Connect with us

Feature

Gowa Seplawan: Mengarungi Keajaiban Alam dan Sejarah di Goa Basah Purworejo

Published

on

Penampakan interior Gowa Seplawan, Kabupaten Purworejo (Foto: Screenshot Youtube/ Channel: Peter, Sahabat Kamu)

JAYAKARTA NEWS – Dalam perbukitan gemerlap pegunungan Menoreh di Kabupaten Purworejo, terhampar sebuah permata alam yang tak boleh dilupakan: Goa Seplawan. Menyatu dengan kesejukan kawasan pegunungan, goa ini bukan hanya sekadar spot wisata, melainkan perjalanan menuju keajaiban alam dan sejarah yang tak tertandingi.

Terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Goa Seplawan adalah surgawi bagi para pencinta wisata alam dan sejarah. Goa ini menawarkan pengalaman unik sebagai goa basah, di mana aliran air mengalir dengan anggun di dalamnya.

Seiring dengan waktu, tempat ini telah mengalami renovasi yang cerdas, termasuk jalur bertangga yang mempermudah akses serta penerangan yang lebih baik. Meskipun telah ditingkatkan, keaslian alam dan aura sejarah tetap terasa dalam setiap sudutnya.

Gowa Seplawan tak hanya melulu tentang pemandangan alam yang memesona. Goa ini juga mencakup sisi rekreasi dan sejarah yang begitu memikat.

Pada tahun 1979, ditemukan arca emas 22 karat yang memperkaya kisah sejarah goa ini. Arca yang kemudian ditempatkan di Museum Nasional ini dianggap sebagai peninggalan Hindu Siwa, memberikan nuansa mistis pada tempat ini. Lingga yoni yang juga ditemukan di sekitar goa semakin menambah kesan kuno yang terjaga.

Saat memasuki goa, mata kita akan disuguhkan oleh stalaktit dan stalakmit yang menghiasi ruangan dengan keindahan yang tak tertandingi. Seakan menyambut para pengunjung dengan tarian batu yang menari, stalaktit dan stalakmit adalah bukti keajaiban yang terbentuk selama ribuan tahun.

Sebelum adentrasi dalam goa, patung emas setinggi 3 meter akan menyambut kedatanganmu. Replika arca Dewa Siwa dan Dewi Parwati ini menjadi simbol spiritualitas yang merangkul para wisatawan. Tidak diperlukan peralatan khusus untuk menjelajahi goa ini; jalur buntu mayoritas datar dengan semburan air sesekali. Kemujuran bisa datang saat kolam air jernih terlihat dalam keadaan cerah.

Goa Seplawan membentang sepanjang 750 meter, dengan jalur wisata yang mengarah ke ujung buntu. Meski demikian, cabang-cabang jalur lain juga mencuri perhatian, seperti goa vertikal, jurang, dan yang berlumpur.

Pada titik tertentu, perjalanan akan membawa kita ke lorong sempit, tempat hanya satu orang yang dapat melewatinya. Meskipun terdapat tantangan, kelelahan akan tergantikan oleh keindahan yang disajikan.

Goa ini, dengan batu kapur sebagai struktur utamanya, menghadirkan relief yang mengingatkan pada sirip hiu. Relief ini, hingga kini, belum sepenuhnya dipahami oleh arkeolog. Pada pertigaan sekitar 500 meter, pilihan hadir dalam bentuk cabang jalan. Jalur kanan melintasi titik ditemukannya arca, sementara jalur kiri berujung pada tepi jurang yang dalam.

Persimpangan yang ada memberikan makna yang mendalam. Melambangkan hidup sebagai perjalanan pilihan, mungkin ke arah nirwana atau jurang kegelapan. Gowa Seplawan bukan hanya soal alam semata, tetapi juga kisah tentang hidup dan makna di balik setiap seleksi yang kita buat.

Jika berencana berkunjung, perlu diketahui bahwa Gowa Seplawan buka dari pukul 08.00 hingga 16.30 WIB. Harga tiket masuk hanya Rp. 5.000 per orang, namun tetap disarankan untuk selalu mengikuti pembaruan informasi karena harga bisa berubah sewaktu-waktu.

Jadi, jangan biarkan kesempatan untuk menikmati Gowa Seplawan terlewatkan. Inilah tempat di mana alam dan sejarah menyatu, menantimu untuk mengarungi keajaibannya yang tak tertandingi. (sm)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *