Connect with us

Kabar

Masyarakat Luas Juga Mendukung Labelisasi BPA pada Galon Guna Ulang

Published

on

Ketua PWI Jaya Sayid Iskandarsyah/foto: istimewa

JAYAKARTA NEWS— Masyarakat mendukung sepenuhnya pelabelan pada Galon Guna ulang. Hal itu terlihat dari berbagai akun sosmed, seperti yang disampaikan akun twitter @Aryprasetyo85 pada Kamis (27/7) lalu, “Indonesia tidak boleh kalah melawan lobi Danone Aqua yang bersikeras mempertahankan bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) galon BPA di atas kepentingan kesehatan jutaan konsumen. Maka dari itu, aturan pelabelan pada kemasan galon guna ulang berbahan plastik keras polikarbonat yang mengandung Bisphenol A (BPA) sudah tak bisa ditunda lagi. Padahal dunia Internasional sudah memperketat regulasi pada kemasan plastik. “

Hal senada disampaikan Dwiyana melalui akun twitter @miicies, “Sebagai seorang ibu kita akan selalu Melindungi Anak dari Senyawa BPA Sedari Awal. Karena Anak dan Balita adalah salah satu korban terbesar dari dampak buruk senyawa berbahaya BPA. “

Dukungan pelabelan galon guna ulang bukan saja melalui akun sosial media. Melalui seminar – seminar maupun forum resmi, seputar pelabelan itu memang sudah mendesak.

Ketua PWI Jaya Sayid Iskandarsyah, mengakui banyak masyarakat yang mendukung bila dibanding yang menolak.

” Tentu saja lebih banyak yang mendukung. Hal itu wajar mengingat menyangkut hajat hidup orang banyak. Segala hal yang menyangkut obat – obatan dan makanan pasti akan menyedot perhatian publik. Seperti kasus etilen glikol beberapa waktu lalu. Masyarakat langsung aware sehingga persoalan lebih cepat diatasi,” ungkap Sayid Iskandarsyah.

Ilustrasi galon/foto: istimewa

Sayid sependapat dengan pandangan Ketua BPOM Pusat, Penny K Lukito semestinya jangan sampai terjadi baru bertindak. Akan lebih baik jika dilakukan pencegahan. Seperti pada upayanya untuk melakukan labelisasi pada galon guna ulang itu langkah yang tepat. Apalagi didasarkan pada kajian ilmiah baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Menurut saya, hal menyangkut makanan, minuman dan obat obatan harus hati hati. Lebih baik mencegah dari pada menunggu sampai ada korban baru bertindak. Jika upaya labelisasi itu tujuannya untuk mencegah terjadinya korban itu sangat baik,” ungkap Ketua PWI Jaya, Sayid Iskandarsyah melalui pesan singkat pada Selasa (15/8/2023).

Masih menurut Sayid, BPOM pasti tidak bekerja sendiri. Berdasarkan informasi peneliti dari universitas – universitas negeri Indonesia mendukung pelabelan tersebut.

“Itu langkah konkrit sebagai tindakan perlindungan kesehatan pada masyarakat,” tambah Sayid.

Masih menurutnya masyarakat lebih suka tindakan konkrit BPOM untuk pelabelan tersebut. Tentu saja langkah itu sudah dikaji dan dilakukan seminar berkali – kali melibatkan berbagai elemen yang terkait, utamanya para peneliti, tokoh agama, LSM dan lain – lain.

“Soal bahaya BPA sudah kita dengar sejak 5 tahun silam ya. Tulisan dan informasi tentang BPA sangat berlimpah. Benar juga, Jangan sampai menunggu ada korban. BPOM sudah tepat melakukan tindakan preventif, agar tidak sampai jatuh korban, ” tandas Sayid lagi.

Memang tidak mudah melakukan pelabelan pada galon guna ulang. Pasti ada pihak yang tidak setuju terutama mereka yang secara industri sedikit terusik. Padahal kalau mencermati langkah BPOM sudah tepat dan tidak mengganggu sama sekali.

Sekadar mengingatkan potensi bahaya BPA terhadap kesehatan adalah dapat mengganggu sistem reproduksi, sistem kardiovaskular, penyakit ginjal, kanker, diabetes, obesitas dan gangguan perkembangan otak.***/rd

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *