Connect with us

Buku & Sastra

Empat Buku di Sastra Bulan Purnama

Published

on

JAYAKATA NEWS – Sastra Bulan Purnama edisi 132 akan diisi peluncuran buku dan pameran fotografi. Ada empat buku karya Cahyaningrum Dewojati, pengajar Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Dan fotografi karya Alifia Masitha Dewi. Acara ini akan digelar Sabtu, 17 September 2022, pkl. 15.00 di Tembi Rumah Budaya.

Empat buku karya Cahyaningrum yang akan diluncurkan, masing-masing berjudul Pageblug Tokyo, sepenggal catatan perjalanan. Kemudian, Orang-orang Kichi Joji, Jepang dalam sajak dan Sketsa, Memahami Drama-Drama Indonesia Zaman Jepang. Dukun, Hantu dan Mitos-Mitos Dalam Sastra Peranakan Tionghoa.

Karena buku-bukuya  menyajikan kisah mengenai Jepang, maka tajuk Sastra Bulan Purnama diberi judul ‘Kisah Dari Jepang di Bulan Purnama’. Dalam peluncuran ini, selain ada pembacaan puisi, ada juga semacam kesaksian. Yang menyampaikan kesaksian adalah Abidah El Khalieqy, seorang novelis, yang juga memberi pengantar dalam buku ‘Orantg-Orang Kichi Joji’. Buku Puisi dan sketsa ini, terdiri dari dua bahasa, Indonesia dan Jepang  dan skesta karya Arsianti Latifah.

“…setiap teks puisi yang lahir dari jiwa orang beriman, apa pun bentuk dari jenisnya, memiliki kemungkinan makna. Dapat dipandang dari perspektif keberagaman. Dengan sendirinya, makna-makna yang mencuat dari teks puisi tidak harus mengutamakan pesan. Akan tetapi, menjadi lebih hidup jika diolah sebagai kesan,” kata Abidah El Khalieqy.

Cahyaningrum Dewojati

Perjalanan di Jepang

Selain puisi, Ningrum, demikian panggilannya, juga menulis kisah perjalanan selama ia tinggal di Jepang. Buku ini dilengkapi foto-foto, sehingga memperkaya kisah perjalanan yang ditulisnya. Kisah ini diawali dengan masa pageblug atau pandemi covid 19, saat ia mendarat di Tokyo.

“Meski bukan pengalaman pertama berkunjung di Jepang, bagi saya,  Negeri Samurai ini selalu saja menyajikan kejutan dan pengalaman baru. Banyak hal absurd, aneh, tak masuk akal, dan ajaib yang selalu bermerincing mengiringi langkah saya tiap hari. Saya seperti jadi manusia penjelajah ulang alik yang masuk terjebak di antara dunia fiksi dan nyata,” ujar Cahyaningrum.

Beberapa orang, yang dikenal di kalangan pecinta sastra dan teater di Yogya juga akan tampil. Misalnya, Hariono Gentong, yang sekarang berumur 77 tahun, dan dikenal sebagai penulis naskah dan sutradara teater. Ia akan membacakan karya Cahyaningrum Dewojati, selain itu ada Harmono, penyair muda, Anis Maslihatin dan sejumlah nama lain. Akan Tampil juga musikalisasi puisi oleh KMSI FIB UGM.

Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama menyebutkan, sebagai pengajar Cahyaningrum bisa meluangkan waktu untuk menulis. Bukan hanya buku teks untuk mahasiswa, tetapi juga puisi dan kisah perjalanan.

“Di tengah kesibukannya sebagai pengajar juga sebagai ibu rumah tangga, Ningrum masih menghasilkan karya tulis. Karya yang tidak hanya untuk dirinya sendiri. Akan tetapi juga bisa dinikmati oleh orang lain, dalam bentuk diterbitkan menjadi buku,” ujar Ons Untoro. (pr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *