Connect with us

Kabar

Trah “Panitia 9” Serukan Persatuan

Published

on

Trah Panitia 9, dari kiri: Roy Rahajasa Yamin (cucu Mochamad Yamin), SR Handini B. Maramis (istri keponakan AA Maramis), KH Salahuddin Wahid (putra KH Wahid Hasyim), Meutia Farida Swasono (putri sulung Moh. Hatta), Agustanzil Sjahroezah (cucu Haji Agus Salim), dan Rohadi Subardjo (putra Achmad Subardjo). (foto: ist)

JAYAKARTA NEWS – Bertepatan Peringatan 111 tahun Kebangkitan Nasional (20 Mei 1908 – 2019), sejumlah keturunan pendiri bangsa, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang disebut Panitia 9, mengadakan pertemuan di Gedumg Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta.

Hadir pada konferensi pers, Meutia Farida Swasono, Halida Hatta (putri sulung dan bungsu Bung Hatta), KH Salahuddin Wahid (putra KH Wahid Hasyim), Rohadi Subardjo (putra Achmad Subardjo),  Agustanzil Sjahroezah (cucu Haji Agus Salim), Roy Rahajasa Yamin (cucu Mochamad Yamin), dan SR Handini B. Maramis (istri keponakan AA Maramis). Yang berhalangan hadir dari keluarga Sukarno, Abdoel Kahar Moezakir, dan Abikusno Tjokrosoejoso.

Agustanzil mengutarakan deklarasi dilakukan sehubungan dengan tingginya suhu politik saat ini. Merasa terpanggil untuk menyampaikan seruan kepada segenap komponen bangsa agar tetap mengutamakan kepentingan nasional, persatuan dan kesatuan bangsa. Meutia Hatta menyerukan persatuan dalam menyikapi hasil Pilpres serta mengingatkan pada ruh perjuangan para pahlawan, dengan tekad merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Saat ini justru pada pesta demokrasi penyelenggaraan Pilpres 2019 terjadi pertentangan nasional akibat perbedaan mencolok pada datà perolehan suara, sehingga rakyat terbawa untuk berbeda pendapat dan bertentangan hingga menumbuhkan rasa pèrmusuhan satu sama lain. Konsekuensinya seluruh energi nasional terkuras tanpa manfaat. Bahkan sebaliknya menimbulkan kemudharatan. Ia juga meminta pendukung kedua paslon untuk menahan diri demi mencegah memburuknya situasi politik.

Sementara itu Salahuddin Wahid mengutarakan bahwa kita segenap anak bangsa Indonesia memiliki utang sejarah untuk mengisi kemerdekaan dan menjaga persatuan demi keberdaulatan bangsa.  Pemerintah sebagai penyelenggara negara yang bertugas melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia hendaknya segera mengambil langkah langkah yang arif untuk mencegah terjadinya perpecahan bangsa terkait dengan penyelenggaraan Pilpres 2019 ini.

Kepada kaum cendekiawan dan cerdik pandai serta tokoh tokoh nasional yang masih dipercaya oleh rakyat, “Trah Panitia 9” juga menyerukan agar sesegera mungkin membentuk tim auditor independen. Tim independen yang dimaksudkan sebagai penengah untuk mengatasi pertikaian yang meresahkan ini, demi menjamin legitimasi Presiden terpilih.

Prinsipnya, putra-putri dan keturunan para pendiri bangsa berharap, situasi negeri aman dan damai. Apa yang harus dilakukan oleh pendukung kedua paslon? Ya harus tetap mengendalikan diri, menahan diri. Itu yang terbaik, demikian KH Salahuddin Wahid. (*/srh)

Trah Panitia 9, usai menyampaikan seruan kebangsaan. (foto: ist)
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *