Connect with us

Kabar

Dialog Regenerasi Kepemimpinan di Golkar Institute, Menpora Dito Paparkan Langkah Konkret Pemberdayaan Pemuda

Published

on

Menpora Dito menjadi pembicara dalam Executive Education Program For Young Political Leader Batch 13 Golkar Institute, DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (30/8) siang. (foto:bagus/kemenpora.go.id)

JAYAKARTA NEWS – Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo menjadi pembicara dalam Executive Education Program For Young Political Leader Batch 13 Golkar Institute, DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (30/8) siang. Kehadiran Menpora dalam rangka memberikan masukan/materi terkait peran pemuda dalam regenerasi kepemimpinan bangsa.

Dalam acara ini, Menpora Dito melakukan dialog interaktif dengan para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pertanyaan-pertanyaan perihal kepemudaan dan keolahragaan pun disampaikan kepada Menpora dalam kesempatan tersebut. Salah satunya perihal langkah konkret yang telah dilakukan Kemenpora.

“Kami di Kemenpora membuat contoh-contoh program kepemudaan. Contohnya seperti wirausaha muda, yang sekarang kami rombak dengan cara kami tidak mau lagi hanya sebatas seminar. Namun kami mendorong keterlibatan perusahaan-perusahaan multinasional dan  lokal. Di setiap daerah kami minta agar ada pelatihan,” papar Menpora.

Salah satu kegiatan yang telah berjalan, sambung Menpora Dito, yaitu Kreativesia, yang mengumpulkan seluruh komunitas kreatif dan juga seluruh dinasan pemuda dan olahraga seluruh provinsi. Ajang ini mempertemukan dan mempertandingkan kreasi-kreasi anak muda.

“Tetapi hal-hal seperti ini tidak akan bisa masif untuk mengangkat anak muda seluruh Indonesia. Jadi yang kami lakukan kemarin adalah bagaimana caranya setiap dinas kepemudaan dan keolahragaan di Indonesia ini memiliki komitmen untuk membuat program di daerah,” terang Menpora.

Yang dilakukan Kemenpora kemudian menginisiasi kebijakan yang mewajibkan dinas pemuda dan olahraga di daerah untuk memberikan anggaran khusus guna penyelenggaraan kegiatan-kegiatan keolahragaan dan kepemudaan. Penganggaran untuk program-program seperti ini sebelumnya bukanlah menjadi kewajiban dinas di daerah.

“Selama ini untuk kegiatan pemuda dan olahraga hanya sebatas pilihan. Jadi ini subjektif, kalau gubernurnya atau wali kota/bupatinya mantan aktivis atau suka olahraga, ya biasanya dukungannya kuat,” tutur Menpora.

Usaha ini kemudian menghasilkan Surat Edaran dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) per 18 Agustus silam yang mewajibkan seluruh dinas di tingkat provinsi dan kabupaten/kota itu menganggarkan kegiatan untuk olahraga dan kepemudaan di tahun 2024 mendatang.

Diakui Menpora, kebijakan ini mungkin akan berpengaruh pada kondisi anggaran pemerintah daerah. Karena itu Menpora juga mencarikan solusi anggaran tambahan dari pusat. 

“Sehingga nantinya dari Kemenpora tinggal memberikan contoh-contohnya yang bisa diterapkan di daerah. Misalnya bagaimana membuat program wirausaha, kepemudaan, atau bagaimana cara mendorong komunitas,” urai Menpora. 

Suasana dialog interaktif siang itu berlangsung antuasias. Para peserta berebut mengajukan pertanyaan perihal kegiatan-kegiatan dan pengalaman Menpora Dito yang tercatat sebagai menteri termuda sejak era Orde Baru, yang disebut memberikan inspirasi pada kaum milenial untuk terus berprestasi.

Seusai sesi dialog, Menpora Dito lantas membagikan suvenir berupa topi dan kaus kepada para peserta. Hadir mendampingi Menpora dalam kegiatan tersebut staf khusus Alia Noorayu Laksono dan Venno Tetelepta.***/gus