Connect with us

Feature

SYL, 20 Tahun Mengawal Pertanian

Published

on

Syahrul Yasin Limpo menaiki sepeda motor membawa hasil panen, saat masih menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan. (foto: dok.pri)

Jayakarta News – Hari Jumat, disebutnya sebagai Jumat berkah oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Karenanya, ia memilih hari itu, Jumat (1/11) untuk secara resmi menempati rumah dinasnya di Komplek Menteri Widya Chandra, Kebayoran Baru, Selatan.

Sejak pukul 09.00, area di Jl Widya Chandra V sudah penuh parkiran mobil para tamu yang hendak menghadiri peresmian penempatan rumah dinasnya yang baru. Selain para pejabat Kementerian Pertanian, hadir para sahabat yang tidak saja datang dari Makassar, tanah tumpah darahnya, tetapi juga sahabat-sahabat dia dari daerah lain, termasuk Papua.

“Saya tidak sebut satu per satu sahabat-sahabat saya, sebab banyak sekali. Saya lihat ada Prof Kikiek (Prof Hermawan “Kikiek” Sulistyo), dan banyak teman lain hadir. Terima kasih,” ujarnya saat menyampaikan sepatah-dua kata membuka acara yang dilangsungkan di halaman belakang rumah dinasnya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo didampingi istri dan dua putra-putri serta cucu, saat memberi sambutan penempatan rumah dinas menteri di komplek Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (1/11). (foto: roso daras)

SYL, sapaan akrab Mentan, memberi sambutan didampingi istri Ayunsri Harahap, dua putra-putrinya: Indira Chunda Thita Syahrul Putri dan Kemal Redindo Syahrul Putra. “Hari ini hadir juga ibunda saya, Hj. Nurhayati Yasin Limpo. Meski duduk di kursi roda, tapi beliau hadir memberi restu, itu sangat berarti bagi saya,” tambah mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu.

Mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo di pos Kementerian Pertanian, baginya seperti sebuah takdir. Saat aktif berpolitik dan duduk di anggota, dewan, ibundanya juga duduk di komisi yang membidangi masalah pertanian. Putrinya, Thita, juga anggota DPR RI Komisi IV yang membidangi pertanian. “Saya hitung-hitung, keluarga saya sudah dua puluh tahun mengawal pertanian,” ujar SYL disambut tepuk tangan hadirin.

Pria kelahiran Makassar, 16 Maret 1955 itu, tidak pernah menganggap jabatan sebagai menara gading. “Saya hanya mau kerja. Modal saja adalah kerja, idealisme, dan persaudaraan. Apalah arti jabatan. Jabatan itu ibarat daki d kulit, yang akan hilang, tetapi persaudaraan bersifat abadi,” tegas kader Golkar yang saat ini bergabung ke Nasdem, itu.

Tentang bidang tugasnya yang baru, ia tidak banyak mengumbar kata. Di hadapan hadirin, utamanya kepada para Dirjen yang hadir, ia akan mengajak duduk bersama dan melakukan kalkulasi berdasar data. Berangkat dari data yang valid itu pula, ia akan meletakkan program kerja untuk meningkatkan kinerja. “Yang pasti, saya akan genjot ekspor pertanian,” tekadnya.

Sedikit ia juga menyinggung tentang ketenagakerjaan sektor pertanian. SYL yakin sekali kementeriannya akan mampu membuka lapangan kerja bagi puluhan juta rakyat Indonesia. “Saya belum hitung angka pastinya. Tapi di atas kertas, masyarakat pun tahu berapa luas lahan pertanian yang kita miliki. Berapa luas lahan perkebunan yang kita miliki. Belum lagi sektor perikanan dan lain-lain. Itu semua membutuhkan tenaga kerja,” tandas SYL yang siang itu mengenakan batik biru.

Prof (Ris) Hermawan Sulistyo memberi cendera mata foto SYL saat menaiki sepeda motor di tenah sawah, menangkut hasil panen. (foto: faisal)

Spesialis Rumah Jabatan

Ada yang menarik soal rumah dinas. Sejak ia diterima sebagai pegawai negeri sipil tahun 1980, berbagai jabatan pernah disandang. Di antara sekian banyak bidang tugas, tercatat ia menduduki pos-pos yang atas jabatannya, disediakan rumah dinas. Semisal, lurah, camat, bupati, gubernur, dan terakhir menteri. “Saya pernah hitung-hitung sama istri saya… kesempatan tinggal di rumah sendiri itu tercatat paling lama sembilan bulan. Selebihnya menempati rumah dinas…,” kata SYL sambil tertawa.

SYL pun memimpin doa pendek yang di-amin-i hadirin. Tak lupa, selain doa restu, ia tetap minta sahabat-sahabtnya mengontrol kepemimpinannya, memberi masukan konstruktif.

Dalam kesempatan menyalami satu per satu para sahabat yang hadir, SYL terjeda cukup lama dan terlibat pembicaraan ringan tapi berisi dengan Prof Hermawan “Kikiek” Sulistyo. Diawali dengan pemberian cendera mata dari Prof Kikiek berupa satu bingkai foto kenang-kenangan. Foto SYL sedang mengendarai sepeda motor, dengan sekarung besar gabah di depannya, menyusuri pematang sawah. Foto itu diambil saat SYL menjabat Gubernur Sulsel.

Selain itu, Prof Kikiek juga menghadiahi dua buku: Democratic Policing dan Polri dalam Arsitektur Negara, karya bersama Jenderal Pol Muhammad Tito Karnavian dan Prof Hermawan Sulistyo. Kepada Jayakarta News, Prof Kikiek memuji sosok SYL sebagai seorang sahabat yang baik. “Saya akan kawal beliau. Modal untuk sukses, ada pada dirinya. Semoga harapannya memajukan sektor pertanian di Indonesia terwujud,” ujarnya. (roso daras)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *