Traveling
Bayang Misteri Candi Bajang Ratu
PECINTA wisata sejarah bakal tidak melewatkan kesempatan untuk menikmati Candi Bajang Ratu yang berlokasi di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.
Candi ini masih menyimpan banyak hal yang belum diketahui secara pasti, baik mengenai tahun pembuatannya, raja yang memerintahkan pembangunannya, fungsinya, maupun segi-segi lainnya.
Nama Bajang Ratu pertama kali disebut dalam Oudheidkunding Verslag (OV) tahun 1915. Arkeolog Sri Soeyatmi Satari menduga nama itu ada hubungannya dengan Raja Jayanegara dari Majapahit, karena kata ‘bajang’ berarti kerdil.
Menurut Kitab Pararaton dan cerita rakyat, Jayanegara dinobatkan tatkala masih berusia bajang atau masih kecil, sehingga gelar Ratu Bajang melekat padanya.
Mengenai fungsi candi, diperkirakan bahwa ini didirikan untuk menghormati Jayanegara. Dasar perkiraan ini adalah adanya relief Sri Tanjung di bagian kaki gapura yang menggambarkan cerita peruwatan.
Relief yang memuat cerita peruwatan ditemukan juga, antara lain, di Candi Surawana. Candi Surawana diduga dibangun sehubungan dengan wafatnya Bhre Wengker (akhir abad ke-7).
Candi ini menempati area yang cukup luas. Seluruh bangunan candi dibuat dari batu bata merah, kecuali anak tangga dan bagian dalam atapnya. Lokasi Candi Bajang Ratu relatif jauh dari dari pusat kanal perairan Majapahit, tapi cukup dekat dengan Candi Tikus.
Untuk mencapai lokasi Gapura Bajang Ratu, pengunjung harus mengendara sejauh 200 meter dari jalan raya Mojokerto – Jombang, kemudian sampai di perempatan Dukuh Ngliguk, berbelok ke arak timur sejauh 3 kilometer, di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. ***