Connect with us

Feature

Lagu Puisi Rendra di Tembi

Published

on

Kiri: Tatyana dan Umar Muslim. Kanan: Untung Basuki. (foto: ist)

Jayakarta News – Sebut saja, ketiganya, Untung Basuki, Umar Muslin, dan Tatyana adalah pelantun lagu puisi. Mereka akan menampilkan puisi-puisi karya Rendra, dan dipentaskan Rabu, 16 Oktober 2019, pkl 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Jl. Parangtritis Km 8,5, Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

Untung Basuki, selain anggota Bengkel Teater pimpinan Rendra, dan sudah lama dikenal sebagai orang yang selalu asyik setiap kali menggubah puisi menjadi lagu. Kali ini dia akan membawakan tiga puisi Rendra, yang sudah lama dia buat menjadi lagu untuk ditampilkan di Tembi, dalam rangkaian seri pertunjukan Sastra Bulan Purnama.

Sejak tahun 1970-a, Untung sudah dikenal sering membawakan lagu puisi, baiki puisi karyanya maupun puisi karya penyair lain, misalnya puisi karya Linus Suryadi dan tidak ketinggalan puisi karya Rendra. Dalam penampilannya di Tembi ini, Untung Basuki akan membawakan 3 puisi Rendra yang berjudul ‘Sebatang Lisong’, ‘Maju Perang’ dan ‘Mengolah Kesadaran’.

Umar Muslim dan Tatyana, keduanya memang saling berpatner. Umar Muslim memetik gitar dan Tatyana, yang lebih akrab dipanggil Nana bertindak sebagai vokal. Keduanya akan melantukan 7 lagu puisi Rendra. Sebelumnya, Umar dan Nana memang dikenal menggubah pusi penyair menjadi lagu, salah satunya puisi karya Sapardi Djoko Damono.

Muhammad Umar Muslim adalah pengajar di Dept. Linguistik FIB-UI, mulai menggubah lagu dari puisi sastrawan-sastrawan Indonesia sejak menjelang penghabisan tahun 1980an sewaktu masih berstatus mahasiswa prodi Sastra Indonesia di UI. Karya gubahannya lebih dikenal ketimbang penggubahnya, antara lain yang amat terkenal adalah lagu “Hujan Bulan Juni”, “Nokturno”, atau “Dalam Bis”, kesemuanya dari sajak-sajak karya Sapardi Djoko Damono. Umar masih rajin menggubah lagu puisi, di antara waktu mengajar

Tatyana Soebianto, perempuan kantoran, nenek dua cucu, pernah beberapa kali menulis buku fiksi dan nonfiksi, dan masih ingin terus bisa menulis dengan lebih baik. Keterlibatannya dengan lagu-lagu puisi dimulainya saat masih duduk di bangku kuliah prodi Sastra Jawa UI tahun 1980an. Sampai kini perempuan lewat setengah abad ini masih sesekali menyanyikan puisi, juga lagu-lagu bergenre semi-jazz. Satu-dua kali diminta membaca sajak tapi Nana, demikian dia dipanggil, tidak yakin apakah dunia baca puisi juga akan digelutinya. 

Tujuh puisi karya Rendra yang akan ditampilkan oleh Umar Muslim dan Tatyana berjudul: ‘Serenda hijau’m ‘Kangen’, ‘Burung Hitam’, ‘Ibunda (Engkau adalah Bumi’, ‘Kali Hitam’, ‘Stanza’ dan ‘Kenangan dan Kesepian’.

Ketiga pelantun lagu puisi yang akan tampil ini, bukan baru pertama kali tampil di Tembi Rumah Budaya, khususnya di Sastra Bulan Purnama, tetapi sudah beberapa kali tampil, terutama Untung Basuki. Bahkan, Untung pernah tampil tunggal di Tembi, khusus mengalunkan lagu-lagu puisi karyanya, termasuk digarap secara orkestra oleh Singgih Sanjaya.

Sementara Umar Muslim dan Tatyana, tahun lalu pernah tampil di Sastra Bulan Purnama, membawakan lagu-lagu pusi karya Rendra. Penampilan keduanya berbeda, Tatyana hanya diiringi petikan gitar Umar Muslim, sementara Untung Basuki, selain petikan gitanya, seringkali ditemani gesekan biola, pukulan kahon dan beberapa jenis alat lainnya. Namun tidak jarang, Untung Basuki hanya tampil sendiri memetik gitar sambil menyanyi, dan disela-sala itu meniup harmonika.

Keduanya, saling memberi warna terhadap pertunjukan lagu puisi. Maka, jangan lewatkan penampilan keduanya, Rabu 16 Oktober 2019, pkl. 19.30 di Tembi Rumah Budaya. (*/rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *