Connect with us

Sport

“Duel” Atlet ASN di Porprov ke-6 Jawa Timur

Published

on

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meluncurkan maskot Porprov ke-6 Jatim 2019 . (ist)

Jayakarta News – Selama satu minggu mulai 6 Juli yang akan datang Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke-6 tahun 2019. Di even tersebut panitia menetapkan aturan hanya para peserta yang terdiri dari pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang boleh ikut dan tidak memperbolehkan atlet berprestasi yang sudah mengikuti Puslatda, Puslatnas yang dipersiapkan dalam PON atau even internasional lainnya karena Porprov bertujuan untuk pencarian bibit-bibit baru.

Tercatat ada 40 Cabang Olahraga (Cabor) yang akan dipertandingkan di ajang empat tahunan ini. Dan thema yang diusung kali ini adalah ‘Jawa Timur Menembus Dunia’, sedangkan slogannya adalah ‘Atlet Millenial Jatim Menuju Prestasi Puncak’.

Adapun jumlah total peserta adalah 10.302 orang terdiri dari 7.818 atlet dan 2.484 official, yang memperebutkan 525 medali. Adapun upacara pembukaan akan dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2019 bertempat di Stadion Surajaya Kab. Lamongan.

Menurut Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung, tanggal 1 Juli 2019 akan dilakukan rute Kirab Api PORPROV yang akan dimulai dengan pengambilan api di Kayangan Api Kab. Bojonegoro.

Selanjutnya api akan dikirab dengan menempuh rute sejauh 570 km melalui beberapa wilayah yakni Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban, Kab. Lamongan, Kab. Gresik, Kota Surabaya, dan berakhir pada tanggal 6 Juli 2019 di Pendopo Kab. Lamongan untuk selanjutnya api akan dibawa ke Stadion Surajaya untuk acara pembukaan.

Secara resmi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meluncurkan maskot dan logo Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jatim ke-VI Tahun 2019 pada Rabu (26/6) di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

 Ada lima maskot dalam PORPROV Jatim yang diluncurkan, yang pertama adalah ‘BEKI’ (maskot Provinsi Jatim) sebagai representasi salah satu fauna khas Jatim yakni Ayam Bekisar. BEKI merepresentasikan sifat berani, lincah, millenial dan berprestasi. Kedua, ‘SI GIRO’ (maskot dari Kab. Gresik) adalah karakter Kerbau Giras yang menjadi simbol berkobarnya semangat masyarakat Gresik.

Maskot ketiga adalah ‘LILO’ (maskot dari Kab. Lamongan) yang terinspirasi dari bentuk dan karakter Bandeng Lele. LILO atau singkatan dari Lele Lokal yang merepresentasikan kelincahan, kecerdasan dan semangat juang tanpa henti yang mengobarkan jiwa dan semangat perjuangan menyala dalam PORPROV Jatim VI Tahun 2019.

Selanjutnya, maskot keempat yakni ‘SI LAWE’ (maskot dari Kab. Tuban) adalah simbol kuda hitam yang membawa jiwa semangat berkobar, sportivitas tinggi dan menjunjung nilai-nilai fair play. Selain itu maskot ini menggambarkan karakter yang konsisten, penuh komitmen, dan  keyakinan meraih prestasi. Maskot ini terinspirasi dari ketokohan RH. Ronggolawe yang merupakan Adipati Tuban ke-2.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat peluncuran Maskot Porprov ke-6 Jawa Timur.

Terakhir, maskot kelima adalah ‘SI MELI’ yang merupakan maskot dari Kab. Bojonegoro adalah singkatan dari Meliwis Putih. Merepresentasikan kebanggaan masyarakat Bojonegoro yang berkepribadian lincah, cepat, cerdas dan berprestasi.

Dalam sambutannya, Khofifah, sapaan lekat Gubernur Jatim ini berharap pelaksanaan PORPROV Jatim VI Tahun 2019 menjadi ajang dalam membangun sportivitas, kebersamaan, dan persaudaraan. Apalagi olahraga terbukti mampu menjadi sarana mediasi dalam mempererat persatuan dan kesatuan suatu bangsa.

Melalui ajang PORPROV tahun ini, Khofifah mengajak para generasi millenial untuk terus berprestasi.  Apalagi batasan usia atlet yang bertanding dalam ajang ini masih masuk kategori millenial, yakni 16-21 tahun. Hal ini menjadi upaya penguatan para generasi millenial dalam mengembangkan karakternya.

“Dalam jangka waktu tidak lama kita juga harus menyiapkan generasi Alpha yakni yang lahir tahun 2010 ke atas, agar bisa terus berprestasi,” terangnya.

Orang nomor satu di Jatim ini juga berharap penyelenggaraan PORPROV dapat meningkatkan nilai tambah dari keunggulan masing-masing tuan rumah penyelenggara, serta mampu berseiring menguatkan UMKM di setiap daerah.

“Dengan adanya PORPROV ini potensi UMKM dapat terus kita tingkatkan, misal potensi kerajinan khas daerah bisa diproduksi lebih banyak untuk cinderamata atau oleh-oleh yang bisa dibeli para atlet,” jelasnya.

Ke depan, Khofifah berharap penyelenggaraan PORPROV dapat diselenggarakan dua tahun sekali sehingga Jatim bisa mencapai rekor dunia. “Mudah mudahan di PORPROV nanti tercetak rekor-rekor baru di cabang-cabang olahraga yang ditandingkan,” terang Khofifah. (poedji)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *