Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Batik Tanjung Bumi Mulai Bergairah

Published

on

Jayakarta News – Sejak munculnya covid-19 di tanah air pemasaran batik tanjung bumi yang ada di kabupaten Bangkalan terus mengalami penurunan.

Kondisi ini amat dikeluhkan oleh para pedagang batik di kota tersebut. Maklum batik tanjung bumi merupakan salah satu kebanggaan masyarakat Madura karena disukai masyarakat.

Selain mempunyai daya pikat diwarna yang khas juga ditambah goresan gambar di batik itu menunjukkan ciri alam di pulau garam.

Salah seorang pemilik toko batik di Tanjung Bumi, Hanif Muslim mengatakan, bahwa awal adanya Covid-19 batik yang bisa terjual dalam sebulan pernah hanya beberapa potong batik. Dan ini berlangsung hampir 3 bulan, padahal sebelum adanya Covid-19 dalam sehari bisa terjual 10 potong batik.

Alhamdulilah sejak Idul Fitri kemarin sampai sekarang penjualan sudah mulai agak normal. Meski belum 100 persen, tapi saya sangat bersyukur,” ungkap Hanif yang juga mengaku sangat bangga bisa dikunjungi langsung oleh Gubernur Khofifah Sabtu (25/7) sore.

Hanif pun berharap, pandemi Covid-19 bisa segera berakhir di Indonesia terutama di Jatim. Dengan demikian, maka geliat ekonomi sentra batik Tanjung Bumi akan bisa segera bangkit seperti sedia kala.

Dalam pada itu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi secara langsung sentra penjualan batik tulis tersebut mengatakan, ia ingin melihat perkembangan penjualan produk batik yang juga ikut terdampak akibat adanya pandemi Covid-19.

Ia mengaku bersyukur, karena berdasarkan informasi pedagang sejak akhir Mei, Juni dan Juli penjualan produk batik di Tanjung Bumi sudah mulai dibilang normal. Dirinya juga menyebut ini merupakan kabar bahagia terlebih omset penjualan batik sangat menurun sejak awal pandemi di bulan Maret.

Menurutnya, keberadaan Tanjung Bumi merupakan sejarah panjang dan melegenda dari pembatik tulis di negeri ini. Untuk itu, kekayaan budaya dari para pembatik tradisional ini menjadi tanggung jawab kita untuk melestarikan, mengembangkan dan mempromosikan. Terlebih, salah satu andalan Produk Tekstil (TPT) di Jatim adalah batik.

“Sebagai produk tekstil maka budaya membatik di Tanjung Bumi ini harus mendapatkan ruang untuk promo pasarnya. Karena makin besar pasarnya maka tentu kreatifitas dan inovasi dari para pembatik akan terus tersupport,” urai orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.

“Tadi juga ditunjukkan ada koleksi batik yang usianya sudah puluhan tahun. Hal ini sebenarnya untuk menunjukkan betapa detail dan lamanya proses untuk menghasilkan selembar batik ini,” lanjutnya.

Di akhir, Gubernur Khofifah juga berharap agar pemulihan ekonomi di Jatim bisa segera diwujudkan. Serta, akan bisa segera didetailkan pada unit usaha dan komoditasnya, dan tidak hanya sekedar sektornya. Misalnya, di sektor perdagangan unit usaha apa, komoditasnya apa saja yang akan didorong, begitupun juga untuk sektor lainnya.

Sementara itu, salah satu pemilik toko batik di Tanjung Bumi Hanif Muslim mengatakan, bahwa awal adanya Covid-19 batik yang bisa terjual dalam sebulan pernah hanya beberapa potong batik. Dan ini berlangsung hampir 3 bulan, padahal sebelum adanya Covid-19 dalam sehari bisa terjual 10 potong batik.

Alhamdulilah sejak Idul Fitri kemarin sampai sekarang penjualan sudah mulai agak normal. Meski belum 100 persen, tapi saya sangat bersyukur,” ungkap Hanif yang juga mengaku sangat bangga bisa dikunjungi langsung oleh Gubernur Khofifah.

Hanif pun berharap, pandemi Covid-19 bisa segera berakhir di Indonesia terutama di Jatim. Dengan demikian, maka geliat ekonomi sentra batik Tanjung Bumi akan bisa segera bangkit seperti sedia kala. (poedji)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *