Kabar
Warga Kebon Kopi Antusias Kelola Sampah dengan Konsep 3R
BOGOR, JAYAKARTA NEWS— Pengelolaan sampah secara modern dengan menggunakan metoda daur ulang sudah cukup lama diterapkan di masyarakat kita. Walau diakui masih banyak yang belum akrab dengan konsep yang dikenal dengan istilah 3 R (reuse, reduce dan recycle). Sebuah konsep pengelolaan sampah tidak hanya dilihat dari pengurangan dampak polusi bau atau jumlahnya saja. Tapi penanganan sampah dengan nilai tambah benefit, termasuk profit ekonomi bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Warga Kebon Kopi, Kelurahan Kebon Kelapa Kecamatan Kota Bogor Tengah khususnya di lingkungan RW 06 dan 09 sangat antusias dengan pengelolaan sampah menggunakan konsep pencegahan (reuse), pengurangan (reduce) dan pemanfaatan kembali (recycle) atau daur ulang sampah.
Menurut Ketua Komunitas Peduli Bersih Lingkungan ‘Sauyunan’ Kelurahan Kebon Kelapa, Daeng Mochtar, masalah sampah sudah berdampak ke warga. Masyarakat di sepanjang aliran kali Cidepit, khususnya bagi warga Kebon Kopi sudah bertahun-tahun merasakan bau tidak sedap akibat semrawutnya pembuangan sampah rumah tangga.
“Sejak bak sampah di RW sebelah ditutup karena dialihfungsikan menjadi taman, sampah menumpuk disini. Lokasinya dekat pula dengan mesjid . Gangguan polusi bau sangat mengganggu kami warga disini,” jelas aktivis lingkungan ini ketika dijumpai saat kunjungan Tim Jumat Berkah dari Yayasan Global Ibadah Al Munawaroh (GIM) di Kelurahan Kebon Kelapa.
Kepada Sekretaris Yayasan Rizky Nadian Saputra, pengurus Komunitas Sauyunan yang hadir cukup lengkap bersama Sekretarisnya M. Suherman juga didampingi Bendahara komunitas Agus Gustaman berharap dukungan sosial dari yayasan yang bermarkas di Cibinong itu.
Agus Gustaman yang juga membuka usaha kuliner di samping bak pembuangan sampah mengatakan bahwa sudah sebulan ini mereka mencoba mengelola konsep penanganan sampah dengan metoda 3R. Walau masih sangat sederhana penanganannya, namun sudah sangat membantu mengatasi masalah polusi dan penumpukan sampah.
Dia berharap Pemerintah termasuk badan sosial seperti Yayasan GIM bisa berkontribusi memberikan dukungan positif bagi upaya-upaya pemberdayaan masyarakat. Seperti dikatakan Ketua Komunitas Sauyunan Daeng Mochtar, lokasi bantaran kali Cidepit termasuk potensi sungainya, mesti bisa dikelola menjadi kegiatan yang produktif.
Misalnya, memperluas sekaligus mempercantik lokasi bak pembuangan sampah dengan membangun taman yang cantik di sekitar lokasi pembuangan sampah. Bahkan lanjut Daeng, potensi kali Cidepit bisa dikelola untuk usaha perikanan. “Membantu pemberdayaan masyarakat lewat usaha UMKM perikanan. Suatu saat bisa berkembang menjadi tujuan wisata kuliner misalnya,” ujar Daeng optimis. (nat)