Sport
Lifter Thailand Jadi Ancaman Indonesia
JAYAKARTA NEWS— Cabang olahraga (cabor) angkat besi merupakan cabor andalan yang masuk dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Untuk itu, Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) pimpinan Rosan P Roeslani harus kerja keras dalam menghadapi tantangan ke depan dalam upaya mempertahankan prestasi sebagai pemasok medali bagi Kontingen Indonesia di Olimpiade.
Saat ini, lifter Thailand sudah menjadi ancaman bagi Indonesia di Asian Games 2022 Hangzhou dan Olimpiade 2024 Paris. Hal ini bisa dilihat dimana Pasukan Negeri Gajah Putih yang ditangani pelatih bersertifikat Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) asal Indonesia, Lukman sukses meraih gelar juara umum pada cabang olahraga angkat besi SEA Games 2021 Vietnam.
Tidak tanggung-tanggung pada penampilan perdana sejak terbebas sanksi doping yang dimulai tahun 2019 itu, Thailand mampu mengoleksi 6 emas dan 5 perak, dan 1 perunggu. Sementara Tim Nasional (Timnas) Angkat Besi Indonesia yang ditangani Dirdja Wihardja selaku Pelatih Kepala Timnas Angkat Besi hanya menempati posisi runner up dengan mengoleksi 3 emas, 3 perak, dan 4 perunggu.
Hasil ini secara otomatis telah menunjukkan kemampuan Lukman yang pernah mengorbitkan Eko Yuli Irawan sebagai pencetak sejarah dengan meraih medali pada empat penampilan di Olimpiade. Pada Olimpiade 2008 Beijing dan Olimpiade 2012 London, Eko mengoleksi medali perunggu dan pada Olimpiade 2016 Rio de Janeiro dan Olimpiade 2022 Tokyo mengoleksi medali perak.
Di Olimpiade 2020 Tokyo, Lukman juga sempat menangani persiapan Eko Yuli Irawan sebelum kembali melanjutkan kontraknya dengan Federasi Angkat Besi Thailand.
“Saya kembali lagi ke Thailand karena kontrak saya hingga Olimpiade 2024 Paris. waktu menangani Eko melakukan persiapan menuju Olimpiade 2020 Tokyo atas izin Asosiasi Angkat Besi Amatir Thailand (TAWA) yang mendapat surat permintaan dari NOC Indonesia. Sekarang saya konsentrasi melatih angkat besi di Thailand. Dari 6 medali emas itu diraih tiga emas lifter putra Thailand yang merupakan binaan saya sedangkan tiga emas dari lifter putri itu juga selalu konsultasi dengan saya sebelum tampil,” jelas Lukman yang ditemui di Hanoi.
Dari data yang dihimpun, Timnas Angkat Besi Indonesia menurunkan 12 atlet terdiri dari 5 putra dan 7 putri. Dari jumlah itu, dua lifter yakni Rizky Juniansyah dan Windy Cantika Aisah yang diunggulkan tidak mampu menyumbangkan medali emas bagi Kontingen Indonesia.
Rizky Juniansyah yang turun di kelas 81kg hanya meraih perak dengan total angkatan 354kg (Snatch 157kg dan Clean & Jerk 197kg). Medali emas direbut Nattawut Suepsuan dari Thailand dengan total angkatan 355 kg (Snatch 155kg dan Clean & Jerk 200kg).
Sedangkan peraih perunggu Olimpiade 2020 Tokyo, Windy Cantika Aisah terkena diskualifikasi akibat gagal pada tiga angkatan Clean & Jerk di kelas 49kg. Medali emas kelas 49 kg direbut Surodchana Khambao dari Thailand dengan total angkatan 195kg (Snatch 88kg dan Clean & Jerk 107kg).
Bukan hanya Windy Cantika Aisah yang terkena diskualifikasi, Sarah yang turun di kelas 59kg juga mengalami hal yang sama untuk angkatan Snacth.
Kegagalan Cantika, panggilan akrabnya, karena mengalami cedera juga diakui Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PABSI, Hadi Wihardja. Cantika, katanya, mengalami cedera pinggang kanan saat tampil di SEA Games 2021 Vietnam.***azh