Connect with us

Kabar

Budidaya Cacing dan Akung Punya Prospek Bagus

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Kepala Dinas Sosial Jatim, Dr Alwi MHum beserta jajarannya mengunjungi CV RAJ Organik di Kel. Sukun, Kec. Sukun, Kota Malang, Sabtu (6/2). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari sosialisasi budidaya cacing dan angkung yang dilaksanakan pada Selasa (2/2) di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (RSBD) Pasuruan.

Dalam kunjungan tersebut, Kadinsos Alwi didampingi owner CV RAJ Organik, Abdul Aziz Adam Maulida meninjau lahan budidaya angkung dan cacing serta melihat produk olahan keduanya.

“Kunjungan kami ke sini untuk belajar dan membangun MoU (Memorandum of Understanding) dengan Pak Adam agar Unit Pelaksana Teknis (UPT) kami bisa melakukan budidaya cacing dan angkung,” kata Alwi. 

Pejabat nomor satu di lingkungan Dinsos Jatim ini melanjutkan, nantinya kerja sama dengan CV RAJ Organik meliputi pembinaan, pengawasan, hingga penyaluran hasil panen.

“Saya berharap kedua belah pihak betul-betul serius bekerjasama, sehingga bisa membangkitkan semangat klien dan meningkatkan kesejahteraan klien. Jadi, ketika kembali ke rumah, mereka tetap punya kegiatan,” tutur Alwi. 

Setelah meninjau lokasi budidaya dan melihat secara dekat prosesnya, Alwi menegaskan akan segera meresmikan kerja sama antara Dinsos Jatim dan CV RAJ Organik dalam bentuk MoU. 

“Saya tidak akan menunda-nunda. Target saya, minggu depan mulai action,” tegasnya.

Dijelaskan Alwi, pelatihan budidaya cacing dan angkung ini akan dipusatkan di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (RSBD) Pasuruan dan UPT Rehabilitasi Sosial Bina Karya (RSBK) Madiun. 

Pada tahap awal, pihaknya menentukan empat UPT yang menjadi percontohan. Yakni, UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang, UPT RSBD Pasuruan, UPT RSBK Madiun, dan UPT Perlindungan dan Pelayanan Sosial Asuhan Anak (PPSAA) Nganjuk. 

Sementara, pemilik CV RAJ Organik, Abdul Aziz Adam Maulida mengungkapkan terima kasih kepada Dinsos Jatim karena telah dipercaya untuk bekerja sama.

Adam yang telah menggeluti budidaya cacing selama 10 tahun ini mengatakan, budidaya cacing dan angkung memiliki prospek tinggi dan menjanjikan.

Dia mencontohkan, para mitra usahanya dalam satu bulan bisa menghasilkan sedikitnya 1 kuintal atau Rp 2 juta. Tak jarang, mereka bisa menghasilkan 2 kuintal hingga 1 ton.

“Kami memiliki visi membangun keterpaduan pertanian, peternakan, dan perikanan dimana cacing menjadi fondasi. Cacing bisa disuplai ke peternakan, pertanian, bahkan untuk keperluan manusia,” ungkapnya.

Menurutnya, keterbatasan klien UPT tidak menjadi kendala. Karena budidaya cacing mudah dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Cukup menyediakan bahan atau limbah organik. Perawatannya pun mudah karena cacing minim penyakit. 

“Berdasarkan arahan Kadinsos, rencananya klien laki-laki akan difokuskan pada budidaya cacing, sedangkan klien perempuan, lansia, dan disabilitas akan difokuskan pada budidaya angkung karena lebih mudah dan tidak perlu banyak tenaga,” ujarnya. 

Adam berharap, kerja sama dengan Dinsos akan terus berkembang dan saling mengisi. Dinsos memberikan fasilitas pelayanan pada klien atau warga binaan, sedangkan pihaknya akan terus melakukan riset dan menciptakan inovasi produk baru sehingga raw material (bahan baku) bisa ditampung dan diproses menjadi aneka produk. Saat ini pihaknya mengolah cacing dalam bentuk cair, minyak, beku, dan kering. Sedangkan angkung diolah menjadi minyak, tepung, dan teh.

“Semoga Dinsos dan CV RAJ Organik bisa besar bersama-sama,” harapnya. (poedji)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *