Kabar
Indonesia Jadi Role Model Mitigasi Bencana ASEAN
JAYAKARTA NEWS— Indonesia menjadi role model mitigasi bencana di lingkungan negara-negara ASEAN. Ini disebabkan kita memiliki standar manajemen penanggulangan bencana atau mitigasi bencana yang diakui dunia internasional.
“Inilah yang mendorong negara-negara di lingkungan ASEAN, termasuk Jepang, menghadiri pertemuan yang membahas kolaborasi penanggulangan bencana khususnya di bidang kesehatan,” jelas Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Pattiselano Robert Johan, MARS, kepada wartawan, Selasa (26/11/2019), di Inna Grand Bali Beach Sanur.
Hal itu diutarakannya usai membuka forum “Project for Strengthening on Dissaster Healt Management 2019.” Kegiatan yang dihadiri 10 negara ASEAN ditambah Jepang itu berlangsung Senin-Jumat (25-29/11/2019). Para delegasi akan mengikuti simulasi penanggulangan bencana erupsi Gunung Agung di Tanah Ampo, Karangasem, pada hari kedua besok.
“Dalam forum ini, semua negara ASEAN berbagi pengalaman, baik dari mitigasi bencana maupun tanggap darurat terutama di bidang kesehatan,” jelasnya.
Indonesia disebutkan termasuk dalam kategori wilayah dengan frekuensi tinggi mengalamai bencana alam. Pusat Krisis Kementerian Kesehatan mencatat ada 84 kejadian erupsi gunung berapi sejak 2010-2018. “Empat belas di antaranya berdampak krisis kesehatan,” ungkap dr. Pattiselano.
Penanggulangan bencana sebelumnya lebih berorientasi tanggap darurat. Namun, sekarang ini mitigasi bencana lebih diarahkan pada upaya pengurangan risiko yang berintegrasi dengan program pembangunan.
Program kolaborasi dan simulasi yang dilakukan diharapkan dr. Pattiselano akan mendorong manajemen pusat dan daerah makin memaksimalkan kesiapan masyarakat, petugas kesehatan, relawan saat menghadapi bencana. “Terutama dalam hal menangani bidang kesehatan akibat bencana yang terjadi,” imbuhnya.
Sementara Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Budi Silvana menambahkan, Indonesia ternyata diakui banyak negara asing memiliki manajemen mitigasi bencana yang istimewa. Ada perbedaan manajemen mitigasi bencana umumnya dengan negara lain.
“Keistimewaan manajemen mitigasi bencana kita ternyata terletak pada kerja tim (team work). Ada berbagai instansi dan lembaga yang terlibat, baik pemerintah, TNI, Polri, maupun komponen lain,” jelasnya.
Kolaborasi antarsesama negara ASEAN tersebut dipandu oleh standard operational procedure (SOP) yang disebut sebagai One ASEAN One Response. “Jika ada satu negara ASEAN mengalami bencana, tinggal minta bantuan dari negara ASEAN lain. Bantuan secara cepat akan direspons. Bantuan bisa berupa petugas kesehatan, obat-obatan, dan lain-lain,” kata dr. Budi meyakinkan. (Syam Kelilauw)