Feature
“Sumantri Ngenger” Bikin Mewek
Jayakarta News – Wayang Orang Bharata sampai saat ini masih setia mempersembahkan pertunjukan wayang orang tiap minggunya. Terletak di Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat, Wayang Orang Bharata menampilkan kisah-kisah wayang dalam bentuk opera setiap Sabtu malam. Bahkan, jadwal pertunjukan sejak Januari sampai Maret sudah dipublikasikan.
Pertunjukan paling dekat, yaitu pada 15 Februari 2020, pk 20.00, dengan judul Sumantri Ngèngèr. Sekitar 60 orang pemain akan tampil dalam pertunjukan yang disutradarai Sentot Erwin dan Mochamad Wahyudhi.
Di antara 60 pemain, pemain utama dari Wayang Orang Bharata. Namun, di antara 60 pemain itu, ada 15 orang cantrik. Dalam dunia pewayangan ini, mereka yang nyantrik adalah para pemain yang ingin mengenal dan memahami dunia pewayangan. “Para cantrik ini akan memerankan tokoh pendukung saja,” ujar seorang cantrik, Sitaku Laksitowati.
Secara ringkas Laksitowati mengisahkan Sumantri Ngèngèr kepada Jayakarta News. Sumantri, adalah nama tokoh pewayangan. Ngèngèr dapat dimaknai sebagai menumpang atau ikut di keluarga tertentu tanpa dipungut bayar mau pun membayar, dan biasanya, sebagai ‘balas jasanya’ yang menumpang akan membantu pekerjaan di rumah tangga tempat dia tinggal. Dalam proses mau ngèngèr itulah yang memuat ajaran moral.
“Sumantri, seorang laki-laki yang cakep banget, dia punya adik laki-laki yang jelek banget bernama Sukrasana. Keduanya sangat akrab dan saling menyayangi,” ujar Laksitowati lagi. Waktu Sumantri berangkat mau ngèngèr, zaman sekarang, kira-kira Sumantri mau cari peruntungan dan pergi ke kota, adiknya mau ikut. Sumantri keberatan karena malu punya adik buruk rupa. Dengan segala cara, adiknya disuruh pulang. Dengan segala cara juga, si adik memaksa untuk ikut.
Saking geregetannya, Sumantri ambil keris, nakut-nakutin si adik dan mengancam membunuh kalau si adik ngotot ikut. “Itulah sedikit tentang cerita itu, mba. Duluuu waktu kecil, beberapa kali lihat kisah ini, selalu mèwèk,” ujar wanita yang akrab dipanggil Sita ini.
Bagaimana kisah ini bergulir selanjutanya, Sita sangat mengharapkan, agar masih banyak orang yang mau menyaksikannya di Wayang Orang Bharata. “Paling tidak, orang-orang masih ingat bahwa ada ‘wayang orang Bharata’ di gedung Wayang orang Bharata, Senen. Syukur masih mau pada nonton,” harap Sita.
Pertunjukan wayang orang Bharata ini, memang, menjadi satu-satunya pertunjukan wayang yang tetap dipertahankan di Jakarta. Kesenian seperti ini, seharusnya dapat dipertahankan sebagai kekayaan budaya.
Semoga saja, akan banyak yang menyaksikan Sumantri Ngèngèr dengan tiket yang cukup terjangkau. VIP Rp 60 ribu; Kls I: Rp 50 ribu; Balkon: Rp 40 ribu. (melva tobing)