Connect with us

Feature

Mereka Mengharu-biru Suasana

Published

on

SIAPA tak teriris hatinya, demi melihat anak-anak penyandang catat berjejer di panggung dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan penuh semangat dan penghayatan. “Hiduplah… Indonesia…. Rayaaa….”, bait terakhir lagu usai dinyanyikan, hadirin pun duduk kembali.

Dada hadirin terasa sesak, dipenuhi rasa bangga sekaligus haru, demi melihat anak-anak Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 7 Jakarta menyanyikan lagu ciptaan WR Supratman itu dengan khidmat. Rasa cinta tanah air membuncah. Tak terasa, banyak hadirin yang menitikkan air mata.

Rangkaian peristiwa itu terjadi pada pembukaan Simposium Regional Pengembangan Teknologi Pembelajaran 2017 yang diadakan oleh Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekkom) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (29/3).

Hadir dalam acara itu, Mendikbud Muhadjir Effendy dan Sekjen Kemdikbud, Didik Suhardi serta Pejabat Pelaksana Kepala Pusat Teknologi Informasi Dan komunikasi Pendidikan, Ari Santoso. Mereka pun terharu dan kelihatan bangga melihat penampilan anak-anak penyandang cacat unjuk kebolehen.

Widyanarko Budi Prihantoro (Koko), pengiring lagu, bersama para guru SLB Negeri 7 Jakarta,

Terlebih, dalam kesempatan itu, mereka juga berkesempatan menunjukkan aksi panggung lain yang tak kalah memukau. Tampak seorang penyandang cacat begitu mahir memainkan alat musik saxophone, melantunkan tembang berjudul “Mama” dan “Indonesia Pusaka” yang membuat hadirin larut dalam suasana hening dan haru.

Menyinggung masalah anak-anak penyandang disabilitas, Menteri Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa kita harus mengembangkan teknologi pembelajaran yang berkaitan dengan anak anak kita yang kebetulan berada dalam zona ketidakberuntungan dibanding anak anak lain. Di Indonesia baru 12% anak penyandang cacat yang tertangani. Salah satu kendalanya adalah keterbatasan alat bantu, termasuk alat bantu dengar. “Kita harus menjernihkan niat untuk membantu mereka,” kata menteri. ***

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *