Feature
Pesona Toba dalam Lensa Jhony
Jayakarta News – Cekrek… cekrek… terdengar suara kamera dari seorang beberapa hari lalu di salah satu stand Festival Museum di Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Jalan HM. Jhony No. 15, Kecamatan Medan Area. Kemudian tampak ia kembali mengulangi dengan gaya menundukkan kepala sambil melirik dan fokus ke kamera, lalu kembali menoleh ke angle yang dibidik.
Ternyata pria paruh baya berpenampilan casual itu adalah Jhonny Siahaan seorang fotografer. Ia tampak didampingi juniornya, seorang wanita muda cantik, Pesta Valentina Manulang, yang juga seorang fotografer.
Karya foto Jhony Siahaan serta video pendeknya, banyak tersebar di berbagai sosmed, termasuk brosur-brosur pariwisata. Bahkan, foto-foto karyanya sering menghiasi media promosi kementerian pariwisata, majalah Garuda dan lainnya.
“Saya menjadi fotografer sejak tahun 2006, bermula dari hobby traveling sampai adventure menelusuri satu daerah ke daerah lain. Selain itu, sering mengikuti pelatihan dan bergabung ke komunitas penggemar fotografi. Akhirnya saya menjadi fotografer dan pernah menjadi ketua Toba Fotogarfer Club selama dua periode. Saat ini sebagai penasihat,” ujar pria berkacamata itu.
Moment paling berkesan di kawasan Danau Toba, saat ia berkesempatan menelusuri spot-spot yang khas. Contoh Tongging, yang dinilai sangat menarik, meski di mata orang yang sudah terbiasa melihat, terkesan biasa saja.
“Menurut saya view-nya sangat menarik, karena di situ ada air terjun Sipisopiso, kemudian jika kita melihat dari ketinggian atau penatapan itu akan nampak ada kampung (huta) Silalahi, lalu tampak danau yang begitu luas dan ada juga bebukitan. Tidak kalah dengan spot-spot sejenis di Eropa,” ujarnya.
Belum lagi kalau kita ke Huta Silalahi, yang juga memiliki view berbeda. Di Silalahi anda akan melihat danau yang luas, karena Tao di Silalahi memang terkenal sangat luas. Belum lagi jika berkunjung ke Simalem Resort, beda lagi keindahan pemandangannya.
Ia menyimpulkan, dari mana pun angle-nya, Danau Toba sangat menarik, serta memiliki daya tarik sendiri-sendiri. Tidak bisa dibandingkan satu sudut lebih indah dari sudut yang lain. Begitu juga jika berkunjung ke Panatapan Tele, yang berada di Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir. Maka akan terlihat lembah Harian Boho dari sisi kanan Panatapan Tele.
“Dan itu merupakan menjadi salah satu spot yang menarik untuk sunrise. Foto-foto sunrise saya banyak diambil dari Panatapan Tele. Ketika matahari terbit itu luar biasa view-nya, sisi kiri Gunung Pusuk Buhit, kanan lembah Harian Boho yang begitu cantik lalu perbukitan, hingga semua sangat menarik dan unik,” ungkap Jhonny.
Di mata Jhony, Panatapan Tele luar biasa, Tongging juga luar biasa, kemudian Silalahi juga luar biasa. Jadi, hampir seluruh kawasan atau sisinya luar biasa indahnya. Belum lagi jika melihat lebih dalam, tentang keanekaragaman budayanya. Seperti Samosir, jika anda ke Simanindo ada tarian tor-tor, Sigale-gale dan sebagainya, begitu juga jika ke Tomok ada pemakaman Sidabutar yang merupakan atraksi menarik bagi wisatawan.
Belakangan, ia mengaku concern tidak saja ke bidang fotografi, tetapi juga pada kelestarian budaya. Masyarakat Batak harus menjaga budayanya yang sangat tinggi dan luhur, dan mewujud dalam dalihan na tolu, baik dalam pesta atau acara. “Meski, terkadang dalam keseharian mulai agak luntur,” ujarnya prihatin.
Ornamen Batak mestinya dilestarikan. Tidak saja dalam menjaga kearifan dan budaya, tetapi juga yang bersifat aksesoris seperti ulos, sarung, dan pernak-pernik busana khas Batak lainnya. “Peran orang tua sangat penting untuk melestarikan budaya Batak kepada anak-keturunannya. Jangan sampai budaya impor justru menggusur tradisi leluhur,” ujar Jhony yang pernah terlibat dalam pembuatan video promosi pariwisata Sumut, pembuatan buku promosi pariwisata Sumut, serta pembuatan film dokumenter buku laklak, serta aneka kegiatan kepariwisataan lainnya. (Monang Sitohang)