Connect with us

Buku & Sastra

Ada Bulan di Pohon Trembesi

Published

on

Umi Kulsum, Sri Yanti Sastro Prayitmo, Ninuk Retno Raras.

YOGYAKARTA, JAYAKARTA NEWS – “Bulan di Pohon Trembesi” adalah judul buku kumpulan cerpen karya 11 perempuan cerpenis. Cerpen-cerpen dalam buku itulah yang akan menjadi konten Sastra Bulan Purnama (SBP) edisi ke-147, Jumat, 15 Desember 2023.

Acara yang digelar mulai pukul 15.00 itu, bertempat di Balai Bahasa Yogyakarta, Jl. I Dewa Nyoman Oka, Kotabaru, Yogyakarta. Balai Bahasa Yogyakarta adalah lembaga pemerintah yang peduli pada pengembangan literasi.

Belakangan ini, SBP bersinergi dengan beberapa lembaga, di antaranya Akademi Komunitas Negeri Yogyakarta, Museum Sandi Yogyakarta, Sekolah Tinggi Pengembangan Masyarakat Desa ‘APMD’ Yogyakarta, Balai Bahasa Yogyakarta, dan Komunitas Sanggaragam.

“Sepanjang tahun 2023, dan diteruskan tahun berikutnya, Sastra Bulan Purnama akan melakukan sinergi dengan berbagai pihak. Tentu, lembaga-lembaga yang telah melakukan sinergi akan terus dijaga,” ujar Ons Untoro, Koordinator Sastra Bulan Purnama.

Sedang Dwi Pratiwi, Kepala Balai Bahasa Yogyakarta mengatakan, Balai Bahasa sudah lama mempunyai kegiatan sastra Indonesia. Untuk kali ini, ia bersinergi dengan Sastra Bulan Purnama, yang sudah 12 tahun diselenggrakan secara rutin setiap bulan.

“Selain pertunjukkan sastra, sinergi yang sudah dilakukan dengan SBP ialah ‘Obrolan SBP’, yang setiap bulan membuka bincang-bincang sastra dan sudah memasuki putaran ke-7,” ujar Dwi Pratiwi.

Tema Perempuan

Penulis cerpen dalam buku ini tidak hanya berasal dari Yogyakarta, melainkan ada yang tinggal di luar Yogya. Di antaranya Antarini Arna, Lies Wijayanti (Jakarta), Sriyanti Sastro Prayitno (Semarang). Sedangkan, delapan penulis lainnya dari Yogya. Mereka adalah Ninuk Retno Raras, Dwi Pratiwi, Yuliani Kumudaswari, Umi Kulsum, Savitri Damayanti, Margerteh Widhy Pratiwi, Tri Wahyuni, Ika Zardi Zaliha.

Semua cerpen menggarap tema perempuan dan ditulis oleh perempuan. Tidak semua menulis menyangkut dirinya sendiri. Ada juga yang mengangkat kisah nyata. Cerpen merupakan karya fiksi, sehingga meskipun ditulis dari kisah nyata, ia tetap sebagai karya fiksi, karena selalu diberi dimensi lain, sehingga kisah nyata terasa hidup.

“Sastra Bulan Purnama sebagai ruang pertunjukkan tidak hanya diisi pembacaan puisi, tetapi terbuka pembacaan cerpen dan cerkak, cerita pendek yang ditulis menggunakan bahasa Jawa, pertunjukkan musik puisi dan lainnya,” kata Ons Untoro

Sepanjang tahun 2023, Sastra Bulan Purnama bersama penerbit Tonggak Pustaka, setiap bulan menerbitkan satu buku puisi dan diluncurkan di Sastra Bulan purnama, termasuk untuk mengisi acara Obrolan SBP, yang diselenggarakan setiap jumat minggu pertama di Balai Bahasa Yogyakarta. (pr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *