Connect with us

Feature

Situgede Destinasi Wisata yang Belum Bersolek

Published

on

JAYAKARTA NEWS – Kawasan destinasi wisata di ujung barat Kota Bogor bernama Situgede, tidak terlalu sulit dijangkau. Jalannya cukup mulus hingga ke tujuan. Hanya sekitar satu kilometer saja jalan menyempit ke danau besar ini. (Bahasa Sunda situ berarti danau atau telaga. Sedang gede anonim besar).

Lurah Kelurahan Situgede Kecamatan Kota Bogor Barat, Kartini Wulandari kepada Jayakarta News mengakui bahwa destinasi wisata potensial ini belum ditangani secara profesional. Bahkan kalau boleh jujur, tidak ada organisasi atau badan pengelola secara resmi.  Sehingga bagi kelurahan belum menjadi sumber potensial penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bogor.

Saat ini hanya dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat (pokmas). Sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat lanjut ibu Lurah, kegiatan yang ada dan sudah berjalan tidak masalah. 

Namun, penataan kawasan destinasi di barat Kota Bogor itu sudah mulai digarap tahun 2021. Salah satunya membuat jogging track sekeliling danau. Luas danau lebih dari enam (6) hektare.

Situ Gede yang ada di Kelurahan Situ Gede, Kota Bogor. (foto: Agus S)

Juga akan dibangun menara pemantau. Mungkin menara dimaksud memang untuk memantau agar kawasan tetap terjaga kelestariannya. Sekaligus menjadi salah satu obyek menarik bagi pengunjung ketika mereka berada diatas menara.

Situ ini menjadi tambah menarik karena dikelilingi oleh hutan penelitian yang asri seluas 57 hektar.  Kawasan penelitian hutan tropis ini berada dalam otoritas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Menurut Kartini yang hampir setahun bertugas sebagai Lurah di Situgede, penataan selanjutnya adalah membongkar semua bangunan yg menempel di tepi danau. Termasuk bangunan Kantor Kelurahan. “Di sini rencananya akan dibangun alun-alun mini Situgede. Pokoknya tempat ini akan semakin asri, hijau dan sejuk,” promosi ibu Lurah penuh semangat.

Tokoh masyarakat Situgede Dirah menanggapi gembira soal rencana Pemda Kota Bogor akan serius menata potensi destinasi wisata berbasis lingkungan ini. Dia yakin akan memberi dampak ekonomi dan sosial yang baik bagi masyarakat.

Mantan RW belasan tahun ini sedih dengan keadaan pandemi covid 19 saat ini. “Sejak Maret (2020) kawasan hutan ini ditutup. Tempat penangkaran rusa juga ditutup. Banyak warga jadi pengangguran,” jelas mantan ASN yang mengelola parkir di kawasan hutan Situgede itu merana.

Menurut pengamatan Jayakarta News, masih ada beberapa faktor penghambat untuk pengembangan kawasan tersebut. Antara lain, rendahnya budaya bersih masyarakat, terbatasnya area parkir dan jalan masuk masih relatif sempit. Juga terpenting adanya pengelola yang profesional dengan dukungan padat modal. Sama dengan harapan Ibu Lurah Situgede tentunya. (nat)

Tertarik melihat penampakannya? Simak video berikut:

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *