Connect with us

Entertainment

‘Impian Seribu Pulau’

Published

on

Peluncuran 'Impian Seribu Pulau' di Lemhanas, Jakarta (foto ipik/sekhu)

JAYAKARTA NEWS— Bagi Generasi Z yang berusia di bawah 20 tahun, mereka bisa melakukan langkah kecil yang berdampak besar secara integrasi dan kelanjutan dunia yang lebih baik.

Film ‘Impian Seribu Pulau (ISP)’ digarap pertama oleh sineas muda Naphtali Ivan. Diproduseri beberapa anak muda juga : Kevyn Augusta, Jennifer Oktivan dan Tim Soleha Sari dan Yayi Puspitasari.

Pemeran-pemerannya ada Karel Susanteo, Yohana Angeline, Asri Welas, Chicco Kurniawan dan Teuku Rifnu Wikana.

“Pertama disutradarai anak muda, saya rada heran bin takjub,” komentar Teuku Rifnu Wikana.
Benar, sudah saatnya anak muda berani mewujudkan mimpinya.

“Melalui film ini, kami melibatkan para pelaku usaha. Ya pengusaha, akademisi, media dan komunitas serta tentu saja Pemerintah,” kata Ivonny Zakaria, Ketua Koperasi Indonesia Berkarya (Kinarya Coop) dalam peluncuran film ISP di Auditorium Dwiwarna, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Jakarta, baru-baru ini.

Dalam hal ini, melalui media film bisa mengedukasi masyarakat ihwal pentingnya lingkungan hidup dan mengajak semua orang untuk menyukseskan program ‘penanaman 5 juta bibit mangrove’ sebagai aksi nyata dimata change action secara integrasi.

“Mangrove adalah cermin kehidupan ketahanan dalam pasang surut dan keseimbangan dalam perentanan,” urai Ivonny Zakaria.

Karena itulah Kinarya Coop mengajak anak-anak muda dari Generasi Z berdonasi untuk menyelamatkan indonesia lewat mangrove.

“Yuk kita semua menyelamatkan lingkungan via mangrove,” ajak Ivonny Zakaria.
Dalam sambutannya lewat video, Menkop dan UKM Teten Masduki untuk mendukung program 1 tiket menuju 1 mangrove.

“Kita bisa melaksanakan 5 juta dalam 5 hari. Ini upaya merestorasi mangrove menjadi ekosistem lebih baik. Dan nantinya ‘cuan’ dari sini akan dikelola Koperasi (untuk penguatan ekonomi rakyat) selaku motor gerakan perubahan akan tampil di depan. Semua elemen bahu membahu dan bergotong royong menyukseskan program ini,” tutur Teten Masduki optimis.
Dalam kesempatan itu pula dilaksanakan ‘kick off’ produksi 552 series bertema kuliner dan budaya.

Kenapa harus nonton film ini ?

“Ini aksi nyata penerapan nilai Pancasila, pembangunan berkelanjutan dan Gerakan Nasional Revolusi Mental,” timpal Teten Masduki lagi.

Nantinya ISP tidak hanya ditayangkan di bioskop kota besar saja, tapi juga masyarakat Kepulauan Seribu (lokasi pembuatan film) perlu juga diajak nonton beramai-ramai di lingkungan RT, RW dan Balai Desa.

“Tidak cuma nonton film, tapi kamu juga bisa menuai kebaikan dan kebajikan lewat misi film ini,” demikian Teten Masduki berpesan. (pik)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *