Connect with us

Kabar

Ketum Pertina: Jangan Ulangi Kasus PON Papua

Published

on

Ketum PP Pertina, Mayjen TNI Purn Dr Komaruddin Simanjuntak mengikuti intensif berlangsungnya Babak Kualifikasi Tinju Pra PON 2024 di Kupang, NTT. (foto: Pertina)

KUPANG, JAYAKARTA NEWS – Ketua Umum PP Pertina, Mayjen TNI Purn Dr Komaruddin Simanjuntak memantau intensif jalannya Pra PON Tinju di GOR Flobamora, Kupang, NTT. Pertandingan yang berlangsung 20 – 30 Oktober 2023 ini diikuti 193 petinju yang terdiri dari 124 petinju putra dan 69 putri dari 29 Pengprov Pertina.

Mereka akan memperebutkan 69 sisa tiket/kuota yang disiapkan PP Pertina guna mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. Pada babak kualifikasi pertama, 20-30 Juli lalu di Makassar, Sulawesi Selatan, telah terseleksi 88 petinju.

Ketua Umum PP Pertina maupun Ketua Pengprov Pertina NTT sejak awal mengingatkan pentingnya sportivitas. Tujuannya agar lahir para petinju berkualitas yang siap berlaga di PON, serta ke depan bisa menjadi duta negara di ring tinju ASEAN, Asia, bahkan dunia.

“Saya mengapresiasi pengorbanan semua Pengurus Pertina Provinsi. Karenanya saya di sini menekankan kepada wasit dan hakim supaya melaksanakan tugas secara profesional. Saya tidak mau wasit dan hakim memenangkan yang kalah, dan mengalahkan yang seharusnya menang. Saya tidak mau. Kenapa? Karena kita sudah punya pengalaman kemarin di PON Papua,” ujar Komaruddin yang mantan Pangdam IX/Udayana itu.

Komar mengutip persyaratan wasit Hakim PON 2024 Sumatra-Aceh adalah profesional. Artinya mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, tegas, berani, jujur, tidak memihak dan memenangkan petinju yang bagus dan hebat, dan mengalahkan petinju yang memang kualitasnya lebih rendah dari lawannya. “BUKAN mengalahkan petinju yang menang atau memenangkan petinju yang kalah,” tandasnya

Pertandingan yang dimulai sejak hari pertama hingga sekarang berlangsung ketat dan seru. Apalagi ketika petinju tuan rumah bertanding. Suasana GOR Flobamora sangat riuh. Tapi, para penonton yang mayoritas masyarakat NTT sangat sportif ketika petinjunya harus menelan pil pahit. Mereka menerima dengan lapang dada dan tak ada protes.

Wild Card

Dalam kesempatan itu, PP Pertina mengumumkan akan memberikan wild card bagi 10 petinju yang mengikuti SEA Games Kamboja, yang terdiri dari 7 putra dan 3 putri. Sehingga total tiket yang diperebutkan dalam Babak Kualifikasi adalah 150 ditambah 10 wild card menjadi 160 tiket.

Sementara itu, KONI Pusat memberi jatah kuota tinju sebanyak 200, di antaranya 160 diperebutkan. Sedangkan 40 diberikan kepada tuan rumah Aceh dan Sumut masing-masing 20 sesuai 20 kelas (11 kelas putra dan 9 kelas putri) yang akan dipertandingkan di PON nanti.

Ini belum termasuk kuota yang diberikan KONI Pusat kepada empat Daerah Otonom Baru: Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

Babak Kualifikasi Tinju Pra PON di Kupang, dibuka PJ (Penjabat) Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake didampingi Ketua Umum PP Pertina Mayjen TNI Purn Dr. Komaruddin Simanjuntak. Hadir dalam kesempatan itu, Tim Monev KONI Pusat Irfan Bactiar dan Kanti, Ketua Pengprov Pertina NTT Samuel Haning, Kadispora NTT Hildegardis Bria Seran, serta sejumlah pejabat lain.

“Apresiasi yang tinggi saya berikan kepada panitia pelaksana, Pertina, KONI Pusat maupun daerah (NTT) yang telah mempersiapkan pertandingan ini dengan baik,” ujar Ayodia pada saat pembukaan.

Ia juga mengatakan, “Kami harus sportif menerima kekalahan karena memang kalah. Wasit dan hakim telah melaksanakan tugas dengan baik. Saya senang dengan penilaian ini, jangan karena tuan rumah lalu mau dimenangkan. Itu tidak boleh.”

Ketua KONI Provinsi Maluku Utara Djasman Abubakar juga mengakui dengan kinerja wasit dan hakim semakin baik dan dipercaya. “Pra PON sekarang lebih baik karena wasit dan hakim sudah bekerja bagus. Tapi, masih ada satu atau dua wasit dan hakim yang perlu dikoreksi,” kata Djasman yang juga mantan Ketua Pengprov Pertina Maluku itu. (*)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *