Kabar
Arumi Bachsin Ingatkan Perempuan untuk Hargai Diri Sendiri
JAYAKARTA NEWS– Ketua TP PKK Provinsi Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak mengingatkan para perempuan Indonesia, khususnya Jawa Timur, untuk menghargai diri sendiri. Mengingat, Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April sudah hampir di depan mata.
Arumi mengatakan, banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghargai diri sendiri. Salah satunya dengan memberi reward dan treatment yang bisa dilakukan baik di rumah maupun tempat tertentu.
“Cara saya merayakan dan memaknai Hari Kartini adalah dengan menghabiskan waktu di rumah bersama anak-anak. Saya juga ngasih treatment sekaligus reward untuk diri sendiri. Karena kita harus menghargai diri sendiri dulu sebelum menghargai orang lain,” ujarnya saat menjadi Keynote Speaker dalam media gathering dengan tema “Habis Kusam Terbitlah Glowing” di NMW Clinic, Jl. Arief Rahman Hakin no. 38, Surabaya, Kamis (14/4).
Lebih jauh, istri Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak itu menyebut, bentuk dari treatment diri adalah juga dengan merawat kulit serta pola hidup. Yang mana, di tengah Ramadan seperti sekarang ini, sangat penting dilakukan.
“Jadi saat puasa, kita juga harus memperbaiki pola hidup. Terlebih jika kita punya kulit kering, akan lebih mudah dehidrasi karena seharian tidak minum. Untuk itu, tetap minum air 2 liter per hari dan kalau bisa menghindari terpapar sinar matahari dalam waktu yang lama,” terangnya.
Selain itu, lanjut Arumi, penggunaan pelembab juga harus ditingkatkan. Sebab, kelembaban kulit merupakan tabungan hari tua yang akan terlihat hasilnya saat usia sudah senja.
“Saya bukannya takut tua, tapi saya ingin menua dengan elegan. Makanya kulit saya mulai saya rawat dengan moisturizer agar nanti kalau sudah tua, tidak ada masalah kulit berarti yang membutuhkan biaya lebih besar. Jadi ini salah satu tabungan masa tua saya nanti,” tuturnya.
Di samping merawat tubuh dan pola hidup, Arumi berpesan kepada para perempuan agar mereka senantiasa memanfaatkan kesempatan yang ada. Meskipun, tantangan sosial akan selalu ada.
Tantangan sosial ini, menurut Arumi, sebenarnya bisa diubah menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik. Selama para perempuan dapat melihat peluang yang ada di sekitarnya.
“Saya paham, tuntutan bagi perempuan itu banyak. Mulai dari pertanyaan kapan nikah, kapan punya anak, dan kapan lainnya. Seakan-akan peran perempuan hanya di dalam rumah saja,” ucapnya.
“Tapi inilah tantangan sosial yang kita hadapi. Yang harus kita lakukan adalah saling memotivasi dan membantu untuk melihat peluang serta memanfaatkan kesempatan. Kartini adalah kita, selama kita mau berusaha semaksimal mungkin,” tutupnya. (poedji)