Entertainment
Sempat Dilarang, Pemutaran Film Tan Malaka Tetap Berlangsung
SETELAH dikabarkan batal, pemutaran film Maha Guru Tan Malaka di Padang tetap berlangsung di kantor Lembaga Bantuan Hukum Kota Padang, Sabtu malam, 21 April 2018. Namun menurut Komunitas Shelter Utara selaku pembuat acara, sejumlah pihak otoritas lokal sempat datang ke lokasi dan berusaha memastikan acara dihentikan.
Kabar ini dibagikan Shelter Utara di media sosial lewat akun Instagram @shelterutara. Dalam beberapa video pendek Instagram Stories, tampak aktivitas di luar dan di dalam kantor LBH Padang, termasuk mobil polisi dengan lampu rotator biru.
“Intelijen, Pol PP (polisi pamong praja), (ketua) RT, (ketua) RW, lurah bertandang untuk memastikan dipaksa batal atas pemutaran film Mahaguru Tan Malaka,” tulis @shelterutara dalam salah satu video.
Dalam video lain, terdengar dua orang mewakili kedua pihak sedang berdebat soal pelaporan agenda acara pemutaran ini. Sementara itu, video lain juga menunjukkan aktivitas menonton film dari beberapa orang di dalam ruangan.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam foto media sosial yang dibagikan Sabtu sore, Shelter Utara mengumumkan bahwa agenda pemutaran film dibatalkan karena “intimidasi berbagai pihak” tanpa menyebutkan pihak mana yang dimaksud. Sebelum dipindah ke kantor LBH di Jalan Pekan Baru, acara ini sedianya hendak digelar di kawasan Jalan Berok Raya, Siteba, Padang.
Medcom.id telah menghubungi pihak Shelter Utara untuk meminta konfirmasi dan penjelasan lebih lanjut, tetapi belum ada respons hingga berita ini diturunkan.
Maha Guru Tan Malaka adalah film dokumenter garapan Daniel Rudi Haryanto yang dibuat dengan bantuan dana Rp175 juta dari Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Film ini menceritakan jejak riwayat pahlawan nasional Tan Malaka lewat perspektif Marko, lulusan sekolah drama Paris yang pergi ke Belanda menemui sejarawan Harry A Poeze.
Film ini pernah diputar di sejumlah tempat, seperti Malang dan Jakarta. Sebelumnya, ada beberapa insiden pembubaran diskusi terkait topik Tan Malaka di beberapa tempat. Dua di antaranya, seperti dicatat Setara Institute, terjadi di Semarang dan Banyumanik pada 2014. Setelah didesak organisasi massa FPI dan PP, pihak kepolisian membubarkan acara ini. ***