Kabar
Bank Dunia Komit Bantu Program Kesehatan RI
BANK Dunia komit untuk menggelontorkan pinjaman US$ 150 juta sebagai dukungannya terhadap upaya Indonesia dalam mengusahakan perawatan kesehatan primer untuk seluruh warganya melalui tata kelola, akuntabilitas, dan pelayanan di sektor kesehatan yang lebih baik.
Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia dalam pernyataan yang dimuat di laman Bank Dunia, menyebutkan bahwa pinjaman baru sebesar US$ 150 juta itu akan digunakan untuk Indonesian Supporting Primary Health Care Reform (I-SPHERE) Program , dimana US$13,5 milyar akan dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Program Indonesia Sehat.
Bank Dunia mencatat, kondisi terkait sektor kesehatan di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun-tahun terakhir ini. Sebagai contoh. angka harapan hidup meningkat, sementara terjadi penurunan angka kematian anak berusia di bawah lima tahun dari posisi 46 per 1.000 kelahiran pada 2002 menjadi 32 per 1.000 kelahiran pada tahun 2017. Indonesia juga menjadi salah satu negara yang memiliki angka tertinggi di dunia untuk program asuransi kesehatan sosial pembayar tunggal, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Diperkirakan pada 2019 semua orang di Indonesia akan memiliki perlindungan di bawah JKN.
Namun Bank Dunia juga menyoroti angka kematian ibu atau perempuan yang meninggal akibat proses kehamilan, persalinan, atau setelah melahirkan masih tergolong tinggi, yakni 126 per 100.000 kelahiran. Angka tersebut mendekati level rata-rata negara berpenghasilan rendah. Di pihak lain, Indonesia juga masih memiliki beban Tuberculosis ke dua tertinggi di dunia. Situasi ini menyebabkan terjadinya lebih dari 10 persen kematian dini di Indonesia. Sejauh ini, hanya sepertiga dari kasus yang terdeteksi.
“Kesehatan penting diperhatikan, agar Indonesia dapat memenuhi berbagai tujuan dimana warganya sehat dan makmur, memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi pada pertumbuhan dan perkembangan negara yang luar biasa,” kata Rodrigo A. Chaves, World Bank Country Director untuk Indonesia dan Timor-Leste.
“Kinerja pelayanan kesehatan primer yang lebih baik akan meningkatkan tingkat kesehatan dari negara ini, yang merupakan komponen kunci dari modal manusia yang penting untuk kesuksesan Indonesia,” tambahnya.
Beberapa bagian dari Program Kunci di antaranya termasuk peningkatan kinerja, kapasitas, dan akuntabilitas pemerintah dan fasilitas kesehatan lokal, dan juga meningkatkan standar nasional dengan memperkuat akreditasi perawatan primer. Pelayanan lokal yang lebih baik, katanya, juga dapat dicapai dengan meningkatkan orientasi kinerja dari pendanaan kesehatan termasuk JKN.
“Indonesia berkomitmen untuk mencapai jaminan kesehatan universal. Namun, untuk dapat melakukan ini, perlu dibahas berbagai hal dalam tata kelola, akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu, dan pendanaan sektor kesehatan, yang merupakan fokus utama untuk Program ini, baik di tingkat nasional maupun lokal,” kata Nicholas Menzies, World Bank Senior Governance Specialist dan Vikram Rajan, World Bank Senior Health Specialist.
Dia menambahkan, program tersebut akan berfokus kepada tiga provinsi tertinggal di Indonesia Timur: Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Ketiga wilayah itu kini sedang menghadapi tantangan atas ketidakmerataan pada hasil upaya kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan primer yang bermutu, khususnya angka kematian anak berusia di bawah lima tahun, malnutrisi kronis, dan stunting.
Bank Dunia mengungkapkan, dukungan pihaknya dalam sektor kesehatan di tanah air ini, merupakan komponen penting Kerangka Kerja Kemitraan Negara untuk Indonesia dari Grup Bank Dunia. Fokus program Bank Dunia adalah, pada prioritas pemerintah yang memiliki potensi perubahan besar.***