Connect with us

Feature

Berkah Hujan, Awali Reuni di My Burger Reborn Coffee

Published

on

Sesi foto bersama alumni dan kedua dosen di salah satu spot foto yang disediakan di My Burger Reborn Coffee. (Foto. Ist)

Jayakarta News – Kehadiran Sumihar Sebastian dan Irfan Prasetya membuat malam itu jadi sangat berkesan. Mereka adalah dua orang dosen Balai Pendidikan Latihan Pariwisata (BPLP) yang sekarang bertransformasi menjadi Poltekpar Medan. Keduanya menyempatkan diri hadir memenuhi undangan  kumpul-kumpul lintas angkatan dan lintas jurusan BPLP/Poltekpar Medan di My Burger Reborn Coffee, Jl Sei Petani, Medan.

Irfan Prasetya atau Babe Irfan, oleh para alumni biasa dipanggil Ichang. Ia datang dari Bandung ke Medan. Selain ada tugas sebagai trainer di beberapa instansi, kesempatan itu digunakannya untuk kumpul bersama para mahasiswa yang sekarang sudah seperti teman.

Hujan deras yang sempat turun di sore hari jelang kumpul-kumpul, seperti siraman berkah. Bukan saja berkah kehadiran dua mantan dosen yang begitu menggembirakan, tetapi bahkan pertemuan antara Ichang dan Sumihar sendiri sebuah berkah. Keduanya pernah mengajar bersama di perguruan yang sama. Kini, Ichang alih profesi menjadi trainer dan tinggal di Bandung, sementara Sumihar masih menjadi dosen di Poltekpar Medan.

Tak heran jika sejumlah alumni begitu antusias hadir dalam kumpul-kumpul malam hari itu. Icha misalnya, datang lebih awal, pas turun hujan. Ia datang dari Binjai mengajak serta anaknya. Disusul peserta lain, yang datang satu per satu, hingga akhirnya waiter mempersilakan mengisi posisi long table yang telah dipersiapkan.

Anda bisa bayangkan, betapa meriahnya suasana. Bersalaman dan berpelukan saja rasanya tidak cukup. Harus ada tegur sapa dengan nada antusias cenderung meledak-ledak. Tak jarang dibumbui tawa tergelak-gelak.

Usai makan para alumni berfoto bersama kedua dosen. (Foto. Monang Sitohang)

Babe Ichang membetot perhatian para mantan mahasiswanya. Ia dinilai lebih muda dari usia. Begitu juga dengan Sumihar. Ibu dosen yang satu ini terlihat awet muda dan tetap cantik. Sikapnya yang akrab dengan mahasiswa, masih sama seperti pembawaannya 25 tahun lalu.

Tak kurang, Irwanto alias Anto tampak begitu antusias “mewawancarai” Babe Ichang. Selidik punya selidik, ia sedang menyedot ilmu “awet muda” dari mantan dosennya itu. Sambil berkata santai, Babe Ichang hanya memberi satu resep: Berolahraga dengan benar dan disiplin. Itu saja.

Melihat hal itu, rekan Anto yang lain, Daisy nyeletuk, “Alaa… abang pasti cuma nanya-nanya…. tapi prakteknya malas…..” Hadirin pun tertawa mendengar sindiran langsung Daisy ke Anto.

“Hebat ya Babe Ichang, tetap sehat dan bugar jadi keliatan lebih muda,” ujar penulis, lalu dijawab,”Tidak ada yang hebat Mon, semua itu karena faktor kebiasaan, kamu juga bisa kalau dibiasakan,” ujar Babe Ichang yang alumni Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.

Babe Ichang mengatakan, kalau tidak sehat fisik bagaimana bisa melakukan aktivitas yang padat. “Sebelum ke Medan saya terlebih dahulu ke Solo, Magelang dan Yogya. Nah, besok, dari Medan saya ke Batam, lalu ke Semarang. Dari Semarang baru balik ke Bandung. Benar-benar full. Untuk cari hari libur saja susah. Nah, bagaimana bisa menjalani itu semua kalau badan tidak fit,” ungkap Babe Ichang.

 Di sela-sela obrolan santai, waiter menghampiri meja sambil menyodorkan daftar menu. Pesanan awal, aneka jenis minuman. Ada yang pesan bandrek, lemon tea, aneka juice, dan lain-lain. Tak lama kemudian, waiter sudah datang membawa pesanan minuman, sekaligus membawakan makanan pembuka seperti tempe dan bakwan jagung. “Silakan, ini bakwan pak Andiva yang suruh antar,” ujar waiter.

Suasana makin mengasyikkan, berkat lantunan musik tembang-tembang lawas semasa kuliah yang dinyanyikan artis Bon Jovi. Sambil mencicipi satu persatu hidangan, Babe Ichang nyeletuk, “Wah enak banget ini tempe gorengnya begitu juga dengan bakwan jagung enak se-nusantara ini.”

Setelah itu waitter membersihkan meja dan dilanjutkan mengantar makanan pokok (main course), dengan berbagai makanan nusantara, seperti ikan teri sambal, soup, ikan nila asam manis dan lainnya. Sambil makan, obrolan tak putus mengalir.

Sayang, Yanti, salah satu alumni yang hadir pamit pulang lebih dulu, karena harus menjenguk ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Sementara, satu rekan lain, Henny Oktavia Tarigan, justru baru muncul di acara sekitar pukul 21.00. Yang lucu, ia menyalami Sumihar seperti menyalami temannya saja. Rupanya, belakangan ia baru sadar, bahwa yang barusan disalami adalah mantan dosen. Semua tertawa menyaksikan kejadian itu.

Lalu di kesempatan itu juga Babe Ichang bercerita ihwal kegiatan pasca kuliah. Ia kini menjadi Ketua Ikatan Alumni NHI Peduli. Programnya, fokus ke sosial. Ia pun menyarankan agar alumni Poltekpar Medan yang dulu bernama BPLP ini membentuk ikatan alumni yang fokus pada kegiatan sosial, antara lain memberi perhatian dan bantuan kepada alumni yang sakit.

Carana, anggota wajib iuran Rp 10.000 per bulan. Bisa bayar bulanan, bisa bayar Rp 60.000 untuk setengah tahun, atau langsung bayar Rp 120.000 untuk setahun. Dana itu bisa dimanfaatkan untuk meringankan teman yang terkena musibah. Dengan begitu, silaturahmi juga semakin erat.

Ibu Sumihar juga turut berbagi cerita pengalaman. “Saat bersilaturahmi seperti ini, jangan sekali-kali membawa serta status dan jabatan. Di acara kumpul-kumpul seperti ini tidak ada doktor, profesor, General Manager atau apa, semua sama. Dengan begitu, tidak ada gap. Itu yang saya rasakan saat reuni bersama teman-teman SMP dan SMA. Kami yaa bercerita tentang keluarga masing-masing,” ujarnya.

Kemudian Sumihar menambahkan pentingnya untuk saling dukung usaha teman. Untuk apa pergi ke tempat lain, kalau ada tempat usaha milik teman kita. “Seperti kami juga punya teman alumni usaha kuliner. Kalau  kami kumpul, ya di tempat teman itu, dan tidak gratis. Intinya kita harus mendukung usaha teman,” ujarnya seraya memuji acara yang berlangsung di My Burger Reborn Coffee, yang tak lain milik alumni BPLP/Poltekpar Medan.

Jam menunjuk pukul 23.00 ketika semua menyepakati untuk mengakhiri pertemuan yang mengesankan itu. Sebelum kembali ke tempat masing-masing, peserta menyempatkan diri untuk berfoto-foto di beberapa spot menarik yang ada di My Burger Reborn Coffee. (Monang Sitohang)

Sebelum pulang alumni foto bersama dengan Babe Irfan Prasetya dan Sumihar Sebastian. (Foto. Monang Sitohang)
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *