Connect with us

Kabar

Varian ‘Deltacron’ Jadi Sorotan, Masyarakat Diimbau Tetap Prokes Ketat

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah bermutasi menjadi berbagai varian. Salah satu yang belakangan menjadi perhatian ialah varian GKA (AY.4/BA.1) yang terindikasi memiliki percampuran genetik antara varian Delta 21J/AY.4 dan Omicron 21K/BA.1.

Sementara ini media menyebutnya ‘Deltacron’. Menurut Prof Wiku Adisasmito, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, penamaan resmi varian ini belum ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO).

Data terkait karakteristiknya pun masih sangat terbatas meskipun WHO membahasnya dalam pertemuan Technical Advisory Group on Virus Evolution atau grup penasihat teknis terkait evolusi virus yang dihadiri para pakar virus di dunia.

“Dampak varian ini terhadap indikator epidemiologi maupun tingkat keparahan gejala belum dapat dipastikan dan masih terus diteliti,” Wiku menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers di Graha BNPB, Selasa (15/3/2022). Demikian dikutip dari laman covid19.go.id

Tidak memberi ruang penularan, dapat mencegah mutasi virus yang dapat melahirkan varian baru. Karena, selama virus masih beredar, apalagi dalam tingkat penularan yang tinggi, potensi mutasi virus semakin besar. Dalam bermutasinya, ada berbagai mekanisme. Salah satunya dengan rekombinasi seperti pada varian yang dijelaskan. Rekombinasi virus ini bukanlah hal baru.

“Untuk itu, dalam masa adaptasi ini, pencegahan penularan ini lebih banyak porsinya pada tanggung jawab setiap individu. Setiap orang wajib melindungi dirinya sendiri dan orang lain, melalui disiplin protokol kesehatan 3M,” pungkas Wiku. (ctr)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *