satu pemandangan sama terjadi di XXI, Cinemaxx, CGV dan jaringan bioskop lain, anak-anak didampingi ayah dan ibunya, bahkan ikut pula kakek dan neneknya. Tujuan mereka cuma satu: nonton film animasi anak-anak Upin & Ipin: Keris Siamang Tunggal’ yang lolos sensor untuk semua umur.

Selama 90 menit, selalu terdengar sorak sorai dan tepuk riuh anak-anak melihat jagoan mereka : si kembar Upin dan Ipin. Jika terjadi perkelahiran atau peperangan antara tokoh jahat Raja Bersiong  melawan tokoh baik Upin dan Ipin, tepuk tangan bergemuruh dan sorak sorai membahana.

Bahkan, sejak awal penayangan, dihadirkan dua maskot boneka Upin dan Ipinyang  langsung diterbangkan dari Malaysia. Sebelum film diputar, dua boneka ini hadir di bioskop dan menyalami penonton anak serta berpotret bersama anak dan orang tuanya.

Film produksi Les Copaque Productions Sdn. Bhd. dari negara jiran Malaysia dan diedarkan oleh MNC Cinema dari Indonesia ini awalnya hanya mendapat 203 layar, lalu ditambah menjadi 217 layar dan terakhir meningkat menjadi 225 layar. Selama tiga hari penayangan, sudah menyabet 96.231 penonton, hampir mencapai 1 juta orang.

“Ini luar biasa. Dua anak saya merengek ingin nonton Upin dan Ipin di Blok M Square. Selain jaraknya dekat dari rumah saya di Kebayoran Baru, juga tiket di sini terjangkau. Akhirnya, saya dan isteri cari waktu luang ya hari Sabtu ini baru bisa nonton bareng,” kata Akbar, kepada penulis.

“Teknik komputernya hebat, enggak kalah dengan buatan Disney dari Hollywood. Sebenarnya sineas kita juga bisa bikin film animasi seperti mereka. hanya ceritanya kering dan kurang mendidik. Promosi Upin-Ipin sangat hebat, sudah tayang di banyak negara lain di luar Malaysia,” tambah Akbar. Begitu film usai, beberapa anak kecil ada yang digendong dan dirangkul oleh ayah dan ibunya. Banyak yang tertidur rupanya. 

Film Upin – Ipin penuh petualangan fantasi. Bersama 6 sahabat karibnya, Upin – Ipin berusaha menyelamatkan kerajaan fantasi Indraloka dari ancaman musuh Raja Bersiong  (Raja Bertanduk) yang jahat. Enam sahabatnya adalah Ehsan, Fizi, Mail, Janjit Singh, Mei Mei dan Susanti. Di sini, pujian patut dan layak diberikan kepada Penerbit Burhanuddin Md Radzi, dimana unsur ‘melting pot’ dan keberagaman antar-etnis dipersatukan lewat persahabatan enam anak dengan Upin Ipin ini : ada Cina, ada Tamiil dan ada Indonesianya.

Bahasa pengantarnya adalah bahasa Melayu. Karena beberapa kata, istilah dan dialek bahasa Melayu yang sulit dipahami oleh penonton Indonesia, maka diberi teks terjemahan dalam Bahasa Indonesia. Memang, untuk beberapa kata dan istilah, antara Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia, ada kesamaan dan sama padanannya.

“Yang hebat adalah director (sutradara)nya, cerita di Upin – Ipin ini dipadukan dengan unsur dongeng dan cerita rakyat yang populer di tanah air Indonesia, seperti Malin Kundang, Pak Belalang, Bawang Merah Bawang Putih dan Raja Bersiong,” lontar pengamat film Yan Wijaya, yang nonton di hari ketiga.

Upin – Ipin awalnya berupa sinetron anak-anak di televisi dan dirilis di Malaysia 14 September  2007. Disiarkan pertama kali oleh TV9 dan ada sebanyak 12 musim tayang. Tujuan semula untuk mendidik anak-anak agar lebih paham tentang hakekat puasa Ramadan.

Meski berlatar budaya setempat, toh Upin – Ipin laris di banyak negara. Selain tayang di MNC TV di Indonesia, juga Hilal TV di Turki, Singapura, Filipina, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Korea Selatan dan negara-negara lain di Asia.

Ada permintaan pasti ada penawaran. Begitu sinetronnya meledak di mana-mana, diikuti penjualan cindera mata dan komik Upin – Ipin dicetak dan laris terjual. Tahun 2017, barulah diangkat ke film layar lebar.

“Ada kemungkinan Upin – Ipin the movie akan dilanjutkan sekuelnya. Kita sudah siapkan naskah skenario dan tim animasinya,” kata Produser Muhammad Usamah Zaid Yassin, sebagaimana dikutip dari websitenya.

Ada tulisan menarik di harian Waspada-Medan yang dikutip di sini :”…Cerita “Upin-Ipin’ bertema pendidikan dan berunsur Islam. Tayang di hari baik bulan baik, bulan Ramadan. Meskipun demikian, Upin dan Ipin menghormati dan mengetengahkan teman-temannya yang berbeda keyakinan, ada Cina dan Tamil,” . Kapan, sineas Indonesia bisa membuat film animasi seperti Upin-Ipin, yang ceritanya masuk akal serta sangat populer di negara-negara di luar Malaysia. [pik]

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *