Connect with us

Feature

Melihat Miniatur Sumatera Utara di PRSU

Published

on

MEDAN, JAYAKARTA NEWS – Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) merupakan ajang pameran dari seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) dan setiap tahun diselenggarakan, bahkan saat ini sudah memasuki ke-49 tahun. Hanya di masa pandemi Covid-19 sempat terkendala selama tiga tahun. 

PRSU merupakan miniatur Propinsi Sumatera Utara. Jadi di sana kita bisa melihat secara keseluruhan berbagai aspek kehidupan di 33 kabupaten/kota, mulai dari pakaian adat, kebudayaan, seni, hasil laut, pertanian dan produk UMKM seperti makanan ringan, kain tenun, batik dengan motif khas daerah masing-masing dan produk-produk yang dipamerkan dijual bagi yang berminat. 

Setiap paviliun di PRSU didekorasi berarsitektur tradisional sesuai dengan khas masing-masing daerahnya, sehingga pengunjung yang datang seakan-akan dapat merasakan nuansa di kampung halamannya. Jadi bisa sebagai pelepas rasa rindu bagi para perantau yang sedang berada di kawasan atau di luar Kota Medan. 

Pengunjung PRSU

Pekan Raya Sumatera Utara telah berlangsung sekitar satu bulan lebih, mulai dari 16 Juni sampai 17 Juli 2023 di Jl. Jenderal Gatot Subroto, Kota Medan. Nah…pengunjung yang hendak memasuki kawasan PRSU terlebih dahulu membayar retribusi masuk di loket sebesar Rp20 ribu pada Senin sampai Kamis, kalau Jumat dan Minggu Rp35 ribu sedangkan hari Sabtu Rp50 ribu. 

Selain melihat-lihat pameran yang ada di paviliun, ada juga sejumlah stand kuliner, kemudian stand dari instansi Pemprov Sumut dan lainnya. Setelah itu pengunjung juga dihibur dengan pagelaran seni dan budaya dari berbagai daerah kabupaten/kota, dan yang lebih menarik lagi setiap malam Minggu ada artis ibukota siap menghibur, seperti Drive akan tampil 17 Juli. 

Tampak sejumlah paviliun dari berbagai kabupaten/kota di PRSU. (Foto. Monang Sitohang)

Seperti penuturan pengunjung asal Medan, seorang wanita bersama suaminya datang beberapa hari lalu. Rabiatul Adawiyah Lubis namanya, Ia menuturkan kepada awak media ini, kurun waktu 10 tahun ini selalu mengunjungi PRSU kecuali masa pandemi, karena memang tidak diselenggarakan. 

“Selama 10 tahun ini saya selalu berkunjung ke PRSU. Bagi saya PRSU ini minatur Sumatera Utara, sebab gambaran skala kecilnya Sumut ada disini. Jadi tidak terbayangkan seandainya mengelilingi semua kabupaten/kota, berapa banyak menghabiskan biaya dan waktu, sedangkan ke PRSU hanya bayar Rp. 20 ribu sudah berasa keliling Sumut,” ujar Rabiatul sambil tertawa saat berkunjung di paviliun Madina. 

Kemudian Rabiatul mengatakan lagi, kehadiran PRSU di tengah-tengah kota Medan dapat mewakili pengunjung yang ingin mengetahui banyak sedikitnya tentang kabupaten/kota di Sumut, tentang keanekaragaman budaya, bahasa, tradisi, bentuk rumah adat khas daerah di Sumut dan sebagainya. 

“Event ini sangat bagus jadi ajang informasi kepada khalayak banyak, khususnya bagi anak-anak agar bisa mengenal atau mengetahui kabupaten/kota di Sumatera Utara. Hanya saja ke depannya penjaga paviliun nya harus jauh lebih ramah menyambut pengunjung, kemudian fasilitas toiletnya kurang banyak,” jelas Rabiatul, sambil mengatakan tema dari PRSU ke-49 ‘Berikan Cerita Terbaikmu’. 

Pengunjung PRSU di paviliun Kab. Simalungun saat menggunakan pakain adat Simalungun. (Foto. Echlesia Girsang)

Begitu juga seorang pengunjung dari Kota Binjai boru Sitohang, saat itu dia bersama teman-temannya memasuki Paviliun Simalungun.

“Kak tolong lihat itu, sambil menunjuk perlengkapan baju adat Simalungun. Nyewanya lengkap pakaian adat ini dimana ya..?” Tanya wanita separuh baya itu. 

Oleh petugas yang ketepatan seorang mahasiswa Unimed itu langsung menjelaskan dan menjawab semua yang ditanya. Lalu menyodorkan no hp penyewaan pakaian adat Simalungun di Medan kepada boru Sitohang itu. 

Setelah itu, ia pun melanjutkan lagi, “Saya senang berkunjung ke PRSU, bisa melihat-lihat khas daerah di Sumut, seperti Kab. Simalungun ini kampung suami saya. Sebelumya tadi sudah ke Paviliun Samosir sebagai tanah kelahiran saya, di sana tadi melihat-lihat produk yang dipamerkan hasil UMKM, ada ulos, cendrmata, shal, topi dan sebagainya, nuansa paviliunnya didekorasi seperti berasa berada di rumah adat Samosir,” ungkapnya. 

Paviliun di PRSU 

Di antarnya Kabupaten Asahan, paviliun ini berada depan, berhadapan dengan Kota Siantar, sejajar Kab. Karo, Deli Serdang, Simalungun dan lainnya. Saat itu awak media ini masuk ke paviliun Asahan, begitu masuk ke dalam melihat sejumlah pameran produk UMKM, ada makanan   seperti kripik kulit pisang, belacan, ikan asin, hasil pertanian buah pala dan sebagainya. 

Kemudian ada produk andalan dari Kab. Asahan yang sudah sangat terkenal dan diminati oleh masyarakat  dalam maupun luar daerah bahkan ke luar negeri, yaitu sepatu merek bonut, setelah itu ada juga kain tenun Songket Silau Laut. 

Oleh salah seorang penjaga paviliun Muamar Hamzah, Duta Pariwisata Asahan menjelaskan, “Bahwa kain Songket dari Asahan khas Melayu, motifnya ada logo daerah, ikan, sampan, gelombang dan itu menggunakan benang nilon agar tidak gampang putus, kalau metode pembuatannya sama dengan kain songket Silungkang asal Sumatera Barat,”.

Lalu lanjut Muamar lagi, PRSU jadi ajang promosi masing-masing daerah,  apa lagi tahun ini tema PRSU ke-49 sangat bagus ‘Berikan Cerita Terbaikmu’, kalau bisa usul saya sebaiknya Pemprov Sumut sebagai penyelenggara bisa mengadakan ajang lomba tulis untuk para wartawan biar datang meliput di PRSU. 

Paviliun Simalungun, disini juga anda akan melihat produk-produk UMKM, seperti kerupuk ikan red devil, kulit ikan nila, hasil pertanian teh Butong si Damanik, kopi, jeruk, dan lainnya. Kemudian tempat-tempat wisata, seni Toping-toping Huda-huda, pakaian adat Simalungun bahkan masih banyak lagi. 

Echlesia Girsang penjaga paviliun dari Dinas Pariwisata Simalungun, yang juga mahasiswa UNIMED saat itu menghampiri pengunjung dan mengatakan, “Bapak dan ibu kalau sudah puas melihat-lihat pameran di bawah, bisa ke atas lantai dua dimana Bapak dan Ibu bisa melihat sejumlah objek pariwisata di Simalungun secara virtual atau boleh juga mencoba pakain adat Simalungun ini, bebas tanpa dipungut biaya,”. 

Kemudian lanjut ke paviliun Kota Binjai, disana anda juga melihat beberapa hasil produk UMKM, ada Makanan-makanan ringan, tas, batik tulis dengan aneka corak dan ada motif rambutan sesuai dengan khas Kota Binjai, kemudian ada juga batik tulis hasil karya para difabel ikut dipamerkan dan masih banyak lagi yang bisa dilihat. 

Dwi Vanka Br. Sitepu penjaga Paviliun Binjai, terlihat ramah, mudah melemparkan senyum kepada pengujung, kemudian dengan sigapnya ia menghampiri lalu menyapa dan menjelaskan tentang produk-produk UMKM dan tentang Kota Binjai. 

“Binjai dikenal dengan kota rambutan, kenapa tidak ada dipamerkan karena musimnya di Agustus, makanya motif batik Binjai rambutan. Kota Binjai memiliki motto, yaitu Binjai Maju Berbudaya dan Relegius,” jelas Dwi sebagai pemenang Dara Kota Binjai tahun 2017 sambil menunjukkan hasil produk UMKM dengan motif rambutan. 

Puluhan paviliun lagi di PRSU yang tidak sempat dituangkan dalam tulisan ini, dengan segala cerita yang berbeda di setiap daerah masing-masing. Yang jelas keliling provinsi Sumatera Utara silahkan ke PRSU mumpung masih ada dua hari lagi. (Monang Sitohang) 

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *