Ekonomi & Bisnis
AS akan Genjot Produksi Minyak
JAYAKARTA NEWS – Produksi minyak AS tahun ini akan meningkat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, memberikan pasokan minyak mentah tambahan ke pasar yang telah ketat akibat pemotongan produksi Arab Saudi, menurut perkiraan pemerintah yang baru.
Produktivitas sumur yang lebih tinggi dari yang diperkirakan dan kenaikan harga minyak mentah, akan mendorong meningkatkan produksi AS menjadi rekor 12.8 juta barel per hari pada tahun 2023, naik dari perkiraan sebelumnya 12.6 juta. Demikian laporan bulanan dari Badan Informasi Energi AS yang dirilis pada hari Selasa waktu setempat. AS rata-rata menghasilkan sekitar 11.9 juta barel per hari pada tahun 2022.
Produksi AS tambahan ini akan membantu pasokan pasar yang telah terjadi pengetatan setelah Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) yang dipelopori Arab Saudi dan sekutunya, memangkas produksi minyak mereka untuk menopang perbaikan harga.
Pemimpin kartel, Arab Saudi, baru-baru ini memperpanjang pemotongan produksinya sebesar 1 juta barel per hari selama sebulan lagi. Kebijakan itu membuat Saudi mencatatakan produksi minyaknya ke level terendah dalam beberapa tahun ini.
Produksi baik di AS maupun secara global diproyeksikan akan meningkat lebih lanjut tahun depan. Produksi dunia akan tumbuh menjadi 103 juta barel per hari pada tahun 2024, naik 1.7 juta barel per hari dari tahun ini, kata EIA. Lebih dari 70% pertumbuhan tersebut diperkirakan akan berasal dari negara-negara non-OPEC, dipimpin oleh AS, Brasil, Kanada, Guyana, dan Norwegia. Produksi AS akan naik menjadi 13.1 juta barel per hari tahun depan, kata badan tersebut.
Sementara itu, konsumsi produk olahan minyak AS tahun ini akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, kata EIA. Negara ini akan menggunakan 4% bahan bakar pesawat jet yang lebih sedikit pada kuartal ketiga dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya karena pertumbuhan perjalanan udara di AS mulai melambat. Perkiraan badan tersebut untuk konsumsi bensin dan solar juga disesuaikan lebih rendah baik untuk kuartal ketiga maupun seluruh tahun.
Namun, perkiraan EIA untuk permintaan minyak total di AS tahun ini meningkat karena penggunaan cairan gas alam yang semakin meningkat. (diolah dari eia.gov/sm)