Connect with us

Feature

Gurat Kanvas Aam, Guratan Takdir Lahir tanpa Tangan

Published

on

Pelukis difabel Muhammad Amanatullah. (foto: poedji)

Jayakarta News – Saat melihat pameran Jatim Fair 2019 di Grand City Surabaya Kamis (10/10), langkah saya terhenti di salah satu stand. Tampak sosok anak muda sedang melukis. Melihat orang melukis, sesungguhnya bukanlah pemandangan ganjil. Akan tetapi, pemandangan kali ini memang ganjil, karena peluks itu melukis dengan kaki.

Namanya Muhammad Amanatullah berasal dari Gresik. Sejak kelahirannya, ia tidak dilengkapi dengan dua tangan sebagaimana manusia seutuhnya. Beruntung kedua orang tuanya tetap semangat membesarkan serta memberikan wawasan pendidikan kepada si buah hati sebagai amanat Allah SWT. Saat tiba waktunya sekolah, ia pun masuk SLB Kemala Bhayangkari 2 Gresik. Amanatullah kecil tetap semangat menyelesaikan sekolahnya.

Kini Amanatullah menjadi salah satu orang difabel berprestasi yang menjadi binaan Dinas Sosial setempat. Bahkan Aam—demikian ia dipanggil—merupakan pelukis handal dan karya-karyanya banyak dikoleksi kolektor dalam dan luar negeri.

Saat ditemui reporter Jayakarta News, Aam sedang asyik melukis sosok Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Ia beralasan dengan melukis orang nomor satu di Jatim itu, nantinya para difabel selalu dikenang oleh ibu gubernur.

Aam merupakan seniman yang mengaku beruntung telah diberi kesempatan berkarya. Pria 25 tahun ini telah menggeluti seni lukis sejak belia. Menurutnya, pemerintah harus terus mewadahi para difabel agar bisa mengembangkan potensi diri dan mandiri.

Aam adalah salah satu penyandang cacat yang gigih menimba ilmu. Selepas SD, ia melanjutkan ke SMP Negeri 4 Gresik, lalu SMA Semen Gresik. Adapun sekarang, Aam adalah mahasiswa semester dua di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Gresik.

Secara terbuka ia mengatakan, semua aktivitas bisa dilakukannya dengan baik termasuk makan dan minum. Hanya kalau mandi ia tidak bisa dan harus dibantu orang lain. “Saya kuliah gratis berkat beasiswa dari Unmuh. Selain itu saya juga mengajar kelas para anak berkebutuhan khusus yang ada di Unmuh,” ujarnya.

Aam sudah menghasilkan banyak karya. Sebagian besar lukisannya telah laku terjual, baik pada saat dirinya mengikuti pameran atau si pembeli datang langsung ke rumahnya. Tak hanya laris manis di dalam negeri, lukisan Aam juga pernah dipamerkan di luar negeri, seiring bergabungnya pria yang masih berstatus lajang ini bersama dengan Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA), yang berpusat di Swiss.

Asosiasi bagi para penyandang disabilitas yang bisa melukis menggunakan kaki dan mulut ini memfasilitasi para anggotanya untuk berkirim karya lukisan, dengan timbal-balik berupa uang pada setiap bulannya. (poedji)

Pelukis difabel yang akrab disapa Aam, tengah menyelesaikan lukisan potret Gubernur Khofifah. (foto: pedji)
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *