Connect with us

Ekonomi & Bisnis

TikTok Bersitegang dengan Universal Music Group Terkait Bisnis Musik

Published

on

Ilustrasi foto (Courtesy: pexel.com)

JAYAKARTA NEWS – TikTok, platform media sosial yang sedang naik daun, kembali berada dalam sorotan publik setelah terjadi ketegangan dengan Universal Music Group (UMG), salah satu label musik terbesar di dunia.

Dalam pernyataan yang baru-baru ini dikeluarkan, UMG menulis, “Pada akhirnya, TikTok mencoba membangun bisnis berbasis musik tanpa membayar nilai yang wajar untuk musik.”

Kontrak terkini antara UMG dan TikTok, yang berlaku sejak tahun 2021, mencakup musik rekaman dari artis di label-label UMG dan penulis lagu yang terkait dengan Universal Music Publishing Group.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, UMG dan TikTok sepakat untuk melakukan eksperimen dengan fitur-fitur baru, termasuk memungkinkan pengguna untuk menyertakan cuplikan dari katalog musik penuh UMG yang meliputi nama-nama besar seperti Bad Bunny, SZA, Drake, Kendrick Lamar, Harry Styles, Justin Bieber, Adele, U2, dan Elton John.

Ketegangan antara TikTok dan UMG muncul seiring dengan fokus TikTok yang semakin besar pada kreasi dan kurasi musik. TikTok memposisikan TikTok Music, yang diluncurkan tahun lalu di beberapa negara tertentu, sebagai pesaing serius bagi layanan streaming musik seperti Spotify dan Apple Music.

Sementara itu, TikTok sedang melakukan uji coba fitur “AI Song” yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menciptakan lagu berdasarkan prompt yang dimasukkan pengguna.

Meskipun TikTok telah menunjukkan kesiapan untuk berbicara dengan label-label tertentu dengan syarat yang dianggap menguntungkan, seperti yang dilaporkan melakukan pembicaraan dengan Warner Music Group, Sony Music Entertainment, dan UMG sepanjang tahun 2022 dan 2023 untuk mendapatkan bagian dari pendapatan iklan, TikTok tidak segan-segan untuk menunjukkan pengaruhnya sesuai dengan kebijakannya.

Pada Februari tahun lalu, TikTok menghapus musik dari perusahaan rekaman besar dari layanannya untuk sebagian pengguna di Australia, tampaknya sebagai uji coba untuk melihat dampaknya terhadap keterlibatan pengguna.[nyt/techcrunch/sm]

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *