Connect with us

Feature

Tragedi Covid 19: Pemuda Ini Jadi Yatim Piatu

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Sungguh luar biasa dampak covid 19 ini. Bukan hanya telah merengut nyawa ribuan orang di seluruh dunia tapi juga membuat mereka yang survive sangat menderita. Salah satunya adalah pemuda ini. Ia mendadak jadi yatim piatu lantaran kedua orangtuanya terpapar covid 19 dan meninggal.

Pemuda yang menolak disebutkan namanya ini adalah salah satu penerima paket bantuan ‘PWI Peduli Pusat’. Ia baru saja lulus kuliah jurusan elektro sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Pemuda ini mendadak menjadi yatim-piatu dalam waktu tiga hari. Ibunya meninggal, karena virus corona pada 19 Maret 2020 di RS Persahabatan, Jakarta, lalu disusul ayahnya meninggal 21 Maret 2020 di RS Tarakan akibat penyakit yang sama.

Sementara kakaknya hingga Rabu masih dirawat di RSU Cibinong, dalam status pasien dalam pengawasan (PDP) Corona.

Maka jadilah dia sendiri tinggal di rumah menjalani isolasi mandiri. Untuk urusan makan sehari-hari dibantu oleh warga secara bergantian. Penggiliran pengiriman makanan diatur  oleh ketua Blok yang sering dipanggil bu Puji.

“Saya yang mengatur pengiriman makanan pada setiap jam makan  untuk dia. Terima kasih PWI Peduli sudah ikut membantu,” tuturnya.

Karena ada tata cara dalam masa darurat pandemi Covid 19, pengiriman makanan diberikan dengan cara dicantolkan di pagar rumah penerima setelah dihubungi via WhatsApp (WA).

Pengiriman bantuan yang disalurkan oleh PWI Peduli pun demikian. Sekretaris PWI Peduli Pusat Elly Pujianti menghubungi via whatsapp terlebih dulu baru kemudian tim yang dipimpin Ketua PWI Peduli Pusat M Nasir datang ke depan rumah. Penyampaian barang bantuan hanya diantar sampai lewat pintu gerbang rumah tanpa masuk ke dalam.

“Terima kasih bantuannya,” kata pemuda yang masih diisolasi di rumah yang di bagian depannya masih terdapat bunga papan duka cita untuk mama dan papanya tercinta.

Pemuda yang tidak mau disebut namanya ini tinggal di rumahnya sendiri sudah lebih dari dua minggu. Dan sudah dites cepat Covid 19, hasilnya negatif. Tapi baru tanggal 5 April nanti baru boleh keluar rumah. “Terima kasih bantuannya. Saya di rumah supaya tidak jenuh saya main internet, kadang baca buku. Tapi saya masih teringat ibu saya,” tuturnya. ***ks

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *