Connect with us

Ekonomi & Bisnis

Spirit Ekspedisi TIKI, Penggerak Ekonomi di Seluruh Pelosok Negeri

Published

on

Jayakarta News – Ekspedisi dan kurir adalah sektor bisnis yang terus bertumbuh. Data Asperindo (Asosiasi Asosiasi Perusahaan Nasional Pengiriman dan Pengantaran Barang Indonesia) menunjukkan pertumbuhan sektor logistik nasional sebesar 14-15 persen per tahun. Angka itu jauh di atas peningkatan ekonomi nasional yang berada di kisaran 6 persen.

PT Citra Van Titipan Kilat (“TIKI”) turut menikmati angka pertumbuhan sektor logistik itu. “Peningkatan pendapatan TIKI per tahun mencapai 20-25 persen,” kata Ester Wiraseputra, Vice President Director PT Citra Van Titipan Kilat (“TIKI”) kepada JayakartaNews lewat surat elektronik (surel).

Angka fantastik itu bisa dicapai sebab TIKI adalah pemain lama yang telah malang melintang selama 50 tahun di bidang jasa pengiriman barang. Perusahaan yang kini dipimpin Presiden Direktur Yulina Hastuti ini memiliki reputasi tinggi dan telah mendapatkan kepercayaan dari para pelanggannya.

Ester menyatakan bahwa TIKI tak mematok keberhasilan usaha dari keuntungan materi semata, tetapi menggunakan keberkahan sebagai indikator kesuksesannya. Untuk itu, TIKI terus berusaha memberikan arti kehadirannya bagi masyarakat luas. Perusahaan asli Indonesia ini tak pernah setop mengambil peran menggerakkan roda ekonomi di seluruh pelosok negeri, dari Sabang sampai Merauke dari Talaud hingga Pulau Rote.

TIKI di Kancah Ekspedisi Indonesia

Nama besar TIKI diraih lewat perjuangan panjang dari titik nol. Selama kurun waktu 50 tahun terakhir ini TIKI membangun reputasi cemerlang. Belasan penghargaan telah diraihnya, antara lain “Indonesia Business Development Award 2018” kategori “The Best Freight Forwarding Company in Service and Customer Satisfaction of the Year 2018” oleh Indonesia Development Achievement Foundation dan Netizen Courier Service Choice 2017 dari Majalah Warta Ekonomi.

Ester Wiraseputra, Vice President Director PT Citra Van Titipan Kilat (“TIKI”). (Foto: tiki.id)

Ester berkisah tentang awal mula kelahiran TIKI.

Sampai dengan awal dasawarsa 70-an, hanya ada dua pelaku bisnis ekspedisi di Indonesia, satu milik pemerintah, yang lainnya kepunyaan swasta. TIKI hadir pada tanggal 1 September 1970 sebagai aktor ketiga di kancah bisnis ekspedisi tanah air.

Adalah Soeprapto Soeparno yang sering bepergian ke luar kota. Mobilitas itu dimanfaatkan oleh para kawan dan koleganya sebagai ajang penitipan barang. Soeprapto tidak keberatan dan untunglah ia sosok yang peduli situasi. Di bandara, indera penglihatannya selalu digampari gelagat banyak calon penumpang yang juga ribet menenteng rupa-rupa barang bawaan seperti dirinya.

Tiga ihwal -bandara, penumpang dan barang titipan- ditangkap Soeprapto sebagai peluang bisnis ekspedisi yang menjanjikan. Melihat ada pasar sepotensial itu Soeprapto lantas bergerak. Bersama istri tersayang Nuraini Soeprapto, ia mendirikan jasa pengiriman barang. Jakarta kantor pusatnya, sementara Semarang dan Pangkalpinang menjadi dua biro cabang utama generasi pertama. Keduanya sepakat memberi nama TIKI untuk usaha baru ini.

Ada kisah unik di seputar penamaannya. TIKI bukanlah singkatan dari titipan kilat. Nama yang kesannya akronim dari titipan kilat ini ternyata merupakan kosa kata asli milik Suku Aborigin yang mempunyai arti menyampaikan. “Pendiri TIKI kemudian mengambil kata tiki tersebut menjadi nama perusahaan yang memiliki arti menyampaikan setiap amanah sesuai sasaran,” kata Ester.

Dua tahun berjalan, tepatnya 1972, datang energi baru di tubuh TIKI. Sejumlah tiga personil bergabung: Irawan Saputra, Gideon Wiraseputra dan Raphael Rusmadi. Trio personil gres kawan Soeprapto ini membawa spirit kemajuan: memperkuat manajemen dan mempercepat strategi bisnis. Hasilnya tak hanya jumlah kantor cabang yang meningkat pesat di seluruh Indonesia, tetapi juga lahirnya produk unggulan yakni Reguler (REG) dan Over Night Service (ONS).

Aktivitas TIKI melayani pelanggan. (Foto: tiki.id)

Tahun demi tahun berlalu. Reputasi TIKI kian moncer. Di era dunia yang memasuki industri 4.0 sekarang ini TIKI mencatatkan diri sebagai perusahaan jasa kurir papan atas di tanah air: memiliki jaringan opersional di 66 kota besar di Indonesia, memiliki lebih dari 500 kantor perwakilan, memiliki lebih dari 3.700 gerai, memiliki 6.000 karyawan yang siap mensukseskan setiap bentuk tugas yang menjadi tanggung jawab mereka.

“Dari sisi luas jaringan TIKI merupakan perusahaan kurir swasta terluas setelah PT Pos Indonesia,” tutur Ester. Perusahaan ini melayani 88 persen dari total 514 wilayah kota/kabupaten di Indonesia dan menjangkau mayoritas dari sejumlah 82.505 kelurahan atau desa di Indonesia.

Semua reputasi itu membakar semangat TIKI untuk terus berperan menggerakkan roda perekonomian di seluruh pelosok Indonesia. Karenanya TIKI tak pernah berhenti mengembangkan diri agar niat mulia itu selalu terjaga keberlangsungannya.

Pengembangan Diri

Ester membeberkan bahwa perusahaannya tak pernah putus mengembangkan diri di tiga bidang yakni sumber daya manusia (SDM), jaringan distribusi, inovasi produk dan layanan.

Pertama, peningkatan kualitas SDM ditempuh TIKI lewat beragam cara. Ester mengutarakan bahwa perusahaannya memiliki program pengembangan dan jaminan karir progresif bagi karyawan. Pelatihan karyawan rutin dilakukan untuk peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Para karyawan pun mendapatkan kesempatan untuk mencoba berbagai jenis keahlian yang ada dalam operasional maupun manajemen TIKI.

Armada TIKI. (Foto: tiki.id)

Kendati telah menjadi perusahaan modern, TIKI tetap menjaga semangat kekeluargaan antara manajemen karyawan. Kesejahteraan karyawan dan kenyamanan mereka dalam bekerja tak pernah terlepas dari perhatian manajemen. Setiap bulan Ramadhan, perusahaan ekspedisi ini rutin melakukan pembagian sembako bagi para karyawan. Ada pula program ibadah haji untuk karyawan berprestasi. “Kami juga membuka kesempatan bagi kaum disabilitas untuk berkarier di perusahaan,” kata Ester.

Kedua, pengembangan inovasi produk dan layanan, TIKI selalu menomorsatukan kebutuhan pelanggan. Sejumlah delapan produk unggulan digulir, sejumlah 12 layanan diluncurkan, termasuk pengadaan fitur tambahan untuk memberikan kemudahan transaksi dan fleksibilitas transaksi kiriman barang. Produk paling gres adalah TIKI Putar (Jemput dan Antar) dan TIKI Serlok (TIKI Seller Online Booking). “Kedua produk tersebut (Tiki Putar dan TIKI Serlok) baru dapat melayani wilayah DKI Jakarta, ke depannya akan diperluas ke wilayah lain,” papar Ester. Ia menginformasikan bahwa produk dan layanan TIKI secara lengkap bisa diakses lewat http:tiny.cc/dhauqz

Saat ini, tatkala dunia digital mendominasi di banyak lini kehidupan manusia, TIKI pun turut menyesuaikan diri. Ester menuturkan bahwa perseroannya telah mengadaptasi teknologi informasi. Ini penting untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, serta kemudahan interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. “TIKI memiliki smart control tower yang dapat menganalisa data operasional secara real time untuk membantu manajemen mengambil keputusan yang lebih tepat sasaran,” kata Ester.

Eksekutif TIKI itu menjelaskan bahwa smart control tower berfungsi untuk mengetahui semua aktivitas TIKI di seluruh cabang yang meliputi: jumlah paket terkirim, pengiriman itu terlambat atau tidak setiap harinya, produktivitas setiap individu kurir dalam mengirim paket dan pemetaan kinerja gerai.

Rupa-rupa layanan berbasis teknologi pun informasi digulir dan menjadi unggulan TIKI: Jempol (Jemput Online), Aplikasi TIKI, TIKI Online Booking (TOB), SMS Notification dan E-Signature.

Jempol (Jemput online) membuat pelanggan tak perlu repot mengantarkan barang paketan. Kurir TIKI-lah yang bertugas untuk mengambilnya di lokasi yang ditetapkan si pelanggan. Fasilitas jemput bola ini gratis.

Aplikasi TIKI memungkinkan pelanggan mengetahui besaran biaya, mengetahui kode pos, melakukan pemesanan dan pelacakan secara real time status barang kiriman dalam satu aplikasi.

TOB memberikan fasilitas pelanggan untuk bertransaksi melalui website. Sementara lewat SMS Notification TIKI proaktif mengirimkan informasi kepada pelanggan secara otomatis perihal status kiriman baik kepada pengirim maupun si penerima. Terakhir, E-Signature membuat pelanggan mengetahui identitas si penerima kiriman serta waktu barang kiriman sampai di tangan penerima secara online dan real time.

Ketiga, pengembangan jaringan distribusi. Sebagai perusahaan ekspedisi, TIKI tahu persis bahwa jaringan distribusi menjadi aspek krusial yang harus diperkuat. Terlebih jika melihat karakter demografi penduduk dan kondisi geografi Indonesia yang tercacah menjadi ribuan pulau.

Ester menuturkan bahwa konsep pengembangan jaringan TIKI terus berubah dari waktu ke waktu dengan model yang berbeda-beda sesuai kebutuhan perusahaan dan penguatan daya saing. Salah satu wujudnya, waralaba. “TIKI memberikan kesempatan kepada mitra waralaba untuk tumbuh bersama dengan sistem kerja profesional dan dengan modal minim,” papar Ester.

Kantor Pusat TIKI di Jl, Raden Saleh Raya 2, Jakarta Pusat. (foto: tiki.id)

Penggerak Ekonomi

Di usianya yang ke-50, TIKI telah mencatatkan diri sebagai perusahaan jasa pengiriman barang yang memiliki infrastruktur andal, berteknologi informasi canggih, tersistem serta terkoneksi dengan baik, didukung SDM dan pewaralaba di seluruh pelosok Indonesia. Bonafiditas perseroan ini menjadi modal utama TIKI dalam berperan menggerakkan roda perekonomian di seluruh pelosok negeri.

Sebagai perusahaan yang fokus di jalur ekspedisi dan kurir, tentu saja TIKI berperan memperlancar arus distribusi barang. Kegiatan ini terbagi menjadi dua. Pertama distribusi barang di lingkup korporat. “Kontribusinya bisa mencapai 65 persen,” tutur Ester.

Di kalangan korporat, TIKI menjadi pilihan banyak konsumen lantaran memiliki reputasi dan rekam jejak sebagai perusahaan kurir terpercaya. Ester mengungapkan bahwa konsumen perusahaan korporat mendapatkan fasilitas aplikasi TIKIku.

TIKIku memberikan kemudahan pelanggan korporat untuk melihat transaksi pengiriman yang pernah dilakukan. “Data base pengiriman tersimpan sehingga bila ada pengiriman berulang ke tujuan yang sama, pelanggan tak perlu mengetik ulang,” jelas Ester.

Fasilitas staf khusus juga diberikan TIKI kepada pelanggan korporat. Petugas ini ditempatkan di kantor korporat untuk membantu proses penginputan data dan berkoordinasi dengan customer service TIKI untuk memonitor status barang kiriman.

Kedua, TIKI menggerakkan ekonomi di tingkat retail atau individu. Pergerakan arus barang di kelompok ini kian kencang dari waktu ke waktu. Perkembangan internet, tren e-commerce dan lahirnya bisnis UMKM (Usaha Mirko Kecil dan Menengah) memberikan energi baru. Era digital ini mengubah pola kebiasaan pelanggan utamanya kelompok milenial. TIKI pun berbenah. “Tahun 2013 TIKI mengadakan riset pasar mengenai apa saja yang dikehendaki pelanggan di era teknologi digital,” tutur Ester.

Hasilnya, ketemulah empat aspek prioritas utama: kompetitif (harga bersaing dan terjangkau), cepat (kiriman diterima tepat waktu dalam kondisi baik), jemput (memperbanyak pilihan dropp off termasuk layanan barang dijemput tanpa minimum jumlah barang dan gratis), status up date (sistem pelacakan kiriman real time agar konsumen mengetahui keberadaan barangnya).

Di mata TIKI, amanah yang diembannya tak sebatas pada pelayanan pelanggan. Sejak awal berdirinya, Soeprapto Soeparno membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menjadi mitra usaha. “Bapak Soeprapto Soeparno membuka kesempatan masyarakat untuk membangun bisnis kurir bersama TIKI,” tambah Ester. Upaya memperluas mitra bisnis ini terus terus dipupuk. Data terakhir lebih dari 3.700 gerai TIKI tersebar luas di seluruh negeri. Ester menjelaskan, mitra usaha TIKI mendapatkan komisi sebesar 21 persen dari total omzet per hari plus bonus omzet bulanan sampai dengan 6 persen. Total pendapatan mitra bisnis bisa mencapai 27 persen.

Pada September 2019 silam, di tengah acara Franchise & License Expo Indonesia 2019, Yulina Hastuti mengajak para mitra waralaba untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tiap daerah. “Selama 49 tahun kehadiran TIKI di industri jasa kurir, TIKI telah membangun ekosistem kemitraan dengan sistem kerja yang profesional, pembagian keuntungan yang transparan dengan biaya investasi yang ringan,” kata Yulina.

Ajakan Yulina itu bukan tanpa dasar. Pihaknya menyodorkan data dari Frost & Sullivan. Perusahaan konsultan riset pasar ini memperkirakan industri logistik Indonesia akan tumbuh 15,4 persen per tahun dengan nilai Rp4.396 triliun pada tahun 2020. Pencapaian itu berkat dukungan peningkatan konsumsi masyarakat dan pertumbuhan bisnis e-commerce.

TIKI mengajak semua pihak untuk menjadi mitra bisnis. Beberapa keunggulan disodorkan perusahaan jasa titipan swasta legendaris ini. Pertama reputasi dan rekam jejak perusahaan yang bonafide, jaringan distribusi yang kuat, manajemen perusahaan yang inovatif, sistem waralaba yang jelas dan transparan serta program pengembangan mitra usaha.

Upaya TIKI tidak berhenti pada pengembangan bisnis ekspedisi dengan semua pernak perniknya. TIKI pun memberikan tips kepada pelaku UMKM yang akan berlaga di pasar ekspor impor. Ahmad Kurtubi, Senior Marketing dan Sales Manajer TIKI mengatakan bahwa banyak pelaku UMKM yang melakukan kegiatan ekspor impor tetapi awam perihal syarat pengiriman internasional. “Ini menyebabkan keterlambatan pengiriman atau biaya yang membengkak,” kata Kurtubi.

“TIKI menyediakan layanan pengiriman internasional Door-to-Door dengan biaya yang sangat kompetitif untuk memberikan fleksibilitas bagi pelaku UMKM,” tutur Kurtubi. Dengan ongkos mulai dari Rp 100 ribuan para pebisnis UMKM yang berlaga di pasar ekspor impor sudah bisa melakukan pengiriman ke luar negeri.

Aktivitas pengepakan barang-barang kiriman. (foto: tiki.id)

Prospektif

Saat ini, serangan wabah covid 19 membuat dunia ekonomi lesu. Bisnis ekspedisi pun turut terdampak. Di beberapa sisi banyak penurunan permintaan yang signifikan. Namun, sejarah mencatat, bencana tak pernah bisa menghentikan aktivitas kirim mengirim barang. Ada ruang-ruang pergerakan barang yang tak bisa ditunda, semisal pengangkutan bahan kebutuhan pokok, BBM (Bahan Bakar Minyak), obat-obatan, aneka properti medis, dll. Selain itu, pergerakan barang dari produsen ke konsumen atau antarkonsumen tetap berjalan, terutama di tengah maraknya e-commerce.

Visi ketiga Jokowi-Ma’ruf dalam lima tahun pemerintahannya ke depan adalah mendatangkan investasi. Presiden bekerja keras untuk mewujudkannya. Kendati pandemi belum berakhir, kehidupan ekonomi mulai menampakkan geliatnya kembali.

Bila di era pandemi saja bisnis ekspedisi tetap menggeliat, maka bisa dibayangkan betapa menggiurkan usaha ini di tengah semarak pertumbuhan ekonomi. Dan wabah corona, seperti bencana pada umumnya, tak akan berlangsung selamanya. Ia pasti berhenti, dunia ekonomi pun me-recovery diri dan siap melaju kembali. Industri ekspedisi bukan pengecualian. Bahkan ia bisa mencapai angka pertumbuhan jauh lebih tinggi di atas angka pertumbuhan ekonomi pada umumnya.

Karenanya ajakan Yulina Hastuti kepada mitra waralabanya untuk bertumbuh bersama dan mendorong pertumbuhan ekonomi tiap daerah menjadi daya tarik yang besar. Spirit ekspedisi TIKI tidak sebatas hanya pada memperlancar distribusi barang, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru yang signifikan di seluruh pelosok Nusantara, di mana mayoritas dari 82.505 desa di Indonesia telah terhubung dalam jaringan operasi TIKI. (Ernaningtyas)

https://www.instagram.com/p/CCzzlV5BbSl/
Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *