Kolom
Hari-hari Terus Dinamis dengan Literasi Digital
JAYAKARTA NEWS – Harapan yang kita tuju, dan langkah-langkah kerja yang kita lakukan belakangan dan hari-hari ini hingga ke depan adalah menatap Indonesia Emas. Seratus tahun Indonesia Merdeka yang titik kulminasinya 17 Agustus 2045.
Tak heran jika Pemerintah, termasuk di dalamnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), spirit kerjanya dinafasi pandangan menatap Indonesia Emas tersebut. Semangat menyongsong Indonesia Emas tampak pula menyertai hari-hari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo khususnya terkait konektivitas digital. Karena itu, semua wilayah di Indonesia hingga pelosok tanah air (daerah 3 T; terdepan, terluar, dan tertinggal) agar tersambung dengan jaringan internet, terus dilakukan.
Targetnya harapan tersebut segera terwujud. Terkoneksinya semua wilayah dengan teknologi digitalisasi merupakan titik tolak kemajuan di era globalisasi ini. Mengingat Visi Indonesia Emas 2045 adalah akan menjadikan Indonesia sebagai negara yang maju, sejahtera, berdaya saing dan memiliki pengaruh signifikan terhadap tatanan global.
Jargon untuk membangkitkan harapan itu pun kini sering digaungkan dengan narasi yang makin dinamis yakni “Mencapai Indonesia yang lebih maju dan lebih sejahtera”. Sebelumnya slogan serupa yang menunjukkan semangat besar juga cukup populer, Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh yang menjadi tema peringatan HUT RI ke 76 tahun 2021. Tema tersebut menjadi slogan yang pas karena waktu itu kita masih dalam suasana pandemi Covid 19. Selanjutnya pada Hari Kemerdekaan RI yang ke 77 tetap menggemakan semangat yang lebih perkasa; Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat!
Para tokoh, dan pimpinan kita sering pula menyadarkan bahwa kita adalah bangsa besar, bukan karena alamnya yang luas dan penduduk yang besar pula, namun juga memiliki jejak peradaban yang agung. Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah dikenal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Sebagai negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau juga pernah berjaya dalam dunia maritim. Kini siapapun yang melek literasi digital bisa menyimak kembali jika buku Sejarah kita sudah usang, Menurut Wikipedia, Ratu Kalinyamat dari Kerajaan Jepara mengirim 15 ribu tentara dengan 300 kapal ketika melawan Portugis di Selat Malaka di akhir abad ke-16.
Kita juga bangsa yang sangat beragam. Keberagaman kita terdiri dari lebih dari 300 kelompok etnis atau suku bangsa (BPS tahun 2010) dan memiliki 718 bahasa daerah, Ini juga merupakan kekayaan budaya yang besar.
Sejarawan Universitas Indonesia Dr Bondan Kanumoyoso 1 Juni 2023 saat memperingati Hari Lahirnya Pancasila di Jakarta, antara lain menegaskan, Indonesia yang beragam ini memiliki dasar negara yang kokoh yakni Pancasila. Dan Pancasila ini laksana “mantera” yang ampuh dalam menegakkan persatuan di Indonesia meski beragam suku, ras, serta agama. Karena itu ia optimis, Indonesia berpotensi menjadi kekuatan budaya besar di dunia jika kekayaan budaya yang ada dikelola dengan baik.
Bondan yang juga Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI itu juga menjelaskan, bahwa hingga kini kekuatan politik dunia masih dipegang Amerika Serikat, kekuatan ekonomi dunia dikuasai Cina, dan kekuatan budaya dunia (diharapkan) dimiliki Indonesia.
Indikasi-indikasi untuk menjadi kekuatan budaya dunia itu yang kemudian mengemuka juga tak lepas dari kemajuan jagat digital yang utamanya dikuasai anak muda. Dunia pun tahu, dan terkesima. Salah satu indikasi ketika berlangsung Gala Dinner KTT ASEAN 6 September lalu di Jakarta yang digelar di Hutan Kota Gelora Bung Karno. Kemegahan panggung dengan setting gedung-gedung jangkung serta sajian seni budaya sangat spektakuler. Sehingga muncul sanjungan dari Wakil Presiden Amerika yang hadir malam itu.
“Jamuan makan, produksi, dan hiburannya hampir melebihi apa pun yang bisa ditampilkan Holywood. Saya ucapkan selamat kepada semua yang bekerja keras untuk malam yang indah ini, “ kata Wakil Presiden Amerika Serikat Kemala Harris, seperti yang dikutip Jawa Pos, 10 September 2023.
Kemajuan dunia gitalisasi tak bisa dipungkiri sangat digandrungi anak muda, dan kepesatan perkembangan digital ini memang mempercepat kemajuan di bidang lainnya, atau menggeret kemajuan di sektor lainnya.
Mengutip narasi yang diwartakan Indonesia.com setahun silam, 7 Desember 2022 antara lain menyebutkan bahwa koneksi digital kini sudah menjadi sebuah kebutuhan dan keharusan karena koneksi digital bisa mengakselerasi banyak hal termasuk ekonomi. Meskipun perkembangan kualitas jaringan internet di Indonesia kini semakin baik namun masih belum ideal, baik jangkauan maupun kualitasnya. Upaya pemerintah untuk pemerataan koneksi internet hingga ke pelosok kini sedang digarap dan diharapkan akan segera selesai pada tahun depan yang dikerjakan oleh BAKTI Kominfo serta Telkomsel dan XL Axiata sebagai penyedia layanan.
Keterjangkauan koneksi yang luas dengan kualitas prima, juga menjadi harapan besar masyarakat terutama mereka yang sudah terbiasa dengan literasi digital. Perhatikan saja pemandangan di ruang tunggu bandara, di stasiun kereta api, di dalam kereta ( Commuterline Jabodetabek, misalnya), dan di ruang-ruang lainnya, “teman setia” mereka adalah telepon seluler (ponsel) yang selalu ditatapnya atau dalam genggaman, termasuk juga di kafe-kafe.
Tentu beragam yang disimak, yang ditatapnya, yang dilakukan atau dimainkan. Mungkin sedang mendengarkan ceramah di youtube, melihat video, sedang email, pesan tiket, chatting, mengunduh jurnal ilmiah yang sesuai dengan studi ataupun hobinya, update foto dan unggah aktivitas di face-book, atau mungkin hanya main game, dll. Akivitas literasi digital didukung konektivitas digital yang lancar dan bagus akan kian mendatangkan manfaat besar. Efisiensi waktu, kemudahan cara kerja, karena dimanapun kita berada tetap bisa melakukan kegiatan asal ada ketersambungan internet; tersedia WiFi, paket data yang memadai, dan tentu dengan koneksi yang lancar.
Bukan Hanya Gen Z
Yang mempesona dan memerlukan literasi digital tidak hanya generasi Z (gen Z) atau pun generasi mileneal, melainkan sudah lintas generasi. Generasi sebelumnya, Y, X, jika dalam aktivitas keseharian tidak dibarengi atau menggunakan teknologi terkait digital, maka seakan ia tidak menjejak zamannya. Tercerabut dari situasi dan kondisi masa dimana ia masih menjalaninya.
Dalam hubungan atau komunikasi dengan keluarga, yang lebih muda tentunya dan terkait penggunaan digital, mungkin akan terjadi keasingan dan kegagapan, Terlebih dalam sosialisasi di masyarakat tentu akan mengalami kendala, ketidaklancaran, miskonsepsi atau bahkan mispersepsi.
Maka. mau tidak mau, suka tidak suka ia mesti bisa beradaptasi, sehingga mampu berliterasi digital meskipun tidak segesit anak-anak muda dalam mengoperasikan perangkatnya, pun tidak selihai mileneal dalam mencari atau mengunduh informasi yang diperlukan melalui ponsel atau pun laptopnya. Setidaknya yang menyangkut kebutuhan prioritas, seperti kesehatan, keamanan lingkungan, dan upaya mencari kabar berita lewat media online bisa dilakukannya secara mandiri.
Jika kegiatan literasi digital mampu dilakukannya, maka hidup serasa terus berproses, dinamis, karena informasi yang didapat terus ter-update. Pengetahuan dan wawasan pun bertambah, sehingga rasa nyaman, hepi menyertai hari-hari dan aktivitasnya. Tentu harus arif dalam memilah dan memilih informasi yang diperlukan. Karena berselancar dalam literasi digital tak sepi dari pelbagai tantangan.
Di sana Anda akan menemukan chanel maupun website berita yang kredibel, yang benar-benar menyajikan ilmu pengetahuan, berita penting, dan kisah human interest. Bisa dikatakan, ponsel Anda ketika aktif dan terhubung dengan jaringan internet, merupakan gudang perbendaharaan informasi dan pengetahuan yang bisa disimak, diunduh, dan dikelola sesuai minat, pekerjaan dan profesi yang Anda tekuni.
Namun di sana ada pula portal berita yang mewartakan info biasa-biasa saja, remeh temeh atau sekadar hiburan, bahkan mengedarkan isu negatif ; intoleran, serta “info sampah”, serta hoax.
Bagi orang dewasa atau di atas usia mileneal, juga menginjak usia pensiun dan bahkan sering dibilang sepuh, tampaknya tidak sekadar tertarik literasi digital tapi sudah masuk kategori gandrung. Setidaknya realita ini bisa dilongok pada komunitas Radio Pensiunan.
Menurut Eddy Koko, penggagas dan pendiri Radio Pensiunan yang pendengarmya lintas negara, ratusan ribu jumlahnya seperti di Singapura, Malaysia, Netherland, Amerika, Norway, Suriname, Arab Saudi, dan Australia. Dan tentu terbanyak para pensiunan Indonesia. Mereka tidak hanya melek literasi digital, tapi memang tertarik dan memerlukan. Mengingat mereka yang juga peduli terhadap masalah kesehatan merasa manfaat yang besar dengan mengakses informasi dan pengetahuan kesehatan serta video-video motivasi lewat youtube. Juga bersosialisasi dengan sesama teman komunitas pensiunan dan saling tukar informasi, baik lewat whatsapp maupun facebook.
Pesona literasi digital memang tinggi. Makin didalami, disimak, terasa makin memikat. “Dalam menyimak kan terjadi pula proses berpikir, “ kata Eddy Koko. Dan itu terasa hidup tetap dinamis. Konon dengan terus bergiat menggunakan pikiran bisa mencegah kita tidak cepat pikun, kata Eddy Koko yang sekarang juga menjadi produsen acara Menolak Lupa di Forum Keadilan TV.
Mendongkrak Kemajuan
Dalam waktu dekat, tahun 2030-an kita mengalami bonus demografi. Itu berarti usia muda potensial dengan kemahiran literasi digital meningkat pula. Maka peran para muda yang keingintahuannya tinggi, semangat menggali ilmu juga besar, serta bisa mengimplementasikan ide, dan mengelolanya dalam kerja-kerja kreatif , perlu didukung konektivitas digital yang tidak hanya bagus tapi juga merata di pelbagai tempat. Termasuk bisa dinikmati anak-anak atau siapapun yang tinggal di pelosok negeri. Jika telah mampu berliterasi digital secara mudah, cepat dan lancar, kiranya bisa diharapkan memperoleh informasi yang setara dengan mereka yang berdomisi di pusat-pusat kota.
Bila kecakapan literasi digital pun mumpuni, mereka juga dengan mudah bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang disiarkan secara virtual, zoom meeting, dan lain-lain. Dengan berliterasi digital dalam jangkauan koneksi yang lebih luas dan merata, tentu putra-putri bangsa, terutama kalangan muda akan terasah kemampuannya, tergali talentanya, sehingga akan tumbuh generasi hebat yang melahirkan karya-karya besar di bidangnya masing-masing, baik teknologi, ekonomi, budaya, dan lainnya.
Pada ujungnya akan berdampak pada kemajuan bangsa dan kesejahteraan masyarakat. Sehingga , diharapkan tak ada lagi yang merasa terpinggirkan, apalagi gugatan pernyataan atau protes. “Saya juga pewaris sah negeri ini !” Karena itu sesuai peran dan amanah yang melekat pada Kementerian Kominfo khususnya BAKTI Kominfo, Anda adalah orang terdepan dalam memajukan jagat digital di negeri ini.
Ibarat lokomotif, sekian gerbong akan terbawa melaju atau dalam hal ini kerja dan karya dalam ketersediaan infrastruktur digital yang mumpuni termasuk keterjangkauan yang luas dan merata, akan berdampak/ mendongkrak kemajuan bidang-bidang lainnya; Pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya. *** iswati