Connect with us

Kabar

Waspada, 10 – 15 Januari Bencana Babak Dua

Published

on

Jayakarta News – Jangan sekali-kali berpikir, banjir besar yang mengepung Jabodetabek, 1 Januari 2020 adalah yang pertama dan terakhir di musim penghujan ini. Banjir serupa, besar kemungkinan akan terulang antara tanggal 10 – 15 Januari 2020. Jika benar terjadi, itu akan menjadi bencana babak dua tahun 2020.

Hal itu terkuak Kamis (02/01/2020) pagi, saat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo memimpin Rakor Penanganan Dampak Banjir Jabodetabek, di Graha BNPB, Jl. Pramuka, Jakarta Timur. Di situ hadir banyak pemangku kepentingan, antara lain Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D.

Dalam kesempatan itu, Kepala BMKG menyampaikan prediksi cuaca terkini dan potensi bencana dalam dua pekan ke depan yang patut diwaspadai. Mantan rektor UGM Yogyakarta itu menyebut aliran udara basah dari Timur Afrika yang diperkirakan menuju wilayah Indonesia.

Kedatangan udara basah dari Timur Afrika itu dapat mengakibatkan potensi hujan ekstrem. Kapan terjadinya? Dwikorita menyebut kisaran tanggal 10 – 15 Januari 2020. Bahkan tidak hanya berhenti di tanggal 15 Januari, potensi hujan ekstrem itu masih akan terus terjadi hingga pertengahan Februari 2020.

Sejumlah wilayah yang diprediksi akan terdampak hujan deras menurut pradiksi BMKG meliputi Sumatera bagian tengah, Jawa, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan hingga tenggara. “Masyarakat harus waspada,” ujar wanita Yogyakarta kelahiran tahun 1964 itu.

Atas adanya potensi bencana banjir ekstrim susulan, BPPT yang telah menyapkan antisipasi dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). BPPT akan menggunakan TMC untuk percepatan penurunan hujan. Rencananya BPPT akan menurunkan hujan ke Selat Sunda atau Lampung, namun jika arah angin ke timur akan di turunkan ke waduk-waduk seperti Jatiluhur dan Jatigede.

Untuk membantu proses TMC tersebut, BPPT bersama BNPB dan TNI akan mengerahkan 2 jenis pesawat yakni CN295 dan Casa. “

“Inilah manifestasi dari ‘bencana urusan bersama’. Rakor ini sekaligus contoh kesadaran kolektif, serta  koordinasi antarlembaga agar penanganan banjir di Jabodetabek lebih terintegrasi,“ jelas  Doni Monardo, seraya menambahkan, “melalui langkah antisipasi tersebut, semoga curah hujan bisa digeser. Tapi bukan berarti kita lepas kewaspadaan.”

Lebih lanjut, Rakor yang dipimpin Doni Monardo itu juga terlihat sinergitas antarintansi dalam menanggulangi musibah banjir yang melanda Jabodetabek.

Para pihak yang hadir, menyampaikan komitmennya. Dari Kementerian BUMN misalnya, akan membentuk tim bantuan dukungan banjir Jabodetabek untuk masing-masing sektor, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Bogor dan Bekasi dengan masing-masing menempatkan empat orang perwakilan di masing-maising wilayah.

Bantuan dari BUMN dalam bentuk CSR, berupa logistik, makanan, obat-obatan, peralatan evakuasi seperti perahu karet, dan lain-lain. Sedangkan dari pihak Jasa Marga, akan menggratiskan tol dalam kota, dimulai hari ini.

Kementerian Kesehatan sejauh ini sudah menerjunkan tim Satgas kesehatan, berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Bekasi dan Bogor. Menurut informasi, masih banyak lokasi yang belum terlayani kesehantanya. Satu hal yang perlu diwaspadi penyakit ikutan pasca banjir, seperti penyakit kulit, gatal-gatal, diare ISPA, Leptospirosis, dll.

Dari pihak TNI menyediakan bantuan personel di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan rincian 3.680 personil, TNI AD, AL, AU yang bertugas pengamanan logistik tim kesehatan dapur umum, 50 perahu karet, 10 kapal, 5 heli TNI AU dan AD untuk evakuasi medis, pengamatan udara, distribusi logistik, 32 truk. Kemudian 84 Koramil untuk logistik dan pengungsi. Untuk Jawa Barat akan diterjunkan 2.500 personel, 25 truk dan Banten 1.000 personel juga 15 truk. Selanjutnya TNI juga akan mengerahkan masing-masing 1 unit pesawat CN295 dan Cassa untuk TMC.

Polda Metro Jaya juga telah mengerahkann satuan dengan kemampuan SAR yaitu Brimob Sabhara dan Polair untuk membantu mengevakuasi korban banjir sejak kemarin di 263 titik termasuk di 9 titik ruas tol jabodetabek.

Selanjutnya dari Palang Merah Indonesia menerjunkan 395 personel untuk Jabodetabek dan akan ditambah jika diperlukan, dengan rincian untuk personil Evakuasi, ambulan, dapur umum dan psikososial. Peralatan 11 perahu karet, 14 ambulance, 8 kendaraan operasional, truk 2, dapur umum 5 titik di dki dan 1 titik di banten.

Dari LSM/NGO dan relawan sudah bergerak di lapangan sejak awal kejadian banjir, seperti PMI, LPBI NU, MDMC, BAZNAS, ORARI, RAPI, dll, mereka bergerak sesuai dengan kapasiatas yang dimilikinya, baik itu evakuasi, kesehatan, psikososial, radio komunikasi, dll.

Menanggapi seluruh paparan perwakilan Kementerian/Lembaga dan relawan yang hadir, Kepala BNPB Doni Monardo berharap, di setiap posko harus saling bersinergi, berkumpul di satu posko dan tidak menyebar, untuk memudahkan koordinasi. Di samping itu, masing-masing walikota diharapkan untuk menjadi Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) di wilayahnya masing-masing, khususnya untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Lebih lanjut Kepala BNPB menegaskan, bahwa pemerintah harus fokus mengurus para pengungsi. Setelah itu, memperhatikan para korban. Di samping, mengatasi masalah dan kesulitan lalin seperti tidak adanya aliran listrik, air bersih, dan lain-lain. (*/rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *