Connect with us

Entertainment

‘Air Mata di Ujung Sajadah’, Bersatunya Cinta dan Keikhlasan

Published

on

Titi Kamal sebagai Aqilla (foto Beehave)

JAYAKARTA NEWS— Di tengah kepungan film horor yang masih marak tahun ini, terselip beberapa film drama keluarga dan drama anak yang tayang di bioskop. Salah satunya adalah ‘Air Mata di Ujung Sajadah’ dari Beehave Pictures dan MBK Productions.

Film yang disutradarai Key Mangunsong ini berkisah ihwal bersatunya cinta dan keikhlasan.
Keikhlasan menjadi muara atas cinta kasih tanpa pamrih.

Kehidupan Aqilla yang menikah dengan seorang seniman tanpa direstui ibunya, Halimah. Takdir tak dapat ditolak. Sang suami meninggal karena kecelakaan sepeda motor. Aqilla kini menjadi janda.

Tatkala bayi yang dikandungnya lahir, Halimah menitipkannya kepada pasangan Arif dan Yunna yang belum dikaruniai anak tapi pasangan ini harus hengkang ke Solo. Aqilla diberitahu ibunya bahwa bayinya ketika lahir meninggal.

Tujuh tahun kemudian, anak titipan yang diberi nama Baskara (yang berarti cahaya) besar dan bersekolah. Pasutri Arif dan Yunna sangat berbahagia.

Cerita ini masih mengaduk-aduk emosi. Beralih ke Aqilla yang sedang studi di London harus cepat pulang ke Jakarta karena ibunya koma.

Sebelum mengembuskan nafas terakhir, Halimah jujur mengaku kepada Aqilla bahwa bayinya masih hidup dan dititipkan kepada pasutri Arif dan Yunna di Solo.

Akhirnya, Arif dan Yunna luluh juga melihat keakraban Aqilla dan Baskara. Bahkan, Baskara diajarkan menyanyi dan dijemput pulang dari sekolah.

Antara ibu kandung dan ibu titipan, siapakah yang berhak mengasuh Baskara ?

Hampir sepanjang pergantian adegan, dipenuhi air mata. Yang membuat keterharuan yang mengharu biru tatkala Aqilla dalam shalat nya bersimbah air mata di ujung sajadah. Ia mengadu kepada Sang Pencipta sebagai ibu kandungnya tidak boleh merawat Baskara.

Sedangkan Yunna sebagai ibu titipan yang semula mengira Aqilla ingin merebut kembali Baskara dari asuhannya juga bertahan diri: apakah sebagai ibu titipan yang selama 7 tahun mengasuh Baskara tak boleh hidup serumah dengan Baskara?

Persoalan yang cukup pelik ini bisa diselesaikan secara manis di ending antara dua ibu: kandung dan titipan. Kepada Yunna, Baskara memanggilnya ibu. Sedangkan kepada Aqilla, Baskara menyapanya : mama.

“Skenario awal yang ditulis Titien Wattimena dirampungkan hampir 5 tahun. Bongkar sana bongkar sini,” aku sutradara Key Mangunsong.

Produser Ronny Irawan dibantu Nafa Urbach (ini pertama Nafa jadi produser) memaparkan hampir keseluruhan cerita berlokasi di Solo.”Solo obyek wisatanya variatif dan beraneka. Kita syuting pertama di Taman Primata di Solo,” beber Ronny Irawan.

Barisan artis yang sangat kuat seni perannya memperindah artistik film ini, yaitu Titi Kamal, Fedi Nuril, Citra Kirana, Tutie Kirana, Jenny Rahman, Krisjiana Baharudin dan Faqih Alaydrus. Ikut memperkuat di sisi musik yaitu Yuni Shara yang melantunkan lagu ‘Sepi’ dan Fadhilah Intan yang menyenandungkan lagu ‘Dawai’.

Irama sentimental dan melankolis yang mengiringi bersatunya cinta dan keikhlasan dalam film ‘Air Mata di Ujung Sajadah’ ini bakal menghiasi gedung bioskop seluruh Indonesia, 7 September 2023. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *