Connect with us

Feature

Radio Ganjar & Era Baru Radio

Published

on

JAYAKARTA NEWS— Sejatinya perkembangan media komunikasi dalam bentuk siaran radio tidak bisa dipungkiri tidak pernah mati. Pada tahun enam puluhan muncul alat siaran media televisi, nasib radio siaran menjadi pembahasan, yang akan hilang. Ternyata tidak.

Radio tetap merajalela tidak terkendali. Ketika dunia internet hadir membuat sejumlah media megap-megap tetapi radio siaran terus melaju. Radio Ganjar adalah salah satunya. Radio Ganjar yang berbasis di Semarang hadir digagas orang radio yang ingin membuktikan radio tetap eksis.

Menurut Wawan Dermawan, salah seorang pengelola Radio Ganjar, tinggal di Semarang, pengelolaan dan pembangunan radio ini dilakukan bersama tiga rekannya.

“Murni kami bangun sendiri tidak ada keterlibatan lembaga lain. Jika ada pemberitaan di beberapa media online menyebutkan bahwa Radio Ganjar merupakan inisiatif dari Ganjar Centre itu tidak benar. Mungkin media salah kutip. Memang awalnya ada rencana Radio Ganjar diajak menyiarkan talkshow yang diselenggarakan Ganjar Centre di Jakarta tanggal 6 Juli 2023 tetapi batal karena sesuatu hal. Karena batal siaran langsung maka pihak Radio Ganjar tidak hadir di acara tersebut. Boleh jadi karena pada poster peluncuran Ganjar Centre ada logo dan nama Radio Ganjar sehingga orang berpikir Radio Ganjar bagian dari Ganjar Centre. Jadi tidak ada hubungan kebetulan nama mirip saja,” jelas Wawan.

Radio Ganjar yang mengudara sejak Mei 2023 ini  menyasar banyak segmen sehingga lagu-lagu yang disajikan bervariasi. Materi siaran juga bukan melulu hiburan tetapi juga informasi seputar ekonomi, sosial, hukum dan politik.

Tidak dipungkiri Wawan bahwa Radio Ganjar memang memberitakan kegiatan calon presiden Ganjar Pranowo. Tetapi tetap menyajikan informasi terkait calon presiden lainnya. Pendeknya, kegiatan yang menarik dan terjangkau oleh kami maka Radio Ganjar akan menginformasikan.

Saat ini Wawan dan tiga orang temannya, berusaha mengelola Radio Ganjar secara profesional. Konsep radio tidak ditinggalkan karena meskipun media yang digunakan adalah internet tetap sama dalam proses siarannya. Tetap ada studio, mixer, microphone, lagu dan sebagainya layaknya radio konvesional.

Siaran Radio Ganjar berlangsung selama 24 jam nonstop. Perbandingan materi siaran lebih banyak musik atau hiburan sekitar 60 persen sedangkan informasi 40 persen. Selain berita juga ada talkshow dan wawancara dengan tokoh, pengamat dan anggota masyarakat. Bahkan saat ini Radio Ganjar menggandeng sejumlah relawan di seluruh penjuru Indonesia termasuk di mancanegara seperti USA For Ganjar.

“Selain bisa didengar di www.radioganjar.com kami juga hadir di seluruh platform media sosial dan channel youtube radioganjarofficial, serta menyedia wadah berkumpulnya pendengar dan relawan Ganjar melalui grup WA dan Telegram 0812-9595-2868”, tambah Wawan

Menurut praktisi radio, Eddy Koko perkembangan radio relatif stabil. “Radio itu mirip benalu yang menempel pada perkembangan jaman. Ketika era tape recorder muncul menggantikan piringan hitam yang mahal dibandingkan pita kaset radio menempel pada tape recorder. Orang mengenal radio compo ketika itu, yaitu tape recorder yang ada radionya. Ketika era internet muncul radio kembali menempel dalam bentuk streaming, seperti Radio Ganjar. Bahkan podcast juga merupakan konsep radio karena harus ada studio, mixer, mic dan penyiar. Jadi radio sepertinya tidak akan mati,” demikian Eddy Koko mantan Pemred Radio Trijaya Network.

Ketika disinggung banyak radio siaran mati saat ini, Eddy Koko berpendapat, karena pengelola radio yang tidak kreatif. Dibutuhkan kreativitas yang  tinggi dalam mengelola radio siaran karena pendengar terus berubah.

Tanpa kreativitas yang tinggi maka sudah dipastikan radio akan mati ini penting. Kebanyakan radio-radio siaran mati karena dikelola oleh orang-orang yang tidak paham radio, seperti anak atau orang dekat pendiri radio tersebut.

Merasa sudah berdarah-darah membangun bisnis radio siaran tidak percaya atau tidak berani  menyerahkan kepada orang lain. Meskipun ada karyawannya yang paham dan loyal mengelola radio tetap khawatir tidak bisa dikontrol. Akibatnya sang anak atau orang dekat pemilik radio yang, sebetulnya, tidak tertarik pada bisnis radio terpaksa mengelola. Sesuatu yang dilakukan dengan terpaksa lebih banyak menghasilkan kegagalan.

Konsep Radio Ganjar disebutkan Eddy Koko sebagai cara yang tepat dibangun pada era sekarang. Sebab orang tidak lagi menenteng pesawat radio transistor karena merepotkan dan dianggap kuno. Orang sekarang menenteng handphone (HP) dan Radio Ganjar dapat didengar melalui HP, Laptop atau PC sehingga dapat dikatakan semua orang dapat mendengarkan Radio Ganjar. Bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh wilayah dunia atau mancanegara bahkan di bulan selama ada internet siaran Radio Ganjar dapat didengarkan.

“Sebagai sarana menyampaikan informasi atau kampanye media radio seperti Radio Ganjar sangat efektif. Bisa dibilang, tidak ada yang menandingi karena kemampuannya menembus wilayah yang tidak dapat dijangkau media lain. Seperti kota ketahui fungsi radio siaran memang merupakan alat pendidikan, hiburan dan propaganda. Ingat, Bung Tomo meneriakan propaganda memberi semangat perlawanan kepada penjajah melalui stasiun radio,” kata Eddy Koko.***ebn

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *