Connect with us

Kabar

‘Tuhan, Izinkan Aku Berdosa’: Kisah Kelam Wanita Simpanan

Published

on

Aghniny Haque dan Andri Masadi (foto Dapurfilm)

JAYAKARTA NEWS— Dari novel diangkat ke film layar lebar. Novel berjudul ‘Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur’ karya Muhidi n M Dahlan difilmkan oleh sutradara Hanung Bramantyo dan judulnya diganti jadi ‘Tuhan, Izinkan Aku Berdosa’ (TIAB).

Naskah skenario ini kemudian ditawarkan ke banyak perusahaan film dan ditolak. Maklum, ceritanya sangat kontroversial di mata publik. Tentang kisah kelam perjalanan seorang wanita simpanan yang lulusan kelompok pengajian.

Akhirnya, berjodoh dengan Multi Vision Plus (MVP) yang dikomandani Raam Punjabi.
Di mata Raam Punjabi, nama Hanung Bramantyo adalah masterpiece.

“Setelah proses film kelar, kendala kembali menghadang. Pihak LSF yang dipimpin Rommy Fibri yang mantan jurnalis memberi cap film TIAB boleh beredar dengan cap untuk 21 tahun ke atas,” cerita Hanung Bramantyo usai pertunjukan terbatas nobar TIAB di XXI Blok M Square pada hari ke lima puasa Ramadan.

Berdasar diskusi dengan LSF, sesuai kiat sensor mandiri, disepakati ada penyensoran sekitar 1 menit di tengah adegan agar rating bisa diturunkan menjadi 17 tahun +. “Setelah saya nonton ulang, beberapa adegan saya buang. Meski hati saya mengatakan ‘too much’, toh sudahlah. Ini agar film bisa beredar di bioskop,” terang Hanung.

Apakah Hanung kecewa atau tidak, sineas asal Jogjakarta ini mengungkapkan bahwa tolong dibedakan antara novel dan film. “Ending saya ubah. Saya bablas saja. Saya enggak secara utuh copy paste menerjemahkan isi novel ke film. Novel berdiri sendiri dan film juga demikian. Saya menghargai karya novel dan Muhidin M Dahlan pun paham dan bisa mengerti,” beber Hanung.

Sejak pembuatan film di tengah pandemi Covid 19, Hanung sudah berpikir konten novel yang sangat kontroversial terkait pelecehan seksual dan isu sensitif. “Ini bakal memicu trauma. Makanya kami dari film maker terus berdiskusi dengan pihak LSF bagaimana mencari ‘win win solution’ yang pas,” umbuh Hanung.

Berkisah tentang santri Kiran, mahasiswi cerdas yang bercita-cita luhur dan mengabdikan diri di jalan yang benar dan diridhoi Tuhan dengan cara dakwah. Orang tuanya berasal dari keluarga sederhana, ayahnya pensiunan dan ibu rumah tangga. Kehidupan ekonomi Kiran dibantu bu Ami dan Kiran dicarikan tempat kost.

Mendadak sontak Kiran dilamar seorang ustad kaya. Melihat ekonominya terhimpit, Kiran menerima lamaran itu dengan proses ta’ruf. Ia baru tahu Kiran akan dijadikan isteri ketiga.
Liku-liku perjalanan Kiran menjadi hitam dan kelam. Seolah-olah jalan tak berujung.

“Saya yang menaati syariat dan hukum Tuhan serta berbakti kepada orang tua kenapa harus begini ? Apakah Tuhan berlaku adil terhadap diri saya?” hujat Kiran yang hendak bunuh diri.

Bagaimana penyelesaian yang cespleng? Adakah juru selamat yang menghampiri Kiran?
Dan apakah Kiran lulus dari ujian duniawi?

Jawabnya Anda harus nonton film TIAB yang disesaki penonton ketika diputar di JAFF Netpac di Jogjakarta dan Jakarta Film Week di Jakarta.

Kecamuk perasaan berhasil dibawakan Agniny Haque yang berperan sebagai Kiran secara cemerlang. ‘Leading role’ nya pas. Demikian juga para pemeran lain : Djenar Maesa Ayu, Donny Damara, Andri Masadi, Nugie, Keanu Angelo, Samo Rafael, Nikita Mirzani, Cornello Sunny dan Yati Octavia. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *