Connect with us

Kabar

Menjaring Wisatawan Nusantara Melalui Travel Fair

Published

on

Sekretaris Deputi Pemasaran Kemenparekraf, Nova Arisne (tengah), Muhammad Yaron selaku Kepala Kantor Perwakilan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) Region I Kota Medan, di sebelah kiri dan Ahmad Fauzi Lubis, Wakil Ketua Astindo DPD Sumut di sebelah kanan. (Foto. Monang Sitohang)

MEDAN, JAYAKARTA NEWS— Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi bersama dengan Kementerian Pariwisata, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO), menggelar #DiIndonesiaAja Travel Fair (DIATF) tahun 2024 di Mall Centre Point, Jalan Jawa, No. 8, Kota Medan, 25-27 Oktober 2024.

Pada kesempatan itu, Kadis Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi (Kadisbudparekraf) Sumatera Utara, Zumri Sulthony, mewakili Sekda Provinsi Sumut menyampaikan rasa terima kasih atas terselenggaranya pameran DIATF 2024 kepada seluruh pihak yang terlibat.

Di antaranya, dukungan dari LPS, Perbankan, Astindo, Para Pelaku Usaha Perhotelan, Maskapai Penerbangan dan secara khusus kepada Kemenparekraf RI.

Program bangga berwisata di Indonesia merupakan salah satu program strategis dalam pembangunan 10 destinasi pariwisata prioritas di Sumatera Utara yang tujuannya untuk meningkatkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara. “Dengan adanya Pameran yang saat ini kita laksanakan, kita berharap tahun ini terjadi peningkatan jumlah perjalanan wisata di Sumatera Utara,” ujar Zumri Sulthony.

Sementara, Sekretaris Deputi Pemasaran Kemenparekraf, Nova Arisne mengatakan, sebenarnya ini tahun kedua pihaknya mengadakan travel fair. Inovasinya ada penambahan jumlah kegiatan. Tahun lalu hanya 2 kota, sekarang (2024-red) menjadi 4 kota, di Jakarta, Surabaya, Makassar dan Medan.

Kemenparekraf berharap dengan banyaknya kegiatan travel fair diselenggarakan di beberapa kota, tujuannya ingin menjaring wisatawan nusantara banyak yang berkunjung ke tujuan wisata. “Kami ditargaetkan tinggi oleh pemerintah, yaitu 1,25 sampai 1,5 milyar pergerakan wisatawan nusantara,” jelas Nova Arisne.

Pembukaan #DiIndonesiaAja Travel Fair (DIATF) Medan 2024 di Mall Center Point, Jalan Jawa, No. 8, Kota Medan, Jumat (25/102024). (Foto. Disbudpar Sumut)

Kemenparekraf juga mengundang mitra-mitranya. Untuk di Medan mengundang teman-teman dari Citilink, FF di Club, Desa Wisata Warna-warni dan Efrata Tour.

Nova Arisne mengungkapkan, selaku kementerian atau pemerintah pusat, pada saat mengeluarkan anggaran akan selalu ditanyakan out put dan targetnya, jadi selalu terukur.

Untuk kegiatan itu, pemasaran menggunakan beberapa indikator. Pertama, peningkatan kunjungan ke destinasi wisata lokal. Kedua, menghitung transaksi di acara travel fair tersebut. Dan ketiga, Kemenparekraf akan melakukan survei kepuasaan pengunjung yang akan menjadi evaluasi untuk acara di kota berikutnya.

Selanjutnya, Muhammad Yaron selaku Kepala Kantor Perwakilan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) Region I Kota Medan, mengatakan, pertama yang perlu disampaikan, LPS fungsinya menjamin simpanan nasabah pada Bank. Dan LPS adalah lembaga pemerintah yang dibentuk oleh undang-undang tahun 2004 , salah satu fungsinya menjamin simpanan nasabah pada bank.

“LPS juga berkomitmen untuk terus memajukan pariwisata di Indonesia ini, makanya salah satu bentuk komitmen dibutuhkan dengan mengadakan LPS Travel Fair ini, dan kebetulan di Kota Medan ini baru saja dibuka kantor perwakilan LPS 1, dan mungkin di kota lain akan ada kantor perwakilan lainnya,” ujar Muhammad Yusron.

Kenapa LPS mendukung pariwisata di Indonesia?

Karena LPS juga ingin menggerakkan ekonomi di Indonesia, kita menyadari dengan adanya wisatawan dalam negeri (wisnus) dan luar negeri (mancanegara) yang datang ke tempat wisata, ekonomi di daerah tersebut akan bergerak, perputaran uang terjadi, kemudian uang ini diharapkan akan di tabung di Bank. Hasil-hasil penjualan sovenir, makanan, atau penginapannya, diharapkan uangnya di tabung di Bank.

Lalu siapa yang menjamin simpanan di Bank? Itu adalah LPS.

LPS menjamin simpanan nasabah penyimpan maksimum 2 milyar pernasabah perbank. Dengan kegiatan ini diharapkan LPS dapat mendukung kegiatan pariwisata di Indonesia dan LPS juga memiliki fungsi menjamin atau menjaga stabilitas sistem keuangan di Indonesia dengan kondisi perekonomian yang stabil dan kondusif, maka akan banyak orang melakukan wisata.

Jadi tidak hanya fokus dengan mencari nafkah saja, tapi dengan adanya kondisi ekonomi yang stabil, makanya orang-orang akan berani untuk berwisata.

LPS juga menjaga stabilitas sistem keuangan dengan bekerja sama dengan Otoritas lain, ada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ada Bank Indonesia dan kementerian keuangan, yang tergabung dalam Komitmen Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

“KSSK ini selalu secara rutin melakukan pemantauan kondisi keuangan atau kondisi perekonomian di Indonesia. Untuk memastikan kondisi keuangan selalu stabil, nah dengan ekonomi yang stabil tadi mudah mudahan perekonomian terus bergerak dan masyarakat banyak yang melakukan wisata di Indonesia,” jelas Yusron.

Para tamu #DiIndonesiaAja Travel Fair (DIATF) tahun 2024. (Foto. Monang Sitohang)

Kemudian Orientasi Jasa Keuangan (OJK) juga mendukung perbankan, dan turut mendukung objek wisata ke pemerintah daerah dalam mengembangkan pariwisata nya. Mungkin sekarang banyak mengembangkan pariwisata hijau yang berkelanjutan, diharapkan industri perbankan ikut mendukung dalam memberikan bantuan modal atau pinjaman untuk mengembangkan tempat wisatanya.

Asosiasi Travel Indonesia

Di kesmpatan itu, Ahmad Fauzi Lubis, Wakil Ketua Astindo DPD Sumut saat hadir di acara #DiIndonesiaAja Travel Fair (DIATF) tahun 2024 mengatakan dari kaca mata Astindo (Asosiasi Travel Indonesia) melihat tren perjalanan domestik, mungkin cenderung lambat, terutama perjalanan orang Sumatera.

Terutama Sumatera Utara, lanjut Fauzi, yang letak secara geografis lebih dekat dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, sehingga lebih cenderung berwisata kesana, mungkin karena faktor utamanya adalah harga tiket domestik cenderung lebih mahal.

Sedangkan harga tiket ke negara tetangga cenderung lebih terjangkau, jadi ini harus menjadi perhatian buat kita bersama terutama stakeholder. Apalagi untuk pasar domestik agar lebih memperhatikan masalah Regulasi, Keimigrasian dan kenyamanan berinvestasi.

“Tentunya Astindo sendiri sangat mendukung program pemerintah untuk berwisata DiIndonesiaAja, tapi mungkin harus juga lebih memperhatikan terutama harga tiket domestik, supaya masyarakat bisa berwisata di seluruh Indonesia,” ungkap Fauzi Lubis.

Lanjutnya lagi, masalahnya masih di seputaran tiket, yang banyak dikeluhkan oleh travel agent, karena komponen utama dalam perjalanan adalah tiket, baik itu mau berwisata ataupun berbisnis. Jadi ini hal perlu perhatian kita bersama, Astindo juga pernah melakukan audiensi dengan Kemenhub dan Kemenpar untuk mengatakan tentang harga tiket dan Astindo menunggu kabar baiknya dari pemerintah.

“Karena perjalanan untuk satu pulau ke pulau lainnya membutuhkan tiket pesawat seperti Sumatera ke Bali dan sebaliknya. Jangan sampai orang Sumatera ini lebih suka berwisata ke negara tetangga sementara di Indonesia sendiri lebih indah. Jadi diharapkan program pemerintah berwisata di Indonesia aja direalisaskan dengan harga tiket domestik yang terjangkau.

Pelaksanaan DIATF 2024 telah dilaksanakan terlebih dahulu di Surabaya – Mall Tunjungan Plaza (27-29 September 2024), Kemudian di Jakarta – Mall Puri Indah (4-6 Oktober 2024), kemudian di Medan di Mall Center Point (25-27 Oktober 2024) dan terakhir diselenggarakan di
Makassar – Mall Panakkukang (1-3 November 2024). (Monang Sitohang)

Continue Reading
Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement