Entertainment
AI Resahkan Pekerja Film Hollywood
JAYAKARTA NEWS – Keberadaan kecerdasan buatan (AI) memiliki dampak ganda. Tidak hanya dunia akademik yang terkejut, Hollywood sebagai dunia hiburan juga terkena dampaknya.
Serikat Aktor Layar (Screen Actors Guild / SAG) terlibat dalam perselisihan dengan studio pada tanggal 13 Juli 2023, terkait penggunaan replika digital para aktor secara permanen. Serikat terbesar di Hollywood, SAG-AFTRA, yang mewakili 160.000 anggota termasuk aktor, stuntman, dan pengisi suara, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perkembangan cepat teknologi kecerdasan buatan (AI) yang telah menyebar ke berbagai industri di seluruh dunia.
Serikat Penulis Amerika (the Writers Guild of America / WGA) juga mendorong pembatasan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam penulisan naskah film dan acara televisi. Namun, usulan mereka ditolak oleh studio Hollywood yang sedang menghadapi tantangan profitabilitas akibat layanan streaming dan penurunan pendapatan dari iklan.
Di Hollywood, AI telah digunakan untuk meningkatkan penampilan aktor yang telah menua dan menyensor kata-kata kasar. Bahkan, AI telah menghasilkan film pendek animasi yang realistis menggunakan Dall-E dari OpenAI. Beberapa penulis juga mencoba menggunakan AI untuk menghasilkan naskah.
Aliansi Produser Film dan Televisi (Alliance of Motion Picture and Television Producers / AMPTP), yang mewakili studio besar dan layanan streaming seperti Netflix dan Walt Disney, membantah klaim SAG-AFTRA. Mereka menyatakan bahwa penggunaan replika digital hanya terbatas pada film tertentu dengan persetujuan dan negosiasi aktor, termasuk pembayaran minimum.
Diskusi tersebut berakhir tanpa kesepakatan pada hari Rabu, yang memicu kemarahan aktor dan penulis serta meningkatkan ketidaknyamanan di luar industri film bahwa mogok di Hollywood hanyalah awal dari pertempuran dengan AI. Para aktor memaksa studio Hollywood untuk duduk di meja perundingan dalam hal penandatanganan kontrak, dengan harapan mempertahankan kendali atas penggunaan simulasi digital di layar. Aktor terkenal seperti Tom Hanks mengungkapkan kepanikan pengacaranya dalam mencari cara melawan AI dan deepfake serta melindungi kekayaan intelektualnya, dengan mengatakan bahwa penampilannya bisa berlanjut tanpa henti meskipun dia ditabrak bus besok.
Tom Graham, CEO perusahaan startup Generative AI, Metaphysic, mengakui kekhawatiran akan kemajuan teknologi yang begitu cepat dalam konferensi TED bulan Mei lalu. Dia menyarankan bahwa kesadaran publik dan regulasi diperlukan untuk memverifikasi apa yang merupakan “media otentik”.
Pertempuran antara manusia dan mesin di dasar rantai makanan film, yaitu para penulis, mulai dari penulisan dan konsepsi kreatif hingga hak replikasi adegan, menjadi perhatian utama. Penulis khawatir diabaikan atau dianggap sebelah mata saat studio menggunakan AI untuk mengedit naskah atau memoles naskah AI yang dibayar lebih rendah daripada naskah asli. WGA mengusulkan bahwa konten yang dihasilkan oleh sistem AI seperti ChatGPT tidak boleh dianggap sebagai “materi sastra” untuk melindungi kontrak anggotanya.
Selain masalah biaya penulisan naskah bagi studio, perdebatan tentang kreativitas dan hak cipta juga muncul. Serikat pekerja berpendapat bahwa naskah yang sudah ada tidak boleh digunakan untuk melatih AI karena bisa mengakibatkan pencurian kekayaan intelektual, seperti yang disebut “masalah Nora Ephron,” yang mengacu pada skenario di mana sebuah studio melatih AI dengan semua naskah Nora Ephron dan menggunakannya untuk menulis komedi dengan gaya khasnya. Nora Ephron adalah seorang penulis naskah komedi yang dihormati di Amerika Serikat dan terkenal karena menulis film-film box office Hollywood seperti “When Harry met Sally”.
Mogok penulis film dan TV di Hollywood telah berkembang dari perselisihan antara serikat pekerja dan studio hingga mengatur regulasi AI dalam proses kreatif. Ini telah memicu perdebatan global tentang aplikasi AI di masa depan film dan di luar sana, dalam sebuah galaksi yang tidak terlalu “jauh, jauh di sana”.
Keterangan Foto: Aktor Lilan Bowden bersama par aaktor dan pekerja film Hollywod memprotes untuk mendapatkan keadilan dan perlindungan terkait dengan munculnya Kecerdasan Buatan (Foto: Screenshot Youtube Channel VOANews)
(sumber: qonversations.world/sm)