Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Praktek Jahat Pengepul Cabai

Published

on

DUGAAN adanya mafia yang selama ini mengatur harga cabai ternyata bukan isapan jempol. Terbukti, Polri dan KPPU baru saja membongkar konspirasi jahat sejumlah pengepul besar dengan perusahaan pengolah industri makanan. “Permainan ini sudah kita duga sebelumnya. Karena itu, sangat berharap agar pengungkapan kasus ini bisa jadi pelajaran untuk semua pihak,” kata Rahmad Handoyo, Anggota Komisi IV DPR RI.

Anggota Komisi IV DPR RI, Rahmad Handoyo

Lebih jauh, politisi PDI Perjuangan ini mengatakan melonjaknya harga cabai yang tak masuk akal adalah sebuah ironi. Pasalnya, kata Rahmad, petani tidak menikmati keuntungan atas kenaikan harga cabai. Harga jual cabai di tingkat petani sangat rendah, hanya berkisar Rp 20 ribu per kilogram, sedangkan konsumen harus membeli di atas Rp 100 ribu per kilo.

Rahmad juga menyoroti semakin membanjirnya cabai impor, terutama dari India dan Cina di sejumlah pasar besar di Indonesia. “Pemerintah harus berupaya meningkatkan produksi petani kita. Kalau tidak, nasib petani kita akan semakin terpuruk,” kata Rahmad.

Menurut Rahmad, adanya praktek kecurangan pengaturan harga yang dilakukan para pengepul cabai sangat merugikan petani dan konsumen. Seharusnya yang mengatur harga cabai itu pemerintah bukan pengepul. Karena itu, Rahmad meminta pemerintah menyiapkan regulasi yang mampu menjaga stabilitas harga cabai.

Rahmad mengatakan, DPR sangat mengapresiasi  langkah yang telah dilakukan Kementan, Polri dan KPPU yang berhasil membongkar konspirasi jahat antara pengepul dan perusahaan pengguna cabai rawit merah yang membuat harga cabai naik. “Ke depan kita harus sama-sama dalam melakukan pengawasan sehingga tidak ada lagi praktek jahat seperti itu,” ucapnya. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *