Connect with us

Feature

Mengapa Lampu Kabin Pesawat Diredupkan Saat Lepas Landas dan Mendarat?

Published

on

Pesawat saat bersiap landing di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. (Foto: Courtesy Channel Youtube Poturet Aviation)

JAYAKARTA NEWS – Kadang-kadang, aturan penerbangan udara terasa menantang akal sehat. Mengapa kita harus menutup laptop tetapi tablet boleh tetap terbuka?

Mengapa kita harus mengubah ponsel ke mode pesawat dan apa yang terjadi jika kita tidak melakukannya? Mengapa kita harus mengenakan sabuk pengaman saat taxiing dengan kecepatan 5 mil per jam (8Km/jam), tetapi tidak selalu saat terbang dengan kecepatan 500 mph (804Km/jam)?

Nah, ada satu aturan penerbangan lain yang mungkin terasa sewenang-wenang, tetapi seperti banyak aturan lainnya, ada logika yang kuat di baliknya: Jika penerbangan lepas atau mendarat saat gelap, lampu dalam kabin harus diredupkan. Mungkin Anda berpikir akan lebih masuk akal untuk tetap menyala agar penumpang dapat melihat lebih baik di dalam pesawat, tetapi tidak. Tidak begitu.

Alasan di balik meredupkan lampu kabin saat lepas landas dan mendarat
Pertama, ketika lampu dalam kabin redup, tanda-tanda pintu darurat yang dinyalakan lebih mudah terlihat. Dan kedua, selama lepas landas dan mendarat (fase penerbangan yang paling krusial dalam hal keamanan), penting bagi penumpang untuk tetap sadar akan lingkungan sekitar mereka.

Kabin yang redup membantu dalam hal itu: Ini memungkinkan mata semua orang beradaptasi sehingga mereka dapat melihat tidak hanya di dalam pesawat tetapi juga di luar. Jika kabin terlalu terang, awak dan penumpang tidak akan dapat melihat keluar dari jendela. (Dan jika Anda ingin tahu mengapa tirai jendela harus terbuka saat lepas landas dan mendarat, kami juga punya jawabannya.)

“Dengan memprediksi mata Anda, Anda tidak akan tiba-tiba terbutakan saat berlari menuju pintu dalam kegelapan atau asap,” kata Patrick Smith, seorang pilot maskapai, yang aktif sebagai blogger perjalanan, dan penulis Ask the Pilot.

“Ini juga memudahkan pramugari untuk menilai potensi bahaya di luar, seperti api atau puing-puing. Dengan lampu menyala terang, silau akan membuatnya tidak mungkin untuk melihat ke luar.”

Idealnya, pencahayaan interior pesawat harus disesuaikan dengan kondisi eksterior, karena mata manusia butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya (seperti ketika Anda keluar dari bioskop yang gelap).

Pentingnya dapat melihat keluar dari jendela
Bisa melihat dengan jelas ke luar bisa sangat penting dalam penerbangan. Sebagai contoh, dalam insiden British Airways pada tahun 2013, penutup mesin pesawat terbuka setelah lepas landas, dan karena masalah tersebut terlihat melalui jendela, kru bisa melakukan pendaratan darurat dengan cepat. Dalam kejadian lain, seorang penumpang United Airlines dalam penerbangan dari Newark ke Venesia melihat melalui jendela bahwa bahan bakar bocor dari sayap.

Penumpang juga perlu bisa melihat dengan jelas di dalam pesawat. Menurut Flight Safety Foundation, dalam kejadian asap atau uap, penumpang bisa kehilangan hingga 83 persen kemampuan mereka untuk menemukan jalan, dan mereka mungkin tidak dapat melihat tanda keluar segera.

Itulah mengapa Kode Regulasi Federal Administrasi Penerbangan Amerika Serikat dan Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa mengharuskan jalur penunjuk keluar pesawat harus cukup terang untuk terlihat dalam kegelapan.

Dalam banyak kasus, pencahayaan pada tingkat lantai tersebut bergantung pada teknologi fosfor berpendar yang terbuat dari bahan fotoluminesen, memastikan bahwa itu masih akan berfungsi jika daya pesawat mati. Mematikan lampu kabin saat lepas landas dan mendarat membuatnya lebih mudah untuk melihat hal ini dalam kejadian kecelakaan. (afr/sm)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *