Connect with us

Kabar

Malang Berpotensi Jadi Pusat Inovasi Alat Teknologi Kesehatan

Published

on

MALANG, JAYAKARTA NEWS – Baru-baru ini, Direktorat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Universitas Brawijaya, menggelar acara seleksi/pitching peserta para inovator untuk mendapatkan dana hibah inovasi, yang melibatkan beberapa guru besar universitas dan praktisi/ engusaha sebagai tim reviewer, dan salah satunya adalah, Ardantya Syahreza, Ketua Umum Malang Health Tourism Board .

Tanpa disadari, ternyata peserta dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya adalah peserta inovator terbanyak dan harus diakui banyak inovasi-inovasi yang cukup menarik untuk diupayakan proses hilirisasinya.

Ardantya diundang untuk mendampingi Ketua Pusat Inovasi dan Hilirisasi DI2B UB, Dias Satria, SE, M.APP.ECE, Ph.D dan Sekretaris Direktur, Sri Palupi Prabandari, SE, MM, Ph.D audiensi dengan para pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

Direktorat Inovasi dan Inkubasi Bisnis Universitas Brawijaya memiliki tujuan untuk menjadi badan layanan yang berperan aktif mendorong munculnya inovasi dan kewirausahaan di lingkungan Universitas Brawijaya. Maka dari itu DI2B merasa perlu untuk melibatkan pihak profil swasta pengusaha yang salah satunya adalah Ardantya Syahreza, SE, yang telah lebih dari 17 tahun berwirausaha.

Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya mengaku bahwa banyak sekali ide ide inovasi yang dilahirkan dari para talenta inovator di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan banyak inovasi yang sudah melalui proses uji klinis. Namun, seringkali gagal di proses hilirisasi, komersialisasi, produksi, pemasaran dan seterusnya. Sehingga Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menyambut baik penawaran DI2B bersama rekan-rekan swasta dari Malang Health Tourism Board, Jatim Park, dan lain sebagainya.

Malang Health Tourism Board yang dipimpin oleh Ardantya Syahreza memiliki kepentingan atas berhasilnya inovasi – inovasi bidang kesehatan medik ini agar lebih banyak terproduksi massal dan terpasarkan dengan baik, karena Malang Health Tourism Board dapat juga menjadi penaung inkubasi inovasi alat-alat teknologi kesehatan yang bermuara di Kota Malang dan memberikan dampak pada layanan kesehatan yang terus berevolusi berkembang dari waktu ke waktu agar pelayanan kesehatan di ekosistem Malang Health Tourism dapat unggul paling tidak setara dengan pelayanan kesehatan di Penang, Korea Selatan maupun Singapore.

Tim Malang Health Tourism Board melalui DI2B akan berperan aktif mendampingi penajaman business model, financial forecasting, memastikan security para vendor partners, COGS yang feasible, dan lain sebagainya.

Malang Raya saat ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat inovasi terobosan alat teknologi kesehatan di Indonesia. (Heri)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *