Connect with us

Feature

Corona, yang Cacat semakin Cacat

Published

on

Jayakarta News – Wabah Corona membuat semua orang jadi cemas, masyarakat gelisah, selalu jaga jarak hingga harus tinggal dirumah. Tak pelak, kondisi ekonomi jadi ikut melemah.

Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap kesehatan dan jiwa manusia, namun juga mempengaruhi kondisi perekonomian masyarakat, terutama para pekerja sektor informal. Dengan kebijakan pemerintah yang mengharuskan masyarakat tinggal di rumah membuat roda perekonomian jadi terganggu.

Sempat saya dihubungi seorang teman yang menanyakan masalah Bantuan Langsung Tunai (BLT). Ia menanyakan apakah di tempat saya sudah ada yang menerima bantuan tersebut? Saya jawab, “Belum, memangnya kenapa?” tanyaku balik. Lalu ia bercerita kondisinya selama wabah corona berlangsung, sudah hampir tiga minggu ia nganggur di rumah karena kegiatan sekolah diliburkan, otomatis kegiatannya sebagai guru juga ikut libur.

“Kepalaku mumet mas, nggak bisa kemana mana, nggak ada pemasukan penghasilan sama sekali,” ujarnya. Namanya Widyanarko Budi Prihantoro, biasa dipanggil Koko, ia adalah penyandang disabilitas yang saat ini tinggal bersama istri dan buah hatinya di Jalan Kemang Buntu RT.02/04 Jatibening Baru, Pondok Gede, Kota Bekasi. Kesehariannya berprofesi sebagai tenaga pengajar honorer di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) Jakarta Timur.

Sebelum adanya wabah, honor yang ia terima bahkan tidak cukup untuk menyewa kontrakan rumah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.  Untuk menambah pemasukan, sesekali ia mengamen di bus antarkota Jakarta – Serang yang mengarah ke tempatnya bekerja. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu, ia gunakan untuk nyanyi di acara hajatan, itu pun tidak selalu ada job.

Panitia pembagian sembako, Mulyono saat menyerahkan bantuan paket sembako kepada salah satu warga penyandang disabilitas di jalan Kemang Buntu. (foto : nanang)
Zulfikar, Sekretaris RT 08/04 saat menyerahkan bantuan paket sembako kepada salah satu warga, 17/04/2020. (foto : nanang)

Di tempat ia tinggal, terdapat sekitar 16 penyandang disabilitas seperti dirinya dengan profesi berbeda-beda. Ada yang berprofesi sebagai tenaga pengajar seperti dirinya, tukang pijat, seniman, bahkan ada yang menjual jasa servis elektronik.

Wabah corona makin menghimpit keseharian mereka. Dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka tidak bisa pergi kemana-mana selain tinggal dirumah. Apalagi dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah dilaksanakan di beberapa wilayah. Ruang gerak mereka makin terbatas. Tidak bisa pergi mengamen, tidak ada orang hajatan, tidak ada yang memanggil jasa pijat. Otomatis, penghasilan mereka seret. Corona, membuat penyandang cacat semakin cacat.

Untuk bertahan hidup, mereka sudah meminta bantuan Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI) dan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI). Namun hingga saat ini belum jelas hasilnya. “Sekarang saya dan teman-teman disabilitas hanya bisa berdoa mudah-mudahan wabah cepat berakhir. Selama menanti wabah berlalu, kami juga berharap perhatian dari pemerintah,” ujar pria asal Magelang ini.

Syahdan, di saat sedang membagi-bagikan bantuan paket sembako ke warga, ada warga yang mengembalikan paket sembakonya,. “Ini sudah saya terima mas, tapi tolong dikasihkan kembali kepada warga yang lebih membutuhkan,” ujarnya. Sontak hati saya langsung teringat mas Koko dan teman-temanya. Lalu saya ambilkan 4 paket sembako dan saya antarkan langsung ke rumahnya.

Sebanyak 40 Paket sembako susulan diperoleh dari warga Perumahan Pesona Jatibening Residence yang juga berlokasi di wilayah RT 08/04, Jatibening Baru, Bekasi. Paket sembako susulan ini untuk mencukupi kekurangan bagi warga yang belum menerima dua hari sebelumnya.

Dengan tambahan 40 paket sembako ini, maka terkumpul 240-an paket sembako dari 20 donatur yang semuanya dari warga RT 08/04. Semua paket sembako telah selesai disalurkan kepada warga masyarakat yang membutuhkan pada tanggal 14 dan 16 April 2020. (nanang)

Continue Reading
Advertisement
1 Comment

1 Comment

  1. Nindhita Yusvantika

    April 18, 2020 at 7:02 pm

    Artikel yang menarik dan bermanfaat. Dosen dari Universitas Airlangga, Indonesia membahas tentang perlunya informasi yang aksesible penyandang disabilitas di tengah wabah COVID-19. Untuk artikel lebih lengkapnya akan saya bagikan link artikel di bawah ini. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
    http://news.unair.ac.id/2020/04/17/di-tengan-covid-19-penyandang-disabilitas-perlu-informasi-yang-aksesible/
    Sekian dan Terima Kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *