Connect with us

Entertainment

Perayaan 50 Tahun Kiprah Christine Hakim di Film

Published

on

Christine Hakim/foto: istimewa

JAYAKARTA NEWS—- Herlina Christine Natalia Hakim alias Christine Hakim (66 tahun) adalah ikonik perfilman Indonesia. Dia adalah legenda dan satu-satunya artis Indonesia yang meraih piala Citra terbanyak (9) dalam perhelatan FFI yang dihelat setiap tahun.

Karier Christine membentang dari era analog hingga digital dan membintangi film karya sutradara-sutradara besar dan ternama Indonesia lintas generasi. Dari Teguh Karya, Syumanjaya, Ami Priono, Wim Umboh, Slamet Rahardjo, Garin Nugroho hingga Joko Anwar.

Tidak hanya di depan kamera, ia juga melebarkan kiprahnya menjadi produser dan juri di berbagai festival film bergengsi dunia, termasuk FF Cannes. Keterlibatannya di serial HBO dalam film ‘The Last Of Us’ memperoleh pujian dan menjadi pembicaraan media hingga sinefil (penggemar fanatik film).

Christine Hakim dan suami, Jerone Lezer (foto : Istimewa)

“Christine Hakim adalah wanita yang menghidupi era global peta sejarah perfilman Indonesia pasca 1965. Mampu menghidupkan sinema di tengah krisis mati suri lewat film ‘Daun di Atas Bantal’ (DdAB) karya sutradara Garin Nugroho dan diproduseri Christine sendiri. Film DdAB tayang di FF Cannes tahun 1998 bertepatan dengan era reformasi.”

“Christine tak kenal menyerah, punya energi dan statement pribadi atas karya. Ia juga contoh daya hidup seorang aktris, seniman dan budayawan yang mampu melewati segala zaman dengan ruang hidup luas dan terus tumbuh adaptif ke generasi lebih muda,” beber Garin Nugroho dalam acara ‘The Journey of Christine Hakim’ perayaan 50 tahun kiprah Christine Hakim di industri film’ di Lounge XXI Plaza Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

Christine Hakim dan Roy Marten di film ‘Badai Pasti Berlalu’ (foto Sinematek)

Yang menarik, Garin memaparkan bahwa sifat Christine Hakim adalah keras kepala.

“Justru dengan kekeraskepalaannya, dia punya konsistensi yang hidup, yang bergejolak dalam dirinya,” urai Garin Nugroho.

Sebagai orang rumah, Christine Hakim mengungkapkan rasa syukurnya atas perjalanan karier selama 50 tahun.

“Saya enggak ingin berangan-angan. Saya lebih senang merenungkan apa yang harus dipersiapkan setelah saya meyakini bahwa ada tugas dan amanat yang Tuhan telah berikan kepada saya. Keyakinan ini yang membuat saya harus terus berkarya,” tutur Christine yang memulai debutnya berperan di film ‘Cinta Pertama’ (1973) karya Teguh Karya.

Film ‘Sesuatu Yang Indah’ karya Wim Umboh (Foto Sinematek)

Program The Journey of Christine Hakim yang mendapat dukungan dari Kemendikbud Ristek RI akan berupa rangkaian kegiatan pemutaran film yang pernah dibintangi Christine Hakim, pameran dan peluncuran buku. Pemutaran film beserta diskusi akan dilakukan di beberapa kampus di Jakarta, komunitas film di lima kota dan program retrospektif di beberapa featival film dalam dan luar negeri.

Christine Hakim lahir di Kuala Tungkal (Jambi) dan dalam dirinya mengalir darah Aceh, Minang, Jawa dan Timur Tengah.

Pemeran Tjoet Nyak Dhien ini bersuamikan Jerone Lezer, mualaf dari Belanda dan dikaruniai seorang anak bernama Shena. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *