Kabar
Ini 4 Arahan Presiden Terkait Mudik 2020
JAYAKARTA NEWS—Presiden
Joko Widodo mengeluarkan empat arahan terkait antisipasi mudik Idul Fitri yang
diperkirakan masih masuk dalam masa tanggap darurat covid-19. Empat arahan tersebut
diambil Presiden mengingat tradisi pulang ke kampung halaman itu juga sangat
berpotensi membuat angka penularan dan penyebaran virus corona semakin
meningkat.
Sebelumnya, Presiden juga mendapat laporan dari beberapa kepala daerah yang
mana telah terjadi percepatan mudik di sejumlah daerah di Pulau Jawa. Angka
tersebut meningkat sejak masa tanggap darurat covid-19 di DKI Jakarta resmi
ditetapkan.
“Sejak penetapan tanggap darurat di DKI Jakarta telah terjadi percepatan arus
mudik terutama dari para pekerja informal di Jabodetabek menuju ke Provinsi
Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan DIY serta ke Jawa Timur,” ujar Presiden.
Demikian dikutip dari laman bnpb.go.id
Adapun empat arahan yang diambil Presiden meliputi:
Pertama, fokus pada pencegahan meluasnya Covid-19 dengan mengurangi atau membatasi
pergerakan orang dari satu tempat ke tempat yang lain.
Kedua, demi keselamatan bersama, pemerintah daerah diminta mengambil
langkah-langkah yang lebih tegas mencegah terjadinya pergerakan orang ke
daerah.
“Saya melihat juga ada imbauan-imbauan dari tokoh-tokoh dan gubernur pada
perantau di Jabodetabek untuk tidak mudik. Dan ini saya minta untuk diteruskan
dan digencarkan lagi, tapi menurut saya juga imbauan-imbauan seperti ini juga
belum cukup. Perlu langkah-langkah yang lebih tegas untuk memutus rantai
penyebaran Covid-19 ini,” kata Presiden.
Kemudian yang ketiga, arus mudik kali ini dipercepat bukan karena faktor
budaya, tetapi memang karena memang terpaksa, yang ada di lapangan banyak
pekerja informal di Jabodetabek terpaksa pulang kampung karena penghasilannya
menurun sangat drastis atau bahkan hilang.
“Tidak ada pendapatan sama sekali akibat diterapkannya kebijakan tanggap
darurat yaitu kerja di rumah, sekolah dari rumah, dan ibadah di rumah,”
ujarnya.
Untuk itu, Presiden minta percepatan program social safety net, jaring pengaman
sosial yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal dan para pekerja
harian maupun program insentif ekonomi bagi usaha mikro, usaha kecil
betul-betul segera dilaksanakan di lapangan.
“Sehingga para pekerja informal, buruh harian, asongan, semuanya bisa memenuhi
kebutuhan dasarnya sehari-hari,” imbuh Presiden.
Arahan yang keempat, adalah bagi warga yang sudah terlanjur mudik, Presiden
minta kepada para Gubernur, Bupati, dan Wali Kota meningkatkan pengawasannya
karena pengawasan di wilayah masing-masing sangat penting sekali.
“Saya sudah menerima laporan dari Gubernur Jawa Tengah, Gubernur DIY, bahwa di
provinsinya sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, baik di desa maupun
di kelurahan bagi para pemudik. Ini juga saya kira inisiatif yang bagus,”
imbuhnya seraya menambahkan agar dilakukan secara terukur.
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengingatkan agar jangan sampai menimbulkan
juga langkah-langkah penyaringan atau screening yang berlebihan bagi pemudik
yang terlanjur pulang kampung.
“Terapkan protokol kesehatan yang baik, sehingga memastikan bahwa kesehatan
para pemudik itu betul-betul memberikan keselamatan bagi warga yang ada di
desa,” katanya.
Sebagai informasi, Presiden menambahkan bahwa selama 8 hari terakhir tercatat
ada 876 armada bus antarprovinsi yang membawa kurang lebih 14.000 penumpang
dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.
“Ini belum dihitung arus mudik dini yang menggunakan transportasi masal lainnya,
misalnya kereta api maupun kapal, dan angkutan udara serta menggunakan mobil
pribadi,” ujar Presiden pada pengantar ratas.***/ebn