Connect with us

Entertainment

Tegar, Penyandang Difabel Main Film

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Menjadi seorang aktor adalah mimpi besar bagi Tegarajasa, 11 tahun. M. Aldifi Tegarajasa, nama lengkapnya, anak kelas V SD di Bandung diberi ruang oleh sutradara Anggi Frisca sebagai pemeran utama dalam film bertajuk ‘Tegar”.

Film yang dikurasi untuk semua umur ini dibuat dengan pendekatan inklusif dan memberikan kesempatan bagi orang-orang berkebutuhan khusus untuk berkarya. “Persiapan dan latihan yang cukup intens dilakukan dengan pelatih khusus keaktoran dari Rumah Teater Huma Ark pimpinan aktris Sha Ine Febriyanti yang juga ikut bermain sebagai ibunya Tegar dalam film ini.

“Saya ingin menjadikan film Tegar sebagai laboratorium mimpi bersama bagi pihak-pihak yang mendukung terwujudnya ruang untuk masyarakat inklusi Indonesia dan dunia,” ujar Anggi Frisca kepada penulis usai menonton film Tegar, baru-baru ini.

Rumah produksi Bumi Langit yang membuat film Tegar mengajak dan melibatkan penyandang disabilitas dalam ptoduksi film ini. Tidak hanya menjadi peran penyerta alias cameo tetapi berupaya lewat pelibatan penuh. Ada Anton JC yang berperan sebagai aktor pendukung, almarhum Dzoel sebagai kru still photographer, Wawa Gunawan sebagai tim artistik, Ibe Ibrahim selaku BTS Crew dan Yuktiasih Proborini sebagai konsultan pengembangan naskah.

Kepala Staf Presiden, Moeldoko memeluk Tegar. (foto: anggi)

Diperkuat lagi oleh Chandra Sembiring dan Yudi Datau sebagai produser Alim Sudio penulis naskah, Galang Galih sinematografer dan Andi Rianto yang dipercaya menata musik. Penampilan Deddy Mizwar (sebagai kakek Tegar) dan Sha Ine Febriyanti (ibu Tegar) memperkuat nilai tambah bagi film ini.

Lihatlah bagaimana perjuangan seorang difabel bernama Tegar menuntut ilmu dan belajar di Sekolah Dasar. Suatu ketika  karena pembantunya kelamaan ke pasar, Tegar jalan kaki keluar rumah. Menyeberang jalan sampai berenang, Tegar melakukannya sendiri tanpa dibantu orang lain.

Usai menyaksikan film ini, banyak penonton terutama kalangan ibu meneteskan air mata. Termasuk Kepala KSP Moeldoko dan Direktur PMK Kemdikbud Ristek, Ahmad Mahendra yang menonton di XXI Epicentrum, Rasuna Said, Kuningan, Jakarta.

Ĺast but not least, Tegar adalah lebih dari sekedar film. Tegar adalah sebuah gerakan, sebuah visi  dan laboratorium mimpi bagi orang-orang yang terlibat dan berusaha mewujudkan ruang untuk masyarakat inklusi di Indonesia. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *