Kabar
Penggugat ‘’Pentil Muter’’ itu Telah Tiada
MIRIP kata pepatah: berjuang sampai titik darah penghabisan. Begitulah kisah sahabat saya: M Djoko Yuwono. Redaktur senior harian ‘’Pos Kota’’. Koran legendaris besutan wartawan kawakan Harmoko itu.
Djoko Yuwono mengembuskan nafas terakhir di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 April 2018. Di tengah-tengah kesibukannya menyelenggarakan pentas wayang kulit merayakan ulang tahun ‘’Pos Kota’’.
Djoko Yuwono, teman sekampung: Purwodadi Grobogan. Alumni SMA Negeri 2 Grobogan. Dua pekan lalu, dia masih asyik ngobrol tentang buruknya kualitas berbahasa Indonesia tulis di kalangan anak muda. Lalu mengusulkan membuat program pelatihan jurnalistik tulis.
Meski tak pernah meraih gelar sarjana, Djoko Yuwono diakui sebagai wartawan yang bahasa tulisnya sangat baik. Sering menjadi narasumber diskusi bahasa, yang pesertanya para sarjana.
Djoko Yuwono juga seorang pecinta bahasa Jawa. Beberapa tahun lalu, dia sempat merencanakan menggugat program siaran berita JTV yang berbahasa Jawa: Pojok Kampung. Karena dianggap merusak tatanan bahasa Jawa. Dengan istilah-istilah yang tidak ilmiah.
Misalnya: angin ‘’puting beliung’’ dijawakan menjadi angin ‘’pentil muter’’. Juga kegemaran presenter JTV mengucapkan istilah-istilah yang dinilai tidak mendidik. ‘’Jorok’’ tapi diucapkan di ruang publik. Misalnya, ‘’empal brewok’’ dan ‘’hoho-hihe’’.
Selamat jalan mas Djoko. ***