Connect with us

Kabar

Jika Dua Hal ini Terjadi, Anda Harus Segera Mengungsi

Published

on

Longsor di Sukabumi, baru-baru ini. (foto: BNPB)

JAKARTA, JAYAKARTA NEWS – Seiring datangnya musim hujan, bencana demi bencana datang beruntun. Banjir di sana-sini. Longsor di berbagai lokasi.

Kabar yang baru lalu, Sukabumi dilanda longsor (Rabu, 24 Januari 2024). Selang sehari, 239 warga Sukabumi yang terancam longsor susulan, pindah ke lokasi pengungsian.

Bukan tidak mungkin, bencana sejenis akan terjadi di berbagai daerah lain. Karenanya, masyarakat harus mengetahui tanda-tanda bahaya longsor. Setidaknya ada dua tanda yang bisa menjadi pedoman masyarakat untuk segera mengungsi.

Pada Maret 2021, di Giriasih, Bandung Barat, Direktur Pemetaan dan Risiko Bencana BNPB, Dr Abdul Muhari diminta oleh Kepala BNPB (ketika itu) Letjen TNI Doni Monardo untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang ancaman longsor dan pencegahannya. Abdul Muhari, saat ini menjabat Kapusdatin BNPB. Peristiwa itu terjadi di lereng bukit Giriasih, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat yang gundul dan rawan longsor.

“Sebelum memulai presentasi, saya ingin bertanya, apakah ada bapak kades atau pak lurah, pak RW dan pak RT hadir di tenda ini?” tanya Abdul Muhari. Beberapa tangan serentak menjulur ke atas, tanda kehadiran.

Tak kurang dari 15 Kepala Keluarga (KK) atau 51 jiwa terdampak, dengan 12 unit rumah mengalami rusak berat. (foto: BNPB)

Area Pengungsian

Menurut Abdul Muhari, merekalah yang berada paling dekat dengan masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana. Karenanya, mereka harus paham peta situasi daerahnya, bahaya longsor yang mengancam, serta memahami protokol evakuasi.

“Wilayah yang rawan longsor seperti di lereng ini, harus disiapkan area yang lebih luas, bisa berupa rumah ibadah atau sarana umum. Tujuannya untuk sewaktu-waktu menjadi tempat evakuasi warga,” ujar doktor tsunami lulusan Jepang, itu.

Pada dasarnya, setiap lereng memiliki tingkat kerentanan tertentu terhadap ancaman longsor, mulai dari ancaman rendah, sedang, dan tinggi. Cepat atau lambat, longsor akan terjadi, jika tidak segera diintervensi langkah mitigasi dan pencegahan.

“Ajak masyarakat untuk belajar dari dua tanda alam, demi langkah penyelamatan. Yang pertama, hujan dengan curah sangat tinggi selama 30 menit berturut-turut. Yang kedua, hujan dengan curah tinggi selama 60 menit,” ujar Abdul Muhari menjelaskan dua “kata-kunci” yang harus diketahui.

Kembali Abdul Muhari menegaskan, “Tanda pertama adalah hujan sangat lebat selama tiga puluh menit. Kedua, hujan lebat selama satu jam. Jika salah satu terjadi, segera tinggalkan rumah menuju lokasi evakuasi,” kata Aam, panggilan akrabnya.

Longsor Sukabumi

Longsor di Sukabumi, Rabu 24 Januari 2024 adalah sebuah keniscayaan yang harus dicermati sebagai alarm bagi masyarakat yang tinggal di bawah lereng di mana pun berada. Longsor Sukabumi menimpa Kampung Batuhilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat.

Tak kurang dari 15 Kepala Keluarga (KK) atau 51 jiwa terdampak, dengan 12 unit rumah mengalami rusak berat. Sekretaris BPBD Kabupaten Sukabumi Yudistira menerangkan, tanah longsor disebabkan oleh cuaca ekstrem serta adanya akumulasi endapan air di wilayah tersebut. Tanah longsor susulan pun masih berpotensi terjadi, hal ini membuat BPBD mengevakuasi 75 KK lainnya yang terancam untuk berpindah ke tenda pengungsian.

Untuk diketahui, wilayah bukit atau lereng yang gundul, dipastikan rawan longsor. Cepat atau lambat, longsor akan terjadi, terutama jika hujan turun terus-menerus.

Bonggol Lapuk

Seperti pernah disampaikan Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, bahwa penebangan pohon di lereng sama artinya dengan menebar benih bencana. Sebab, setiap pohon yang ditebang, meninggalkan bonggol pohon.

Lambat laun, bonggol pohon beserta akar-akarnya di tanah akan lapuk. Pada saat itulah terjadi rongga tanah bekas bonggol yang akan menjadi kantong air manakala hujan turun dengan intensitas tinggi. Nah, bekas-bekas bonggol pohon itu lambat laun akan menjadi kantong-kantong air yang tentu saja menggemburkan tanah.

“Karenanya, manakala terjadi hujan lebat terjadi kantong-kantong air di bekas bonggol pohon. Tanah menjadi gembur, dan tinggal menunggu waktu keadaan itu akan berubah menjadi bencana longsor,” tegas Abdul Muhari. (rr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *