Connect with us

Kabar

Meutia Hatta dan Bambang Sulistomo Bicara Persatuan Bangsa pada Deklarasi Bersama PKP3KI dan IKPNI

Published

on

PKP3KI dan IKPNI mengadakan deklarasi utk anak Bangsa memperkokoh Kesatuan Bangsa (foto ist)

JAYAKARTA NEWS – Para pendiri negara berjuang dengan tujuan merdeka, berdaulat, bersatu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Kata kuncinya adalah merdeka, berdaulat, bersatu, adil dan makmur.

Demikian diutarakan Prof.Dr. Meutia Farida Hatta Swasono pada Sabtu lalu 12 Agustus 2023, tanggal kelahiran Bung Hatta (Haul Bapak Proklamator) pada Deklarasi bersama PKP3KI (Persatuan Keluarga Putera Puteri Perintis Kemerdekaan Indonesia) dan IKPNI (Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia), Serta Perayaan Peringatan HUT RI ke 78. Acara yang diadakan di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, dihadiri para anggota IKPNI dan PKP3KI.

Pada kesempatan itu Meutia menuturkan, para pendiri bangsa tidak sekadar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia namun juga sudah mempersiapkan Pancasila dan UUD 1945 menjadi dasar dan pedoman bagi bangsa Indonesia untuk menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai bangsa Indonesia di Republik Indonesia yang kini ditegaskan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagai puteri sulung, Meutia sedikit mencuplik sifat2 bapak proklamator sebagai salah satu Bapak Bangsa yang telah mendesain negara Republik Indonesia. “Karena hari ini merupakan tanggal kelahiran Bung Hatta, seorang perintis kemerdekaan dan pahlawan nasional, perkenankanlah saya mencuplik sifat sifat beliau sebagai pejuang, pemimpin dan pendiri bangsa Indonesia,” kata Meutia yang pidatonya bertajuk Persatuan dan Kesatuan Sesama Anak Bangsa dan Refleksi Nilai Nilai Kepahlawanan dari Para Perintis Kemerdekaan dan Para Pahlawan Nasional Indonesia.

Meutia Hatta bersama Margaretha Sekr.IKPNI, Saharto Sahardjo Ketua IKPNI, dan Agustanzil Sjahroezah, Ketua Dewan Pembina IKPNI.(ist)

Bung Hatta mengatakan agar Indonesia menjadi Negara Pengurus bagi rakyatnya dengan sebaik baiknya. Sehingga negara kita bukan menjadi Negara Kekuasaan (Machtsstaat) melainkan menjadi Negara Hukum (Reshtsstaat). Para Pendiri Negara menolak le droits de l’homme et du citoyen, menentang individualisme dan liberalisme dan memilih jiwa kebersamaan dan kekeluargaan serta gotong royong.

Bung Hatta mengusulkan kedaulatan rakyat. Artinya dengan menolak paham individualisme ini dalam mengelola negara, hal ini tidak menghilangkan hak warganegara untuk sejahtera di negeri sendiri, karena ada batas batasan yang disusun secara bijak tentang mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah dan mana yang memungkinkan untuk diisi oleh warga negara sebagai individú dalam peranan mereka ikut mengisi pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

Farida Salahuddin Wahid Hasyim bersama anggota IKPNI (foto: ist)

Mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dalam Kabinet Indonesia Bersatu (2004- 2009), mengatakan sangat penting bagi Bung Hatta dalam membangun negara, bahwa Bangsa Indonesia sebagai warganegara harus bersatu. Sejak dekade 1930-an telah diingatkan Bung Hatta dalam banyak pidato dan tulisannya bahwa yang harus dibangun adalah persatuan hati bukan persatuan orang sesaat. Jadi jangan lah persatuan hanya sekadar persatuan, yang menurut Bung Hatta, sekadar berkumpul tetapi tidak terjadi persatuan hati.

Ketua IKPNI (Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia), Saharto Sahardjo menyampaikan kata bijak dari Bung Hatta: “Jatuh bangunnya negara ini sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indoneaia hanyalah sekadar nama dan gambar seuntai pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdayakan sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi.”

Pidato semangat Bambang Sulistomo, anggota Dewan Pembina IKPNI (foto: nin)

Sementara itu Ketua Pembina IKPNI Ibong Agustanzil Sjahroezah mengatakan, kita harus terus memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa demi tegaknya NKRI sebagai wadah bangsa merdeka demi mencapai cita cita tujuan nasional pendirian negara Indonesia sebagaimana yang termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945.

Kita harus bangga bahwa bangsa kita merdeka karena hasil perjuangan anak bangsanya sendiri- baik dengan perjuangan fisik maupun dengan diplomasi- bukan merupakan hadiah si penjajah. Oleh karenanya kita mempunyai ‘hutang sejarah’, kita harus tuntaskan perjuangan bangsa ini agar tidak hanya merdeka secara fisik tetapi juga berdaulat penuh sehingga dapat mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

Ketua Yayasan Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 (UTA’45), yang juga anggota Dewan Pembina IKPNI Bambang Sulistomo selalu semangat, seperti layaknya Bung Tomo kala berpidato. Bambang mengatakan, “Pemilu harus dicegah dari rekayasa kecurangan! Jika ingin melahirkan pemimpin yang jujur, yang berani menegakkan keadilan, dan melawan para koruptor yang membuat rakyat miskin,” katanya.

Acara Deklarasi ini juga diisi dengan menyanyikan bersama lagu lagu perjuangan, pemutaran film dokumenter perjuangan Bung Hatta, dan rekan-rekan seperjuangan dengan semangat dan pesan persatuan. Selain itu juga orasi kebangsaan dari perwakilañ putra/putri perintis kemerdekaan dan pahlawan nasional.

Beberapa wakil tampil pula membawa kesaksian/testimoni putera/putri pahlawan nasional Indonesia, antara lain Agus Dimara putera pahlawan Yohannes Dimara, Miranda Diponegoro, cucu/keturunan kelima dari Pangeran Diponegoro. (handini ninin)

Continue Reading
Advertisement
1 Comment

1 Comment

  1. Bambang Sulistomo

    August 20, 2023 at 1:06 pm

    ….tulisan ini bagus sekali dengan ungkapan patriotisme yg kentaldan menggugah kita semua….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *